Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Qodrat - Review

Gambar
Akhirnya sutradara dan penulis naskah Charles Gozali terjun juga ke genre horor, setelah enam film sebelumnya bergerak di ranah drama dan ada Juara (2016) yang bergenre aksi. Sejak Gala Premiere, gue udah perhatiin di linimasa banyak pujian dan ulasan positif. Meski banyak juga yang keliatan buzzer dengan brief yang mirip kaya harus nyebut "Constantine", "The Exorcist", dan "Iko Uwais". Tapi gue percaya kalau content speaks for itself .  Ternyata kepercayaan gue benar adanya. Qodrat adalah salah satu film horor Indonesia terbaik di tahun ini, sekaligus jadi suguhan horor yang paling segar. Sampai akhir Oktober 2022 ini - apalagi bulan Halloween - pasti ada satu-dua film Indonesia bergenre horor yang rilis setiap minggunya. Oversaturated meski paham bahwa genre horor adalah selera nusantara alias pasti laku di pasaran. Nah Qodrat bisa berdiri tegak tampil beda dan sederhana. Kisahnya simpel dan rasanya mengembalikan khazanah horor Indonesia klasik di mana p

Perempuan Bergaun Merah - Review

Gambar
Perempuan Bergaun Merah adalah sempalan (spin-off) dari salah satu karakter hantu dalam franchise Sebelum Iblis Menjemput. Jangan tanya ke gue ini hantu yang mana karena gue sendiri pun juga lupa. Timo Tjahjanto yang sebelumnya menyutradarai Sebelum Iblis Menjemput (2018) dan Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 (2020), kali ini duduk di kursi produser. Kursi sutradara pun diserahkan ke William Chandra (Sekte, 2019). William Chandra mengawali karir sutradara di film-film pendek independen, yang entah kenapa pas masuk film panjang malah dapet horor terus. Berat memang industri film Indonesia. Anyway! Perempuan Bergaun Merah - yang naskahnya ditulis juga oleh William Chandra - pengen banget jadi film yang menyuarakan kekerasan seksual terhadap perempuan. Sebuah isu yang lagi hangat di tanah air, apalagi sudah banyak film yang mengangkat tema ini. Tapi sayangnya ini malah memundurkan khazanah film horor Indonesia 30 tahun ke belakang - tepatnya di era Suzzanna. Perempuan ditempatkan sebagai kar

Black Adam - Review

Gambar
Yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. DC Universe sukses ngegandeng The Rock untuk jadi karakter anti-hero yang langsung dapet film solo; Black Adam. Ya bisa dibilang kalau dunia DC kayaknya lebih sukses karakter anti-hero ya ketimbang heronya sendiri, mulai dari Suicide Squad, Joker, sampai Black Adam ini. Anyway, karakter Black Adam ini punya kekuatan yang sama dengan Shazam. Sama-sama harus bilang "shazam!" untuk dapetin dan ngelepasin kekuatannya. Kesan pertama gue nonton Black Adam: berisik! Buset berisik banget dah. Entah volume di bioskopnya yang kegedan, atau sound mixing di film ini yang main timpa semua suara yang ada. Scoring dan efek suaranya berlomba buat jadi yang paling keras. Hasilnya nggak enak di telinga. Sayang banget padahal pilihan lagunya udah oke. Ceritanya sendiri termasuk biasa saja. Masih dalam formula origin story dan pesan repetitif "pahlawan atau bukan ditentukan dari tindakan, bukan label". Beneran deh repetitif banget karena dialog

Inang - Review

Gambar
Inang surprisingly good! Wah ini jadi film yang segar banget sih, khususnya untuk skena horor di Indonesia. Ternyata bisa loh film horor Indonesia sukses bikin merinding dan kaget nggak pake hantu-hantuan, setan-setanan, atau monster-monsteran. Cukup pakai mitologi budaya lokal Indonesia aja, jadi deh Midsommar versi kearifan lokal. Dalam hal ini, Inang pakai mitologi Jawa yang bernama Rabu Wekasan.  Dalam budaya Islam Jawa, Rabu Wekasan ini jatuh di rabu terakhir di bulan Safar dan dipercaya membawa kesialan. Makanya di hari Rabu Wekasan ini banyak orang dilarang keluar rumah karena bisa tertimpa sial. Dalam film Inang, digambarkan orang yang lahir di Rabu Wekasan ini akan tertimpa sial selama hidupnya jadi mesti diruwat atau diadakan ritual tolak bala. Kalau nggak salah, ini adalah film horor pertama dari sutradara Fajar Nugros. Film debut pula untuk penulis naskah Deo Mahameru. Di dua departemen inilah yang jadi pondasi dan kekuatan utama Inang yang berhasil jadi film horor yang atm

