Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2023

Dungeons & Dragons: Honour Among Thieves - Review

Gambar
Sebagai bukan pemain permainan papan roleplaying Dungeons & Dragons , ternyata gue cukup bisa menikmati dan terhibur dengan adaptasi filmnya. Kocak dan gue ketawa di beberapa adegan! Elemen fantasi dan petualangannya juga dapet banget dengan world building yang meyakinkan. Setiap karakternya dapat porsi perkembangan karakter yang cukup, meski kadang gue suka lupa nama setiap karakter karena nama-namanya susah diingat hahaha. Ini film dua jam 15 menit yang seru dan menyenangkan sih. Cocok banget jadi film escaping dari keseharian dan bisa cepat masuk serta mendalami petualangan yang ada. Jalan ceritanya juga tipikal band of misfits yang bersatu karena kesamaan visi dan misi. Tipikal karakter nggak sempurna mulai dari pencuri, pemarah, nggak percaya diri dan lain sebagainya. Mungkin ini yang membuat kita sebagai penonton bisa cepat relate dan menemukan satu-dua kesamaan dengan karakter yang ada di layar. Gue nggak kebayang sih bagaimana reaksi para pemain D&D nonton film adapta

John Wick Chapter 4 - Review

Gambar
Kalau ada franchise yang setiap sekuelnya makin bagus dan makin matang, maka John Wick ini salah satunya. Kualitasnya benar-benar meningkat dari film pertama sampai keempat. Sampai pada akhirnya di film keempat ini, dengan durasi terpanjang sebanyak 2 jam 49 menit! Jelas jadi standar baru film aksi di kelas dunia! Konon tadinya film keempat ini akan dipecah menjadi dua film, sebelum akhirnya diputuskan untuk dijadikan satu film. Sebuah keputusan yang brilian karena nonton film adu jotos dan adu tembak selama nyaris 3 jam ternyata nggak berasa! Benar-benar seru dan menegangkan. Setiap adegan aksi dibuat selama mungkin yang menjadikan penonton akan dengan puas menikmati setiap fight choreography yang luar biasa cantik dan keren. Segi cerita pun sangat sangat apik. Bukan tipikal film aksi di mana drama yang ada hanya tempelan, tapi kisah yang ada di Chapter 4 ini tetap jadi pondasi utama dan signifikan terhadap keseluruhan film. Perkembangan karakter yang ada juga sangat terasa, menjadika

Shazam Fury of the Gods - Review

Gambar
Harus gue akui, Shazam kedua ini jauh lebih baik daripada film pertamanya. Ceritanya lebih gemuk dan bisa ngasih porsi ke semua pemeran pendukungnya. Porsi cerita bahkan sempat ngasih perkembangan karakter ke tokoh antagonis! Tentunya ada perkembangan karakter yang signifikan pada Billy Batson. Tapi semua ini punya konsekuensi pada durasi film yang membengkak ke 2 jam 10 menit. Kalau belum nonton atau bahkan lupa sama film pertamanya apakah bisa menikmati Shazam! Fury of the Gods ini? Jujur gue sendiri pun lupa dengan film pertamanya, yang gue inget hanya Billy Batson dapat kekuatan dewa dari penyihir, dan bisa jadi pahlawan super dengan ngucapin mantra. Tapi gue masih bisa menikmati film keduanya dengan baik. Rasanya ini udah jadi standar baru Hollywood dalam membuat film sekuel ya, dengan nggak mengasingkan penonton yang nggak ngikutin franchise-nya. Tapi jadinya kesinambungan cerita itu dimasukkan sebagai easter eggs. Apakah Shazam! Fury of the Gods merupakan film pahlawan super ya

