Little White Lies

Sobekan tiket bioskop tertanggal 22 Februari 2011 edisi Glasgow Film Festival adalah Little White Lies (Les Petits Mouchoirs). Ini dia salah satu keasyikan dalam memilih film di sebuah festival film; tidak pernah dengar tentang film ini sebelumnya, hanya mengandalkan sinopsis, pemeran, dan sutradara. Kalau gue pribadi, gue cukup puas dengan film-film Perancis yang gue tonton, terutama yang bertemakan keluarga dan persahabatan. Apalagi ada satu nama dalam film ini yang membuat gue semakin tertarik; Marion Cotillard.

Setiap tahun, Max seorang pengusaha restoran yang sukses beserta istri dan anaknya selalu mengajak teman-temannya untuk berlibur ke rumah pantai yang indah di Bordeaux. Namun kali ini, tepat sebelum berangkat, salah satu teman mereka sedang berada di rumah sakit dengan kondisi serius karena kecelakaan. Dengan tetap berangkatnya mereka untuk berlibur, kecelakaan dan kondisi serius tersebut malah membuat mereka menjadi membuka tirai gelap dari masing-masing karakter. Liburan itu pun menjadi liburan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang akan membawa perubahan pada karakter dan hubungan diantara mereka.

Lama gue tidak menikmati film yang bertemakan persahabatan seperti ini, apalagi dibalut dengan drama dan komedi satir. Hubungan persahabatan diantara mereka sangat realistis dan mudah ditemui dalam keseharian kita. Melihat gambaran karakter salah satu dari mereka pun rasanya seperti mengingatkan gue akan beberapa teman-teman gue. Intinya, cerita yang digambarkan oleh film ini seakan mencerminkan tentang kehidupan persahabatan pada penontonnya. Film ini benar-benar secara vulgar menggambarkan apa-apa yang dapat terjadi dalam hubungan persahabatan, walaupun mereka sangat dekat dan memiliki rutinitas berlibur bersama setiap tahunnya.


Melihat keterkaitan plot cerita dengan judul filmnya, film ini seperti ingin mengangkat premis; dalam lingkup persahabatan, seberapa jauh anda terbuka dengan sahabat-sahabat anda? Lebih lanjut lagi, film ini ingin menggambarkan dinamika yang terjadi jika seseorang begitu terbukanya dengan sahabatnya, dan juga bagaimana dinamika jika seseorang hanya menjalani hubungan persahabatan sebagai "rutinitas" dan "kebiasaan" semata. Ditambah dengan plot dimana mereka semua telah bersahabat selama lebih dari 10 tahun dan terbiasa untuk pergi berlibur ketika musim panas setiap tahunnya. Bagaimana untuk menjaga hubungan persahabatan agar tetap menjadi hubungan persahabatan sesungguhnya dan tidak jatuh ke dalam "jurang kebiasaan"? Mereka memang berlibur setiap tahunnya, dan seperti tahun-tahun sebelumnya, liburan mereka selalu menyenangkan. Menyenangkan dalam arti selalu ada tawa diantara mereka. Tapi apakah kualitas hubungan persahabatan hanya diukur lewat tawa canda dan quality time bersama?
gambar diambil dari sini
Untuk menggambarkan situasi yang down to earth seperti ini, tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh para pemeran yang baik. Gue pun memberikan pujian kepada ensemble cast pada film ini. Walaupun diantara mereka, gue cuma mengenal nama besar seorang Marion Cotillard yang pernah meraih piala Oscar Aktris Terbaik lewat La Vie En Rose (2007), akting mereka semua tampak merata dan tidak ada satupun yang menonjol. Mereka seakan tidak terpengaruh oleh nama besar Marion Cotillard, dan porsi Marion pun sama besarnya dengan karakter-karakter yang lain. Saking naturalnya akting mereka, sampai-sampai gue bisa  sedikit menyamakan beberapa karakter mereka dengan teman-teman gue.
gambar diambil dari sini
Untuk anda yang memiliki geng teman yang telah berumur cukup lama, film ini sangat cocok untuk ditonton bersama-sama dengan teman-teman anda. Belum lagi dengan berjalannya cerita dalam film ini yang roller-coasting; tertawa, kecewa, tersenyum geli, sampai sedih. Makna dan gambaran dari film ini cukup tepat untuk sekedar mempertanyakan, mengevaluasi, dan memperkuat kualitas hubungan persahabatan anda dengan teman-teman anda.

Rating?
8 dari 10

Komentar

  1. Nonton film ini sebenarnya mengingatkan gue sama Ne le dis à personne [2006] karena sebagian besar pemerannya sama, terutama Francois Cluzet. Tentu saja! Filmnya Guillaume Canet. Pastilah dia mengajak teman-teman dan pasangannya (baca: Marion Cotillard). Menurut interview, film ini adalah film pribadi Canet (berdasarkan 'sedikit' pengalaman pribadi) jadi wajar aja suasana film ini akrab sekali (sahabat-sahabat kedua pasangan itu antara lain Gilles Lellouche [Canet gantian disutradarai Lellouche di Narco], Mathieu Chedid dan Maxim Nucci). Canet adalah aktor (peringkat 6 dengan pendapatan terbesar di Perancis), penulis skenario dan sutradara berbakat (Best Director di César Awards). Menurut gue sendiri, film ini tipikal film yang enak ditonton (meskipun durasinya terlalu panjang) namun, cepat terlupakan. Hehe.

    BalasHapus
  2. Wah wah wah! Sepertinya pengikut setia Guillaume Canet yah! Gue aja baru kenal sama dia lewat film ini. Hehe. Tapi iya juga, film yang enak dan kena untuk ditonton tapi cepat terlupakan.

    BalasHapus
  3. Just watched this movie.. left a deep mark in my mind. Now I realise that friendship should always come first (not before everything), at least your ego, lah :p

    BalasHapus

Posting Komentar