True Grit

Sobekan tiket bioskop tertanggal 14 Februari 2011 adalah True Grit. Film ke-8 dalam deretan nominasi Best Motion Picture Oscar 2011 dan film kedua dari Matt Damon dalam tahun ini yang gue tonton. Sulit rasanya untuk melewatkan film yang ditulis dan disutradarai oleh Joel Coen dan Ethan Coen ini. Jelas kualitas mereka tidak perlu diragukan lagi karena ini adalah film kelima mereka yang dinominasikan menjadi Skenario Terbaik dan film keempat mereka yang mendapat nominasi Film Terbaik dalam Academy Awards.

Mattie Ross (Hailee Steinfeld) menyewa U.S. Marshall yang cukup disegani, Rooster Cogburn (Jeff Bridges) untuk mengejar seorang pembunuh, Tom Chaney (Josh Brolin) yang baru saja membunuh ayahnya. Namun Mattie memaksa untuk ikut dalam perburuan Chaney karena merasa tidak percaya pada karakter Rooster yang pemabuk. Tidak saja mereka berdua, seorang Texas Ranger, LaBoeuf (Matt Damon) juga bergabung dengan mereka ingin menangkap Chaney untuk urusannya sendiri. Bertiga, mereka melakukan perburuan dan petualangan yang menegangkan dan tidak terduga yang menguji determinasi mereka.

Film ini bukan merupakan remake dari film berjudul sama pada tahun 1969 yang diperankan oleh John Wayne, tapi Coen Brothers mengadaptasi naskah film ini langsung dari novelnya Charles Portis berjudul sama yang diterbitkan pada tahun 1968. Tampaknya sudah sekian lama Hollywood tidak memproduksi film-film Western asli dengan set dan kostum yang tampak otentik. Ditangan Coen Brothers, film ini memberi kesegaran tersendiri diantara film-film "bertema modern" yang bermunculan. Namun sebagai fans Coen Brothers, gue merasa kurang menikmati film ini, bila dibandingkan dengan film-film mereka sebelumnya. Walaupun premis yang ditawarkan cukup menarik dan menjanjikan ketegangan, namun pada nyatanya film ini dieksekusi dengan lebih serius - bahkan lebih serius dari A Serious Man. Film ini dibangun dengan sangat baik oleh dialog-dialog cerdas dan humor-humor tipikal Coen Brothers. Namun ketika adegan aksi yang ditunggu-tunggu pun tiba, ketegangannya tidak semeledak pistol-pistol yang saling menembak satu sama lain, walaupun shot-shot berdarah a la Coen Brothers masih ditampilkan. Tapi gue cukup menikmati penampilan para pemainnya yang sangat menarik


Kekuatan dan kelebihan utama dalam film ini adalah castingnya yang luar biasa. Sebut saja, Jeff Bridges, aktor langganan Oscar menggambarkan karakter Rooster Cogburn. Gue bisa membayangkan bagaimana mereka-mereka yang telah menonton True Grit versi sebelumnya pasti tidak sengaja akan membanding-bandingkan Jeff Bridges dengan John Wayne yang fenomenal. Namun nyatanya, banyak yang berpendapat bahwa Jeff Bridges lebih berhasil menggambarkan karakter Rooster Cogburn semirip mungkin dengan novelnya, bukan dengan maksud bahwa Jeff Bridges lebih baik daripada John Wayne. Tapi bagi gue sendiri yang belum menonton filmnya apalagi membaca novelnya, Jeff Bridges sangat membuat gue percaya bahwa ia adalah seorang pemabuk, ceroboh, kacau, namun di sisi lain juga adalah seorang U.S. Marshall yang tangguh.
gambar diambil dari sini
Menarik melihat Jeff Bridges diduetkan dengan aktris muda pendatang baru yang memulai debut film layar lebarnya, Hailee Steinfeld. Sulit untuk percaya bahwa ini adalah film layar lebar pertamanya, karena dari penampilannya yang cukup brilian dalam menghidupkan kedalaman karakter 14 tahun, Mattie Ross. Dengan memakai mantel dan topi yang terlalu besar, masih belajar menunggang kuda, dan bahkan tidak tahu cara menggunakan pistol, Mattie hanya tahu satu hal; ia harus menangkap Tom Chaney hidup atau mati demi membalas dendam kematian ayahnya. Melihat Hailee Steinfeld seperti melihat Mattie Ross dalam kehidupan nyata, seorang remaja yang selalu dipandang sebelah mata oleh orang dewasa, tapi tetap tidak pantang menyerah demi satu tujuan yang sudah tertancap dalam di hati dan pikirannya.

Matt Damon yang "hanya" tampil sebagai Texas Ranger cukup menyegarkan film ini. Walaupun proporsinya tidak sebesar Jeff Bridges dan Hailee Steinfeld, tapi gaya LaBeouf yang macho dan keren - apalagi bukan seorang pemabuk - tampak ingin berusaha keras menyaingi nama besar seorang Rooster Cogburn. Ditambah dengan kumis dan jenggotnya, gue sama sekali sulit untuk mengingat bahwa Matt Damon sebelumnya pernah menjadi cenayang yang bisa berbicara pada arwah atau seorang agen rahasia yang ingin menghancurkan organisasi tempat bekerjanya dulu.
gambar diambil dari sini
Sayangnya Josh Brolin ditampilkan sebagai karakter yang kurang kuat dalam film ini. Dengan nama Tom Chaney yang selalu disebut dari awal film, kemunculan Tom Chaney di pertengahan film malah menurunkan citra diri yang telah dibangun dengan baik dari awal film. Mungkin memang dari naskah yang menggambarkan karakternya seperti itu, karena Josh Brolin terlihat tampil maksimal dalam memerankan seorang pembunuh bayaran yang kejam.

Referensi film-film koboy Western gue memang terbilang masih sangat sedikit, tapi gue cukup dibuat kagum oleh setting tempat, bangunan-bangunan, kostum, sampai pemadangan alam yang menakjubkan. Semua itu ditangkap oleh kamera dengan sangat-sangat baik dan indah. Sinematografi yang juga mendukung feeling dari  padang gurun Texas yang kalem namun mematikan dan penuh kejutan. Seperti jalan cerita filmnya yang tidak mudah tertebak dan tipikal dengan gaya bercerita Coen Brothers yang selalu ada unsur "sh*t happens".
gambar diambil dari sini
Jika melihat film ini dari ukuran sutradara-penulis Coen Brothers, gue masih lebih memuja No Country for Old Men. Namun jika melihat film ini sebagai film yang berdiri sendiri tanpa melihat karya-karya Coen Brothers yang lain, film ini cukup enjoyable dan asyik untuk ditonton lebih dari sekali.

Rating?
8 dari 10

Komentar