Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Mother - Netflix Review

Gambar
Gue inget di periode akhir 2019 kita diberkahi oleh dua film tentang ibu dari Barat dan Timur; Tully dan Kim Ji-Young 2918 yang dua-duanya gue puja mati-matian. Kini di periode yang sama di tahun 2020 yang penuh musibah ini, lagi-lagi kita diberkahi dengan dua film tentang ibu dari barat dan timur. Tapi! Di spektrum yang kebalikannya - in a good way of course; Hillbilly Elegy dan Mother. Iya, dua film tersebut sama-sama menceritakan tentang ibu yang toxic dan dampak psikologis pada anaknya. Tapi sori banget nih buat Ron Howard, Glenn Close, Amy Adams, dan Freide Pinto. Kalian harus memberi jalan pada film karya sutradara dan penulis naskah Tatsushi Ohmori ini, yang bersinar jauh lebih gelap dan kelam ketimbang nama-nama besar yang digadang-gadang masuk nominasi Oscar itu. Mother ini dark banget dan lebih pahit daripada Shoplifters-nya Hirokazu Koreeda. Selesai nonton berhasil membuat mood riang gembira gue jadi kacau dan super kalut karena ultra gemes dengan apa yang terjadi di layar.

Hillbilly Elegy - Netflix Review

Gambar
Nggak munafik; Amy Adams + Glenn Close + Ron Howard yang bikin gue tertarik nonton film yang berdasarkan novel autobiografi ini. Hillbilly Elegy tergolong film "susah" buat ditonton sih, bukan cuma karena tentang drama keluarga working class di US yang kurang related sama kita penonton Indonesia. Tetapi juga karena karakter ibu (dan nenek) yang sama sekali nggak bikin gue simpatik.  Bisa dibilang, ini termasuk gambaran keluarga yang toxic sih - terutama dari ibu yang menurun dari sang nenek. Kekerasan verbal, kekerasan fisik, gaslighting, sampai drug abuse jadi lingkaran setan di keluarga ini. Tapi dilema sang anak adalah betapa jahatnya ibu kandung, dia tetap ibunya sendiri. Yaaa kalau ada pesan makna yang bisa gue ambil, meski turunan dan kebiasaan, pilihan mau jadi orang seperti apa ada di tangan kita sendiri. ---------------------------------------------------------- review film hillbilly elegy review hillbilly elegy hillbilly elegy movie review hillbilly eleg

Younger - Series Review

Gambar
Bagaimana rasanya jika kamu yang sudah berusia empat puluh tahun kemudian mengaku umur dua puluh lima? Mungkin hal itu cukup wajar dan banyak dilakukan oleh orang-orang di sekitar kita. Tapi bagaimana jika pengakuan itu malah dipercaya oleh orang lain, dan kamu jadi bisa dapat pekerjaan yang ada batas usianya? Ditambah lagi jika kamu berkenalan dengan lawan jenis di tempat umum, dan dia percaya dengan tipuan umurmu? Untuk kemudian malah hubungannya berlanjut menjadi sedikit serius? Wah hal ini menarik untuk di eksplorasi ya! Kurang lebih itu adalah premis awal dari series Younger , yang dibintangi oleh Sutton Foster dan Hilary Duff. Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Pamela Redmond Satran ini fokus pada karakter ibu berumur 40, Liza Miller, yang awalnya berbohong soal usianya demi mendapatkan pekerjaan impiannya di penerbit buku. Pekerjaan tersebut memang dia dapatkan, dan lucunya malah dirinya bisa memberikan performa jauh lebih baik dari rekan-rekan kerja “seumura

The Life Ahead - Netflix Review

Gambar
Nonton ini membuat gue teringat masa-masa gue maraton film di Europe on Screen. Kalau nonton ramai-ramai di satu tempat itu kan enak ya minim distraksi dan bisa tetap fokus ke layar. Lha ini nonton di rumah dengan smartphone dalam jangkauan tangan, belum lagi kalau truk sampah lewat depan rumah. Ditambah filmnya model sunyi dan minim dialog seperti ini. Jujur gue sih cukup sulit untuk bisa tetap fokus terhadap apa yang sedang terjadi di layar. Padahal ceritanya lumayan menarik untuk diikuti, tentang persahabatan dan hubungan yang unik antara dua manusia yang sama-sama memiliki luka masa lalu. Ditambah lagi diperankan dengan sangat apik di masing-masing karakter utama. Dihiasi dengan keindahan kota Italia yang eksotis. Menonton ini setelah sekian lama binge watching The Crown seperti menyadarkan gue bahwa Eropa tidak serta merta gemerlap istana dan diisi orang-orang privilese. ---------------------------------------------------------- review film the life ahead review the li

Peninsula - Review

Gambar
Delapan bulan terakhir ini kalo nonton film cuma di rumah pakai layar tv dan speaker di depan. Akhirnya balik nonton di bioskop and men... ....beneran ga ada yang ngalahin sensasinya bioskop. Ya entah gue norak atau gimana ya. Tapi denger speaker kiri kanan dan belakang itu beneran bikin tambah tense. Nonton Peninsula, berasa dikelilingi zombie beneran! Iya gue berhasil nahan diri ga nonton Peninsula donlotan di 3 bulan terakhir. Nonton legal aja ya gaes, bantu para pekerja bioskop yang udah pada happy bisa kerja lagi dan menemukan makna hidup kembali. Filmnya sendiri gue suka kok! Nggak sejelek yang dibilang orang-orang. Trus come oooon cuma masalah CGI langsung dicap jelek gitu ya gak lah. Buat gue sih maklum aja soal CGI, karena ceritanya sendiri cukup believable di kategori zombie apocalypse. Mirip banget sama 28 Days Later karena ada unsur militernya, dan cukup meyakinkan.  Keluhan gue cuma drama khas Korea pake acara slow-mo itu aja sih, yang kalau itu dihilangin pasti akan lebih