Don't Worry Darling - Review

Gambar
Pretentious banget sih ini film! Hahaha kesel banget gue nontonnya. Padahal di atas kertas film ini punya segudang potensi loh. Ada Olivia Wilde di kursi sutradara yang udah terbukti banget lewat Booksmart (2019). Ada Florence Pugh juga yang lagi naik daun dan emang juara banget aktingnya. Ada pula Harry Styles yang makin ke sini dapet porsi makin banyak. Ada Chris Pine pula. Ceritanya sih gue suka ya, premisnya menarik. Jelas ngomongin kesetaraan gender dan maskulinitas toksik. Keren sih idenya dan lagi-lagi nunjukkin betapa toksiknya laki-laki apalagi kalau pengangguran. Ada unsur fiksi ilmiah pula, meski di bagian ini gue ngebayangin hal yang lebih keren lagi tapi ternyata twist-nya gitu doang.  Tapi eksekusinya repetitif sih menurut gue. Kaya di tiga perempat film tuh muter-muter aja di situ. Setelah konfliknya muncul pun nggak langsung usaha diselesaikan tapi masih ragu-ragu ragu-ragu keburu jadi sekuel. Pada akhirnya klimaksnya jadi buru-buru dan jadilah gitu doang. Sayang banget

The Woman King - Review

Gambar
The Woman King adalah salah satu film yang gue tunggu-tunggu. Bukan cuma Viola Davis yang jadi pemeran utamanya, tapi premis filmnya sangat sangat menarik! Tentang suku Dahomey di Afrika Barat di tahun 1823 yang punya pasukan elit yang semuanya perempuan. Gokil gak tuh! Selama ini kan kita sering denger mitos tentang perempuan Amazon, nah ini ternyata ada dan tercatat dalam buku sejarah - bukan hanya pasukan perempuan tapi pasukan perempuan berkulit hitam! Filmnya sendiri seru banget dan penuh daging! Dalam artian banyak pesan dan makna yang terkandung beberapa lapis, tentunya disamping visual yang ciamik, adegan aksi yang seru banget, cerita yang matang, dan akting yang sekelas Oscar. Gila sih Viola Davis, nggak ada obat aktingnya. Jadi jenderal pasukan elite tapi juga sebagai wanita yang punya hati dan perasaan. Range emosinya luar biasa lebar dan semuanya diekspresikan dengan sangat meyakinkan. Gue suka banget sih sama pesan dan makna berlapis yang ada di The Woman King. Pesan utama

Smile - Review

Gambar
Trailernya sangat mencekam sekali. Apalagi setelah baca banyak ulasan di linimasa, hampir semuanya kompak bernada positif. Sepertinya premis film ini berangkat dari kecemasan banyak orang dan belum pernah diangkat dalam film horor; orang senyum menyeramkan. Kemudian premis dasar itu direnggangkan sedemikian rupa menjadi film horor penuh darah dan daging. Ternyata film panjang Smile merupakan adaptasi dari film pendek Laura Hasn't Sleep karya sutradara dan penulis naskah yang sama; Parker Finn. Sebagai debut film panjang, sepertinya Hollywood nggak kekurangan talenta filmmaker horor karena regenerasinya berjalan lancar. Sepertinya film panjangnya mengambil sudut pandang yang berbeda dan terjun langsung ke ranah horor yang menyeramkan. Smile adalah tipikal film horor yang creepy. Seremnya bukan langsung di depan mata dengan jump scare, tapi merambat pelan-pelan dari belakang kepala sampai bulu kuduk berdiri. Parker Finn jelas punya kesabaran berlebih untuk nggak buru-buru ngasih keju