Darkest Hour - Review

"Drama biografi tentang Winston Churchill yang sangat menarik berkat penampilan brilian dari Gary Oldman"

Di tengah serangan Nazi Jerman di benua Eropa tahun 1940, Inggris Raya mengganti Perdana Menterinya, Neville Chamberlain, karena ketidakpercayaan publik akan kepemimpinannya dalam masa perang yang sudah di depan mata. Winston Churchill pun dipilih menjadi Perdana Menteri, dan langsung menghadapi masa-masa yang paling berat yang menentukan masa depan Inggris Raya. Serbuan Nazi Jerman yang di depan mata di pulau Inggris Raya, Churchill dihadapkan pada dilema besar antara negosiasi damai dengan Hitler atau menyatakan perang terbuka. Belum lagi tekanan bertubi-tubi dari partainya sendiri, rakyat, hingga raja George VI.

Di antara dua film biografi tentang PM Inggris Raya yang terkenal karena ketegasannya dalam masa Perang Dunia II, tampaknya Darkest Hour karya sutradara Joe Wright yang berkibar. Satu lagi yang berjudul Churchill (2017) tampaknya harus gigit jari karena tenggelam oleh hingar bingar Gary Oldman, meski filmnya rilis lebih dulu di tahun yang sama. Memang Darkest Hour seakan menjadi kendaraannya Gary Oldman untuk meraih piala Oscar di kategori Aktor Terbaik, karena 125 menit film ini fokus pada perkembangan karakter seorang Winston Churchill.



Piala Golden Globe itu memang layak diberikan pada Gary Oldman, karena sepanjang film ini gue sama sekali tidak melihat wajah maupun karakter dari aktor kawakan tersebut. Kemiripannya dengan Winston Churchill luar biasa meyakinkan, baik dari segi makeup, gaya bicara hingga gaya berjalan. Apalagi dalam film yang memang bercerita seputar gerak-geriknya dalam hari-hari pertamanya sebagai Perdana Menteri yang mendapat tugas berat, Gary Oldman jelas berhasil menggerakkan film ini sesuai tempo karakternya. Mulai dari pasrah nyaris putus asa, penuh ide, hingga detik-detik menegangkan.

Filmnya sendiri jauh dari kata membosankan, meski tidak ada satupun adegan aksi atau bahkan adegan luar ruangan yang menggambarkan kondisi perang yang di ujung tanduk. Nyaris 90% film berada di dalam ruangan menceritakan bolak-baliknya Winston Churchill dari rumahnya ke tempat kerja di Kabinet Perang. Memang kisahnya hanya fokus pada dilema besar bagaiman menghadapi serangan Nazi Jerman yang sudah di depan pintu. Tetapi kisah ini dibawakan dengan apik dan menegangkan, sekali lagi, jelas akan terasa sangat berbeda jika tidak dibawakan oleh Gary Oldman.







UK | 2017 | Drama / Biography | 125 mins | Scope Aspect Ratio 1.85 : 1

- sobekan tiket bioskop tanggal 11 Januari 2018 -

Won for Best Actor (Gary Oldman), Academy Awards, 2018.
Won for Best Actor (Gary Oldman), Golden Globe Awards, 2018.


Rating Sobekan Tiket Bioskop:

----------------------------------------------------------
  • review film darkest hour winston churchill
  • review darkest hour winston churchill
  • darkest hour winston churchill  movie review
  • darkest hour winston churchill film review
  • resensi film darkest hour winston churchill
  • resensi darkest hour winston churchill
  • ulasan darkest hour winston churchill
  • ulasan film darkest hour winston churchill
  • sinopsis film darkest hour winston churchill
  • sinopsis darkest hour winston churchill
  • cerita darkest hour winston churchill
  • jalan cerita darkest hour winston churchill

Komentar

  1. Semoga akting Oldman yg satu ini berhasil mengantarkan beliau mendapatkan Oscar pertamanya.

    BalasHapus
  2. Malah pengen James Franco yg menang, soalnya bakal menjadi ironi yg menginspirasi banget kalo misalnya dia menang terus ngajak Tommy Wiseau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ini yang susah, mengingat ada tuduhan pelecehan seksual setelah dia menang Golden Globe kemarin.

      Hapus

Posting Komentar