3 Hati 2 Dunia 1 Cinta

sobekan tiket bioskop tertanggal 8 Juli 2010 adalah 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. ini dia satu lagi film Indonesia yang tampil beda dan memberi kesegaran tersendiri di tengah (masih) maraknya film hantu berbalut komedi mesum. apalagi dengan sinopsi yang cukup menarik dan termasuk jarang diangkat, selain film independent Cin(t)a.

bercerita tentang Rosid yang sedang menjalin hubungan dengan Delia. di tengah-tengah hangatnya hubungan diantara mereka, masing-masing dari mereka sadar bahwa masa depan hubungan mereka harus dipikirkan karena mereka berbeda agama. tidak hanya itu, masing-masing keluarga pun lambat laun mengetahui hubungan diantara mereka dan tidak menyetujuinya. apalagi ditambah dengan kemunculan Nabila, gadis manis berjilbab yang suka kepada Rosid.

kalau Cin(t)a lebih menekankan pada dinamika kedua pribadi yang saling jatuh cinta namun berbeda agama, film ini lebih menekankan pada keluarga dari masing-masing pribadi yang terlibat. bagimana keluarga Delia dan Rosid menyikapi anak mereka yang saling jatuh cinta satu sama lain namun juga berbeda agama.

namun tampaknya sudut pandang dari "dua dunia" ini kurang cukup imbang, dengan pemberian proporsi yang lebih banyak pada keluarga Rosid dan sudut pandang dari agama Islam. pembuat film pun cukup berani untuk sedikit menyisipkan ajaran-ajaran agama yang cukup "ringan" dan tidak terkesan menggurui. bagi gue, yang menarik adalah bagaimana dialog-dialog yang terjadi antara Rosid dengan beberapa karakter mengenai menikah beda agama; sangat lugas dan bisa menjadi rangkuman dari pemikiran-pemikiran yang ada di setiap kepala penonton.

tapi sudut pandang dari "dua dunia" yang kurang imbang tersebut mungkin disengaja karena film ini hanya ingin fokus pada Rosid dan lingkaran di sekitarnya. dengan begitu, hadirnya Delia dan Nabila "hanya" sebagai pendukung plot cerita mengenai arah hubungan mereka.

untuk film-film sejenis ini dimana bisa "memecah" penonton ke dalam dua (atau mungkin lebih) pendapat, alangkah lebih bagus jika diakhiri dengan open ending. ketika film diakhiri dengan dialog final antara Rosid dan Delia, sebenarnya gue sudah cukup puas dengan materi dari dialog antara mereka berdua. kemudian layar menjadi hitam dan gue bersiap akan ending credit. namun sayang, film ditutup dengan kalimat-kalimat yang menceritakan mengenai masa depan ketiga karakter kita. sayang sekali.

aha, untuk akting, rasanya ini menjadi salah satu film Indonesia yang membuat gue cukup nyaman untuk menontonnya. dalam arti, gue sama sekali tidak terganggu oleh akting dari para pemainnya. Reza Rahadian bermain brilian untuk menghidupkan karakter Rosid yang cukup idealis dan mencintai karya-karya WS Rendra. Laura Basuki cukup bisa mencuri hati para penonton pria (termasuk gue ;p) dengan karakter Delia yang lemah lembut. kemunculan Arumi Bachsin di tengah film juga memecah pendirian penonton yang sudah lebih dulu dibuat jatuh hati pada Delia, dengan karakter Nabila yang jauh lebih lemah lembut, sopan, dan tergolong misterius.

sebuah film yang menarik dan layak ditonton untuk menambah cakrawala pandang mengenai hubungan beda agama.

rating?
7 of 10

Komentar