Catatan Dodol Calon Dokter
"Catatan dodol yang lebih sibuk mengurusi romansa ketimbang dodolnya calon dokter"
Tiga alasan masuk Fakultas Kedokteran yang paling populer adalah: jaminan penghasilan, ijazah bergengsi atau pelancar dapat jodoh. Riva, calon dokter yang masuk Fakultas Kedokteran bukan karena ketiga alasan di atas, melainkan karena ikut-ikutan temannya yang bernama Evi, perempuan yang ia sebut sahabat sejak SMA. Ketika program ko-ass dimulai, kedekatan Riva dengan Vena, ko-ass cantik anak pemegang saham rumah sakit, membuat hubungan antara Riva dan Evi retak, karena masing-masing enggan mengakui bahwa mereka lebih dari sekedar sahabat. Akibat rentetan kesalahan konyol karena kelalaiannya sendiri, Riva masuk daftar hitam Sang Profesor.
Di luar ekspektasi gue, ternyata Catatan Dodol Calon Dokter atau yang juga dikenal dengan Cado Cado ini cukup menghibur. Yang menarik dari film ini jelas sudut pandang para dokter muda atau yang dikenal dengan istilah ko-ass. Tidak banyak film atau kisah yang menceritakan suatu hal dari sudut pandang profesi ini. Humornya hit-and-miss dan sungguh sayang kisah utama dalam film ini harus digeser ke arah romansa - mungkin demi memenuhi selera nusantara.
Ferdiriva Hamzah si karakter utama dalam film ini sejatinya adalah dokter betulan, yang menulis kisah semasa ko-ass dalam novel trilogi berjudul sama. Layaknya kisah My Stupid Boss, Cado Cado pun berkisah kejadian-kejadian unik dalam bentuk sketsa dalam novelnya. Namun adaptasi film panjangnya harus mengambil satu benang merah khusus dan membuat character arc yang dapat dengan mudah diakses oleh banyak orang. Sampai di sini, para pembuat film tampak lebih ingin main aman dengan mengangkat tema romansa antara Riva dengan teman wanita selama masa ko-ass - ketimbang fokus pada pengalaman-pengalaman unik dan berharga selama masa ko-ass.
Setengah film pertama memang cukup asyik dan segar, dengan rentetan komedi dari kejadian unik yang dialami Riva dan teman-temannya. Namun setengah film terakhir, atmosfer tampak berbalik menuju drama romansa yang kadang terlalu berlebihan dan sering kita lihat di layar kaca. Hilang sudah segala macam komedi dan lelucon yang ada di awal, berganti cinta segitiga yang sudah sering kita lihat sebelumnya. Beruntung hal tersebut diselamatkan dengan adegan klimaks yang khas film Korea (well, this film funded by CJ Entertainment) yang memang menegangkan dan bisa dibilang the most beautiful gory scene dalam film Indonesia.
Sayangnya Cado Cado masih belum dapat menyaingi kocaknya My Stupid Boss yang sebenarnya bisa dibandingkan satu sama lain sebagai film Indonesia dari sudut pandang profesi. Jika saja Cado Cado mau setia terhadap jalan ceritanya sebagai dokter muda dan menjadikan unsur romansa hanya sebagai latar belakang, mungkin keadaan akan menjadi berbeda. Apalagi film ini sama-sama memiliki modal karakter-karakter yang unik dan kuat, namun sayang tidak di eksplorasi dengan baik - kecuali satu karakter yang dianggap paling lucu dan terus-menerus diangkat sehingga terkesan redundant.
Produser: Ardiansyah Solaiman
Sutradara: Ifa Isfansyah
Penulis: Ardiansyah Solaiman, Chadijah Siregar, Ferdiriva Hamzah
Pemeran: Adipati Dolken, Tika Bravani, Aurellie Moeremans
Indonesia | 2016 | Comedy / Romance | 104 menit | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1
Rating?
7 dari 10
Penulis Skenario Adaptasi Terbaik (Ardiansyah Solaiman, Chadijah Masturi Siregar), Pemeran Pendukung Pria Terbaik (Adi Kurdi), Festival Film Indonesia, 2016.
