How I Ended This Summer
Sobekan tiket bioskop tertanggal 21 Februari 2010 edisi Glasgow Film Festival adalah How I Ended This Summer. Film kedua gue dalam playlist Glasgow Film Festival kali ini, gue pilih khusus karena ketertarikan gue untuk menyelami lebih banyak film-film asal Rusia. Ditambah dengan fakta bahwa film ini akan menjadi film asli Rusia pertama yang gue tonton. Walaupun The Way Back dan Le Concert juga beraroma Rusia, tapi tetap saja bukan karya sineas asal negara dengan demografi terbesar di dunia tersebut.
Berlokasi di sebuah pulau terpencil di Lingkaran Arktik, dua orang mencoba hidup berdampingan dalam kondisi cuaca yang ekstrim dan cukup terisolasi dari dunia luar. Sergei, seorang meteorologis musiman dan Pavel yang baru lulus dari kuliahnya hidup dan bekerja sama di sebuah stasiun penelitian dimana komunikasi dengan dunia luar hanya lewat radio panggil. Suatu hari Pavel menerima pesan penting dan menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya kepada Sergei, dimana ketakutan, kebohongan, dan rasa curiga menambah keruh atmosfer di pulau tersebut.
Dan wow. Gue sadar sudah setahun lebih gue tidak mengikuti festival film sehingga sudah lama gue tidak menikmati film-film "tipe festival" yang non-komersil dan thoughtful. Film ini benar-benar menjadi film yang brilian sebagai pengalaman pertama gue akan film-film asal Rusia. Plot cerita yang cukup sederhana namun sunggih unik, dibungkus dengan sinematografi yang luar biasa indah, drama yang "sepi" namun dapat membuat gue terduduk di ujung kursi bioskop.
Minimnya dialog dan bumbu keterisolasian yang ada dalam film ini tidak serta-merta bisa dibandingkan dengan Cast Away atau Moon. Menurut gue, film ini berdiri sendiri dengan naskah, sinematografi, dan drama-nya sendiri. Dialog yang minim yang terkadang hanya terucap sambil lalu bukan berarti tidak perlu diberi perhatian khusus, beberapa kali gue menemukan diri gue mengais-ngais memori tentang apa-apa saja yang pernah mereka ucapkan beberapa menit yang lalu.
Film ini tahu benar bahwa dialog adalah hal yang terlalu mudah untuk mengggambarkan apa yang sedang terjadi di layar, maka dari itu disuguhkanlah bahasa-bahasa gambar yang brilian dan cerdas. Penonton dipaksa untuk meneliti setiap sudut layar untuk mengumpulkan petunjuk tentang apa yang sedang dan akan terjadi dalam jalan cerita. Semua ini dibantu oleh sinematografi yang tidak biasa dan indah luar biasa. Setiap sudut pulau di Lingkaran Arktik dan stasiun penelitian Pavel & Sergei ditelusuri dengan baik lewat shot-shot gambar yang mengagumkan. Shot-shot panjang namun tricky, yang bisa membelokkan interpretasi anda hanya dalam beberapa detik dalam satu adegan.
Film ini adalah debut akting bagi Grigory Dobygrin sebagai Pavel, namun telah bisa memikat hati penonton. Diceritakan lewat sudut pandang Pavel, gue menemukan diri gue asyik dan seru sendiri untuk mengikuti dan memahami tingkah laku dari Pavel. Aktingnya sebagai anak muda yang baru lulus kuliah, terisolasi dalam satu pulau terpencil dan melakukan apapun - apapun - yang bisa dilakukan untuk membunuh kebosanannya. Belum lagi Sergei Puskepalis sebagai Sergei yang misterius, dingin, namun terkadang perhatian terhadap Pavel. Dengan pengalaman hidup 9 tahun tidak jauh dari lokasi film membuat Sergei menjadi larut terhadap karakter yang diperankan dan alam di sekitarnya.
Bagi anda yang mencari film-film non-mainstream dengan kisah yang unik dan cara penceriteraan yang berbeda, ditambah dengan lokasi film yang menarik, film ini bisa menambah referensi tontonan anda.
Rating?
8 dari 10
Berlokasi di sebuah pulau terpencil di Lingkaran Arktik, dua orang mencoba hidup berdampingan dalam kondisi cuaca yang ekstrim dan cukup terisolasi dari dunia luar. Sergei, seorang meteorologis musiman dan Pavel yang baru lulus dari kuliahnya hidup dan bekerja sama di sebuah stasiun penelitian dimana komunikasi dengan dunia luar hanya lewat radio panggil. Suatu hari Pavel menerima pesan penting dan menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya kepada Sergei, dimana ketakutan, kebohongan, dan rasa curiga menambah keruh atmosfer di pulau tersebut.
Dan wow. Gue sadar sudah setahun lebih gue tidak mengikuti festival film sehingga sudah lama gue tidak menikmati film-film "tipe festival" yang non-komersil dan thoughtful. Film ini benar-benar menjadi film yang brilian sebagai pengalaman pertama gue akan film-film asal Rusia. Plot cerita yang cukup sederhana namun sunggih unik, dibungkus dengan sinematografi yang luar biasa indah, drama yang "sepi" namun dapat membuat gue terduduk di ujung kursi bioskop.
Minimnya dialog dan bumbu keterisolasian yang ada dalam film ini tidak serta-merta bisa dibandingkan dengan Cast Away atau Moon. Menurut gue, film ini berdiri sendiri dengan naskah, sinematografi, dan drama-nya sendiri. Dialog yang minim yang terkadang hanya terucap sambil lalu bukan berarti tidak perlu diberi perhatian khusus, beberapa kali gue menemukan diri gue mengais-ngais memori tentang apa-apa saja yang pernah mereka ucapkan beberapa menit yang lalu.
gambar diambil dari sini |
Film ini adalah debut akting bagi Grigory Dobygrin sebagai Pavel, namun telah bisa memikat hati penonton. Diceritakan lewat sudut pandang Pavel, gue menemukan diri gue asyik dan seru sendiri untuk mengikuti dan memahami tingkah laku dari Pavel. Aktingnya sebagai anak muda yang baru lulus kuliah, terisolasi dalam satu pulau terpencil dan melakukan apapun - apapun - yang bisa dilakukan untuk membunuh kebosanannya. Belum lagi Sergei Puskepalis sebagai Sergei yang misterius, dingin, namun terkadang perhatian terhadap Pavel. Dengan pengalaman hidup 9 tahun tidak jauh dari lokasi film membuat Sergei menjadi larut terhadap karakter yang diperankan dan alam di sekitarnya.
gambar diambil dari sini |
Rating?
8 dari 10
Komentar
Posting Komentar