The Last of Us - Series Review

Gambar
Dua bulan sudah kita mengikuti 9 episode dari serial yang diadaptasi dari game terkenal ini. Setiap hari Senin seolah-olah dunia bersatu buat nonton, kemudian menumpahkan emosi ke media sosial. HBO Max / Go berhasil mengingatkan kita semua serunya mengikuti tontonan seminggu sekali, nonton bareng banyak orang satu episode setiap seminggu sekali. Ini jelas tamparan besar buat platform lainnya yang hobi menaruh semua episode sekaligus dalam satu hari, di mana kecepatan menonton setiap orang pasti berbeda antara satu dengan yang lain. Gue bisa bilang bahwa The Last of Us adalah salah satu serial terbaik tahun ini. Alasannya sederhana saja, karena setiap 9 episode sama rata bagus dan matangnya. Nggak ada yang menonjol, nggak ada juga yang minus dari yang lainnya. Beberapa orang mungkin menilai ada satu-dua episode yang nggak penting dan berasa sebagai filler episode aja. Tapi menurut gue, episode 3 tentang Frank dan Bill dan episode 7 tentang masa lalu Ellie itu sangat penting untuk memaha

Virgo and the Sparklings - Review

Gambar
Film ketiga dari Bumilangit Cinematic Universe ini kok hype-nya berasa paling rendah di antara Gundala dan Sri Asih ya. Apalagi kayaknya perolehan tiket penontonnya jadi yang paling rendah. Semoga dengan hasil yang paling rendah ini nggak menghentikan proyek semesta Bumilangit ya. Meski gue sendiri juga nggak terlalu menikmati Virgo & The Sparklings ini karena rasanya memang bukan gue target marketnya. Di Sri Asih gue komplen tentang filmnya yang terlalu serius sehingga mengalienasi potensi penonton remaja perempuan. Ternyata memang ada Virgo & The Sparklings yang untuk menjaring penonton remaja perempuan, dan rasanya pun berhasil. Tapi jadinya nggak bisa ditonton oleh semua umur dan kalangan. Nonton ini tuh gue sama sekali nggak relate, dan jadi kaya nonton film-film remaja SMA Indonesia kebanyakan - meski kali ini ada unsur pahlawan super. Banyak banget dialog di film ini yang gue nggak bisa denger mereka ngomong apa, karena banyak teriak-teriak dan artikulasinya jadi beranta

Suzume - Review

Gambar
Setelah Your Name (2016) dan Weathering With You (2019), suhu anime Makoto Shinkai kembali lagi dengan karya terbarunya, Suzume (2023). Kalau Weathering With You gue agak kurang gimana gitu ya, tapi Suzume ini jelas jauh lebih baik - meski gue masih lebih suka Your Name. Jadi jelas ya posisinya, rasanya sulit untuk mengungguli fenomena Your Name yang jadi debut Makoto Shinkai. Yang gue suka dari Suzume ini adalah ide ceritanya bergerak dari kejadian nyata kemudian dibumbui elemen fantasi yang ciamik dan dramatis. Ceritanya memang berlandaskan Jepang yang sering diguncang gempa bumi dan tsunami, yang jelas memakan banyak korban jiwa dan meninggalkan jejak trauma mendalam bagi para penyintas dan keluarga korban. Hal ini dieksplorasi lebih dalam lewat kisah fantasi adanya cacing yang menghuni alam lain dan lepas lewat pintu bencana di seantero Jepang. Lewat Suzume kita belajar betapa traumatisnya kehilangan seseorang yang dicintai lewat terjadinya bencana, yang tidak bisa diprediksi seb

Creed III - Review

Gambar
Film ketiga (dan semoga terakhir) dari spin-off franchise Rocky, yang kali ini jadi debut sutradara dari pemeran utama Michael B. Jordan. Film ini juga menandakan pertama kalinya Sylvester Stallone tidak terlibat dalam spin-off franchise Rocky Balboa. Menariknya, kali ini Michael B. Jordan akan berhadapan dengan Jonathan Majors, yang baru saja jadi karakter antagonis di Marvel Cinematic Universe. Sebenarnya Creed III ini punya cerita yang menarik. Bercerita tentang Adonis Creed yang bertemu sahabat di masa kecilnya, Damian yang memendam amarah dan balas dendam. Apalagi Damian ini punya postur tubuh yang jauh lebih besar dan punya teknik tinju yang unik. Ini jelas jadi lawan yang berat dan membuat penonton merasa bahwa Adonis bisa saja kalah. Tapi ya tipikal film olahraga seperti ini, pasti kita sudah tahu hasil akhirnya. Bahwa sebagaimana pun sulitnya dan securang apapun lawannya, pasti karakter utama kita akan menang kan. Setidaknya ini yang jadi bantalan gue ketika nonton Creed III b