- sobekan tiket bioskop tanggal 24 Oktober 2016 -
----------------------------------------------------------
Search Keywords:
Tiga alasan masuk Fakultas Kedokteran yang paling populer adalah: jaminan penghasilan, ijazah bergengsi atau pelancar dapat jodoh. Riva, calon dokter yang masuk Fakultas Kedokteran bukan karena ketiga alasan di atas, melainkan karena ikut-ikutan temannya yang bernama Evi, perempuan yang ia sebut sahabat sejak SMA. Ketika program ko-ass dimulai, kedekatan Riva dengan Vena, ko-ass cantik anak pemegang saham rumah sakit, membuat hubungan antara Riva dan Evi retak, karena masing-masing enggan mengakui bahwa mereka lebih dari sekedar sahabat. Akibat rentetan kesalahan konyol karena kelalaiannya sendiri, Riva masuk daftar hitam Sang Profesor.
Di luar ekspektasi gue, ternyata Catatan Dodol Calon Dokter atau yang juga dikenal dengan Cado Cado ini cukup menghibur. Yang menarik dari film ini jelas sudut pandang para dokter muda atau yang dikenal dengan istilah ko-ass. Tidak banyak film atau kisah yang menceritakan suatu hal dari sudut pandang profesi ini. Humornya hit-and-miss dan sungguh sayang kisah utama dalam film ini harus digeser ke arah romansa - mungkin demi memenuhi selera nusantara.
Ferdiriva Hamzah si karakter utama dalam film ini sejatinya adalah dokter betulan, yang menulis kisah semasa ko-ass dalam novel trilogi berjudul sama. Layaknya kisah My Stupid Boss, Cado Cado pun berkisah kejadian-kejadian unik dalam bentuk sketsa dalam novelnya. Namun adaptasi film panjangnya harus mengambil satu benang merah khusus dan membuat character arc yang dapat dengan mudah diakses oleh banyak orang. Sampai di sini, para pembuat film tampak lebih ingin main aman dengan mengangkat tema romansa antara Riva dengan teman wanita selama masa ko-ass - ketimbang fokus pada pengalaman-pengalaman unik dan berharga selama masa ko-ass.
Setengah film pertama memang cukup asyik dan segar, dengan rentetan komedi dari kejadian unik yang dialami Riva dan teman-temannya. Namun setengah film terakhir, atmosfer tampak berbalik menuju drama romansa yang kadang terlalu berlebihan dan sering kita lihat di layar kaca. Hilang sudah segala macam komedi dan lelucon yang ada di awal, berganti cinta segitiga yang sudah sering kita lihat sebelumnya. Beruntung hal tersebut diselamatkan dengan adegan klimaks yang khas film Korea (well, this film funded by CJ Entertainment) yang memang menegangkan dan bisa dibilang the most beautiful gory scene dalam film Indonesia.
Sayangnya Cado Cado masih belum dapat menyaingi kocaknya My Stupid Boss yang sebenarnya bisa dibandingkan satu sama lain sebagai film Indonesia dari sudut pandang profesi. Jika saja Cado Cado mau setia terhadap jalan ceritanya sebagai dokter muda dan menjadikan unsur romansa hanya sebagai latar belakang, mungkin keadaan akan menjadi berbeda. Apalagi film ini sama-sama memiliki modal karakter-karakter yang unik dan kuat, namun sayang tidak di eksplorasi dengan baik - kecuali satu karakter yang dianggap paling lucu dan terus-menerus diangkat sehingga terkesan redundant.
Produser: Ardiansyah Solaiman
Sutradara: Ifa Isfansyah
Penulis: Ardiansyah Solaiman, Chadijah Siregar, Ferdiriva Hamzah
Pemeran: Adipati Dolken, Tika Bravani, Aurellie Moeremans
Indonesia | 2016 | Comedy / Romance | 104 menit | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1
Rating?
7 dari 10
Penulis Skenario Adaptasi Terbaik (Ardiansyah Solaiman, Chadijah Masturi Siregar), Pemeran Pendukung Pria Terbaik (Adi Kurdi), Festival Film Indonesia, 2016.
- sobekan tiket bioskop tanggal 24 Oktober 2016 -
----------------------------------------------------------
Search Keywords:
- review film cado cado catatan dodol calon dokter
- review cado cado catatan dodol calon dokter
- cado cado catatan dodol calon dokter review
- resensi film cado cado catatan dodol calon dokter
- resensi cado cado catatan dodol calon dokter
- ulasan cado cado catatan dodol calon dokter
- ulasan film cado cado catatan dodol calon dokter
- sinopsis film cado cado catatan dodol calon dokter
- sinopsis cado cado catatan dodol calon dokter
- cerita cado cado catatan dodol calon dokter
- jalan cerita cado cado catatan dodol calon dokter
Komentar
Posting Komentar