Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Downsizing - Review

Gambar
"Meski sempat tanpa arah di tengah film, Downsizing ternyata membawa pesan yang sederhana tentang pilihan menyelamatkan manusia" Paul Safranek yang merasa tidak puas dengan hidupnya, tertarik dengan prosedur " downsizing "; pengecilan tingkat seluler yang membuat manusia jadi sekecil 12 cm. Prosedur ini dikatakan memiliki banyak keuntungan, mulai dari menyelamatkan planet hingga mengkonversi uang menjadi berkali-kali lipat lebih banyak. Namun hidup Paul sebagai manusia kecil mulai mendapatkan maknanya ketika dia bertemu dengan teman-teman barunya. Setelah Sideways (2004), The Descendants (2011), dan Nebraska (2013) yang sederhana dan dekat dengan keseharian namun mengenai, sutradara dan penulis naskah Alexander Payne mencoba dengan imajinasi liar nan segar lewat Downsizing . Harus kita akui bahwa ide cerita Downsizing ini begitu segar dan sangat menggoda rasa penasaran. Naskah asli karya Alexander Payne dan Jim Taylor ini juga sangat detil dan memikirkan hal

Maze Runner: The Death Cure - Review

Gambar
"Sekuel ketiga yang jauh lebih seru dan mengasyikkan dari sekuel kedua, sekaligus menjadi penutup yang pahit di trilogi Maze Runner" Di babak akhir dari saga The Maze Runner, Thomas memimpin kelompoknya untuk menyelamatkan teman-temannya dari tahanan WCKD, terutama Minho. Mereka pun harus memasukki kota terakhir di bumi yang dijadikan laboratorium terkontrol dengan jagaan ketat dari WCKD. Sementara di dalam lab, Teresa dan WCKD diburu waktu untuk menemukan serum yang dapat menjinakkan virus yang kini telah bermutasi menjadi lebih mematikan dari sebelumnya. Seperti trilogi kebanyakan, yang ketiga sekaligus penutup jauh lebih baik daripada sekuel kedua. Tidak terkecuali trilogi Maze Runner ini, yang dibuka dengan sekuel pertama dengan jalan cerita yang sangat segar dan menarik. Kemudian di sekuel keduanya Scorch Trials , dunia Maze Runner bertambah luas namun seakan kehilangan arah. Beruntung trilogi ini ditutup oleh  The Death Cure  yang menghibur, seru dan mengasyikkan,

All the Money in the World - Review

Gambar
"Film yang menjadi panggung akting terbaik, namun cukup sulit untuk menyelami kisah yang ada di dalamnya" Film ini bercerita tentang dramatisasi kisah nyata dari drama penculikan John Paul Getty III, cucu dari biliuner terkaya di dunia Jean Paul Getty tahun 1973 di Italia. Kisah film pun berjalan seputar karakter sang ibu, Gail, yang berusaha sedemikian cara untuk membebaskan anaknya dari tebusan 17 juta dolar. Namun dengan segala uang yang dimiliki oleh sang kakek yang pelit, ternyata membayar uang tebusan tidak semudah itu. Tarik ulur antara nilai uang dan nilai nyawa pun menjadi sangat dilematis dan menegangkan. Film All the Money in the World menjadi terangkat karena kabar digantinya Kevin Spacey oleh Christopher Plummer sebagai biliuner J.P. Getty. Yang menjadi heboh adalah keputusan pergantian besar-besaran ini muncul setelah tuduhan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Spacey, di saat film nyaris selesai syuting. Dua puluh dua adegan pun harus disyuting ulang,

Darkest Hour - Review

Gambar
"Drama biografi tentang Winston Churchill yang sangat menarik berkat penampilan brilian dari Gary Oldman" Di tengah serangan Nazi Jerman di benua Eropa tahun 1940, Inggris Raya mengganti Perdana Menterinya, Neville Chamberlain, karena ketidakpercayaan publik akan kepemimpinannya dalam masa perang yang sudah di depan mata. Winston Churchill pun dipilih menjadi Perdana Menteri, dan langsung menghadapi masa-masa yang paling berat yang menentukan masa depan Inggris Raya. Serbuan Nazi Jerman yang di depan mata di pulau Inggris Raya, Churchill dihadapkan pada dilema besar antara negosiasi damai dengan Hitler atau menyatakan perang terbuka. Belum lagi tekanan bertubi-tubi dari partainya sendiri, rakyat, hingga raja George VI. Di antara dua film biografi tentang PM Inggris Raya yang terkenal karena ketegasannya dalam masa Perang Dunia II, tampaknya Darkest Hour karya sutradara Joe Wright yang berkibar. Satu lagi yang berjudul Churchill (2017) tampaknya harus gigit jari karena

Along with the Gods: The Two Worlds - Review

Gambar
"Film tentang pengadilan alam baka tidak pernah sekocak sekaligus semenyentuh hati seperti ini" Setelah meninggal karena menyelamatkan korban kebakaran, seorang pemadam kebakaran harus menghadapi pengadilan di alam baka. Ditemani oleh tiga malaikat penjemput ajal, Ja-Hong harus menyelesaikan 7 pengadilan dalam waktu 49 hari. Jika dia dinyatakan tidak bersalah dalam tujuh pengadilan tersebut, maka Ja-Hong berhak untuk reinkarnasi ke kehidupan selanjutnya. Dengan ketidaktahuan gue akan konsep kehidupan setelah kematian dalam penganut agama Buddha di Korea, ternyata gue sangat menikmati film ini. Jalan ceritanya terbilang sangat mudah untuk diikuti, dengan bagaimana tiga malaikat yang ada memberi penjelasan dan fakta yang sangat menarik - yang membuat gue penasaran akan akurasinya terhadap ajaran agama Buddha. Belum lagi dengan selipan komedi yang tersebar di sepanjang film, yang membuat film tentang alam baka ini menjadi jauh lebih ringan dan kelewat kocak.

The Killing of a Sacred Deer - Review

Gambar
"Meski tidak seabsurd The Lobster, film ini masih menjadi karya seni yang sangat artistik lewat alegori dan kritik sosialnya yang kental" Steven Murphy adalah ahli bedah jantung terbaik, yang semakin hari semakin tidak bisa lepas dari seorang remaja yang mengikutinya ke mana pun. Martin, remaja tersebut, akhirnya masuk dan berkenalan dengan keluarga Steven; sang istri dan kedua anaknya. Perilaku Martin yang semakin lama semakin mencurigakan, ternyata membawa dilema besar bagi Steven. Masa lalu pun terungkap, dan konsekuensi atas tindakan Steven pada masa itu harus dibayar dengan sangat mahal. Setelah The Lobster (2015) dengan jalan ceritanya yang absurd dan kental dengan kritik sosial, gue mulai mengikuti jejak sutradara dan penulis naskah asal Yunani ini; Yorgos Lanthimos. Film terbarunya ini ternyata sama absurdnya, meski dalam takaran pengisahan yang lebih ringan dan mudah untuk dipahami. Kritiknya pada masyarakat modern kali ini bertema keadilan dan konsekuensi pah