No Strings Attached
Sobekan tiket bioskop tertanggal 2 Maret 2011 adalah No Strings Attached. Gue yang sudah terlanjur ngefans berat dengan Natalie Portman gara-gara Black Swan, rasanya sulit untuk melewatkan film ini. Dari trailer dan sinopsis, gue tahu film ini akan menjadi film rom-com ringan yang dapat dengan mudah dibandingkan dengan film-film sejenis. Namun yang membuat gue tertarik adalah, aktor watak macam Portman berani mengambil peran dalam film ringan seperti ini? Seperti apa jadinya nanti?
Adam (Ashton Kutcher) baru saja patah hati dan mendengar kabar menyakitkan tentang mantan pacarnya. Namun suatu hari ia bertemu dengan Emma (Natalie Portman), teman semasa kecilnya yang sepertinya tidak akan ada kesempatan bagi mereka untuk menjalin hubungan serius. Namun mereka tidak dapat menahan hasrat seks masing-masing dan akhirnya memutuskan untuk menjadi "sex friend" dengan berbagai aturan dasar yang salah satunya adalah dilarang jatuh cinta terhadap satu sama lain. Dapatkah mereka tetap menjadi teman sex tanpa saling jatuh cinta?
Sepertinya sudah pernah gue nyatakan bahwa gue bukanlah penggemar berat film komedi romantis, walaupun gue sudah menonton cukup banyak film-film dengan tema seperti itu. Tapi jujur, tidak ada hal baru yang ditawarkan dalam film ini. Love & Other Drugs dan A Little Bit of Heaven sudah lebih dulu mengangkat tema yang hampir mirip dengan film ini, walaupun dikemas dengan cara yang berbeda. Oke, dalam film ini memang kedua karakter kita diberikan latar belakang dan alasan untuk tidak mau jatuh cinta yang berbeda dengan film-film yang memiliki jalan cerita yang mirip. Tapi ya seperti film-film romcom lainnya, film ini sangat setia mengikuti formula film romcom; bertemu, jatuh cinta, berantem, sakit hati, rekonsiliasi. Ya ya ya. Tapi setidaknya bagi gue, cukup terhibur dengan penampilan Natalie Portman.
Aneh rasanya melihat Natalie Portman bermain dalam film ringan seperti ini, tapi terlihat bahwa dia memberikan penampilan terbaik dia dalam film ini. Memerankan Emma yang seorang dokter yang bekerja 80 jam seminggu dan tidak mau jatuh cinta karena tidak ingin merasakan sakit hati, Natalie benar-benar masuk dan memberikan kedalaman tersendiri dalam karakter tersebut. Sepertinya memang benar bahwa Natalie bisa menjadi siapa saja yang dia mau, seberat apapun dan seringan apapun. Ya mungkin dia hanya sedang butuh "liburan" dan "hiburan" dari karir akting dia. Atau mungkin dia sudah cukup puas telah meraih penghargaan tertinggi dalam karirnya. Tapi jelas bahwa akting Natalie terlalu bagus untuk film "sekelas" ini.
Dengan nama besar Natalie Portman, Ashton Kutcher ternyata mampu mengimbangi akting Natalie dalam satu layar. Tidak hanya dengan tinggi badan yang jauh berbeda antara mereka berdua, Ashton seperti biasa dalam film-film romcom sebelumnya, tampil charming dan sedikit konyol. Entah kenapa karakter Adam yang diperankannya, mengingatkan gue akan A Lot Like Love. Dan harus gue akui gue lebih menyukai karakternya di film A Lot Like Love. Kapan yah Ashton berani untuk mengambil peran yang lebih menantang, padahal dia punya bakat loh. Terbukti dia tampil cukup meyakinkan dalam Butterfly Effect.
Humor-humor yang ada dalam film ini juga terkesan datar dan kurang menggigit. Praktis gue hanya mampu tertawa dalam hitungan jari tangan kanan. Adegan romantis yang ditampilkan pun, terlihat memaksa untuk menjadi romantis. Pilihan lagu-lagunya memang bagus untuk dijadikan soundtrack, tapi menurut gue kurang menghidupkan adegan yang ada. Yup, kalau bukan karena seorang Natalie Portman, mungkin gue akan dengan mudah melewatkan film ini. Tanpa Natalie, film ini juga akan berkurang satu poin dari penilaian gue.
Rating?
6 dari 10
Adam (Ashton Kutcher) baru saja patah hati dan mendengar kabar menyakitkan tentang mantan pacarnya. Namun suatu hari ia bertemu dengan Emma (Natalie Portman), teman semasa kecilnya yang sepertinya tidak akan ada kesempatan bagi mereka untuk menjalin hubungan serius. Namun mereka tidak dapat menahan hasrat seks masing-masing dan akhirnya memutuskan untuk menjadi "sex friend" dengan berbagai aturan dasar yang salah satunya adalah dilarang jatuh cinta terhadap satu sama lain. Dapatkah mereka tetap menjadi teman sex tanpa saling jatuh cinta?
Sepertinya sudah pernah gue nyatakan bahwa gue bukanlah penggemar berat film komedi romantis, walaupun gue sudah menonton cukup banyak film-film dengan tema seperti itu. Tapi jujur, tidak ada hal baru yang ditawarkan dalam film ini. Love & Other Drugs dan A Little Bit of Heaven sudah lebih dulu mengangkat tema yang hampir mirip dengan film ini, walaupun dikemas dengan cara yang berbeda. Oke, dalam film ini memang kedua karakter kita diberikan latar belakang dan alasan untuk tidak mau jatuh cinta yang berbeda dengan film-film yang memiliki jalan cerita yang mirip. Tapi ya seperti film-film romcom lainnya, film ini sangat setia mengikuti formula film romcom; bertemu, jatuh cinta, berantem, sakit hati, rekonsiliasi. Ya ya ya. Tapi setidaknya bagi gue, cukup terhibur dengan penampilan Natalie Portman.
Aneh rasanya melihat Natalie Portman bermain dalam film ringan seperti ini, tapi terlihat bahwa dia memberikan penampilan terbaik dia dalam film ini. Memerankan Emma yang seorang dokter yang bekerja 80 jam seminggu dan tidak mau jatuh cinta karena tidak ingin merasakan sakit hati, Natalie benar-benar masuk dan memberikan kedalaman tersendiri dalam karakter tersebut. Sepertinya memang benar bahwa Natalie bisa menjadi siapa saja yang dia mau, seberat apapun dan seringan apapun. Ya mungkin dia hanya sedang butuh "liburan" dan "hiburan" dari karir akting dia. Atau mungkin dia sudah cukup puas telah meraih penghargaan tertinggi dalam karirnya. Tapi jelas bahwa akting Natalie terlalu bagus untuk film "sekelas" ini.
gambar diambil dari sini |
gambar diambil dari sini |
Rating?
6 dari 10
Man, buat gw ini film terburuk tahun ini so far. Emang bener, cuma Natalie Portman yang bikin film ini worth watching.
BalasHapus