Mother - Netflix Review


Gue inget di periode akhir 2019 kita diberkahi oleh dua film tentang ibu dari Barat dan Timur; Tully dan Kim Ji-Young 2918 yang dua-duanya gue puja mati-matian. Kini di periode yang sama di tahun 2020 yang penuh musibah ini, lagi-lagi kita diberkahi dengan dua film tentang ibu dari barat dan timur. Tapi!

Di spektrum yang kebalikannya - in a good way of course; Hillbilly Elegy dan Mother. Iya, dua film tersebut sama-sama menceritakan tentang ibu yang toxic dan dampak psikologis pada anaknya.

Tapi sori banget nih buat Ron Howard, Glenn Close, Amy Adams, dan Freide Pinto. Kalian harus memberi jalan pada film karya sutradara dan penulis naskah Tatsushi Ohmori ini, yang bersinar jauh lebih gelap dan kelam ketimbang nama-nama besar yang digadang-gadang masuk nominasi Oscar itu.

Mother ini dark banget dan lebih pahit daripada Shoplifters-nya Hirokazu Koreeda. Selesai nonton berhasil membuat mood riang gembira gue jadi kacau dan super kalut karena ultra gemes dengan apa yang terjadi di layar. Jadi saran gue, bagi kalian yang ingin menjalani weekend dengan tenang dan bahagia, simpan film ini dulu sampai mood kalian udah lumayan down. Biar bisa ambyar bareng gitu.


Buat kalian yang merasa punya sumbu pendek, jauhilah remote atau handphone dari jangkauan tangan. Kasihan barang-barang anda kalau tetiba impulsif ngelempar ke layar tv karena saking keselnya dengan karakter ibu yang diperankan dengan sangat ngehek oleh Masami Nagasawa. Sebenernya cakep buanget sih Akiko ini sebagai ibu muda, tapi kelakukannya aja yang seringkali minus mentok. 

Belum lagi berbagai keputusan hidupnya yang diambil selalu berakibat buruk bagi dirinya sendiri dan kedua anaknya. Mulai dari ngelus dada sampai maki-maki ke layar TV ga membuat si Akiko ini berhenti untuk menjadikan anaknya sebagai alat untuk mendapatkan uang dan laki-laki. Ditambah si anak Shuhei nurut aja demi cintanya kepada ibunya.

Saking gelap dan kelamnya, lamban dan sunyinya film ini turut meningkatkan atmosfer amburadul dan berantakan dalam pengalaman menonton di rumah. Satu hal yang gue sangat suka dari tipikal film Jepang yang ke-Eropa-Eropa-an adalah sutradara Tatsushi Ohmori banyak menggunakan shot panjang tanpa putus terhadap karakternya yang terdiam menahan segala asa dan rasa. 

Cara ini seakan memaksa penonton untuk mengobservasi sekaligus merasai rasa yang sedang dialami oleh karakter yang ada di layar. Cara yang sangat signifikan untuk membuat gue semakin kesal dan gemes, karena berkali-kali gue nggak habis pikir kenapa para karakter ini membuang logika dan meninggikan rasa atas nama cinta.





----------------------------------------------------------
review film mother
review mother
mother movie review
mother film review
resensi film mother
resensi mother
ulasan mother
ulasan film mother
sinopsis film mother
sinopsis mother
cerita mother
jalan cerita mother

Komentar

  1. Halo kak, review kakak sangat bagus sekali dan mampu menggambarkan emosi-emosi yang terasa dalam film Mother. Film ini juga menurut saya cukup menguras emosi terutama terkait toxic parenting yang dilakukan oleh sang ibu pada Shuhei.

    Terkait hal tersebut, kebetulan saat ini saya sedang melakukan penelitian terkait toxic parenting yang ada pada film Mother. Melihat review kakak, saya tertarik untuk bertanya lebih jauh pendapat kakak terkait film ini.

    Apakah kira-kira kakak bersedia membantu penelitian saya sebagai informan terkait film ini?


    Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan semoga sukses selalu untuk blognya :)

    BalasHapus

Posting Komentar