Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Ad Astra - Review

Gambar
I love Ad Astra for its life lessons about passion, obsession, loneliness, and mental health awareness.  Gue selalu punya hati tersendiri sama film-film luar angkasa. Terlebih lagi karena Hollywood selalu memperlakukan film luar angkasa sebagai film yang melankolis dan sentimentil . Eksplorasi ke luar angkasa yang jauh sekedar metafora terhadap eksplorasi yang sebenarnya; pencarian jati diri. Coba perhatiin mulai dari Sunshine, Gravity,  Moon, sampai Interstellar. Nggak ketinggalan Ad Astra, yang dijual dengan hubungan anak-ayah, tapi ternyata malah menyasar ke isu kesehatan mental,   passion dalam pekerjaan, dan kesendirian.  Nanti di bawah gue bahas lebih dalam ya.  Di kulit luarnya, harus gue akui Ad Astra cukup sulit untuk dinikmati - apalagi buat mereka yang nyari hiburan semata. Filmnya lamban dan sunyi . Iya jauh lebih lamban dan First Man dan jauh lebih sunyi dari Gravity . Adegan serunya cuma di setengah pertama, untuk kemudian setengah kedua lebih ke drama pol. Sunyi