Inception
sobekan tiket bioskop tertanggal 19 Juli 2010 adalah Inception. film ini jelas menjadi satu-satunya film yang sangat gue nanti-nantikan di tahun 2010 ini. karya terbaru dari Christopher Nolan yang menulis dan mengembangkan sendiri ide cerita ini, sekaligus memproduseri dan menyutradarai film ini. konon ide ini muncul 10 tahun lalu dan Nolan butuh waktu untuk mengembangkan dan menyempurnakan idenya.
cerita dimulai ketika Cobb (Leonardo DiCaprio) dan Arthur (Joseph Gordon-Levitt) yang sedang berusaha untuk mencuri ide (extraction) dalam mimpi Saito (Ken Watanabe) lewat teknologi berbagi mimpi. kemudian muncul mantan istri Cobb, Mal (Marion Cotillard) yang mengacaukan misi Cobb dan Arthur. Saito yang terbangun pun menyadari bahwa Cobb ada di balik proses extraction dan malah menawari Cobb sebuah pekerjaan baru; menanam ide (inception) di dalam mimpi saingan beratnya, Fischer (Cillian Murphy), agar ia tidak meneruskan usaha ayahnya. Saito memberikan iming-iming berupa Cobb dapat kembali kepada anak-anaknya. Cobb dan Arthur pun membentuk tim baru untuk melakukan proses yang cukup rumit untuk dilakukan, menanam ide di kepala orang lain di dalam mimpinya.
dari plot cerita dengan misi Cobb untuk menanam ide di kepala Fischer, tampak cukup mudah dan sederhana. namun ternyata pelaksanaannya tidak semudah yang kita kira. untuk menanam ide tersebut, agar tinggi kemungkinan ide tersebut bertahan lama dan berpengaruh pada pikiran Fischer, maka ide tersebut harus ditanam cukup dalam dan datang dari insight Fischer sendiri. nah di bagian inilah yang menarik untuk disimak dan diikuti.
memang ini bukan kali pertama sebuah film yang membahas mengenai alam mimpi, dimana Jennifer Lopez pernah mengubek-ngubek alam mimpi seorang kriminal dalam The Cell (2000). ini juga bukan kali pertama sebuah film membahas pula mengenai abu-abunya batas antara imajinasi dengan kenyataan. Wachowski Brothers sukses menjadi perintis ide setipe dalam trilogi The Matrix. belakangan, Dr. Parnassus juga berhasil memberikan imajinasi yang liar ke dalam pikiran para pengunjung yang ikut dalam teater kelilingnya. tapi Nolan menggabungkan itu semua dan membuat sebuah cerita mimpi yang lebih "realis" sekaligus cerdas dan lebih menitikberatkan kepada sisi psikologis yang ada.
kita ingat dalam Memento (2000), Nolan tidak memberikan persiapan khusus melainkan langsung menggulirkan cerita yang berpindah-pindah waktu secara cepat dan "kejam" tanpa memberikan waktu kepada penonton untuk bernafas. tampaknya teknik yang sama juga digunakan dalam film kali ini. namun entah bagaimana, yang menurut gue ini adalah salah satu keunggulan Nolan sebagai sutradara, ia mampu membuat cerita menjadi tetap nyaman untuk diikuti dan teknik tersebut malah menarik penonton untuk berdiri di atas sepatu Cobb dkk. ditambah dengan score karya Hanz Zimmer yang menggebrak dan menyayat, menambah ketegangan yang ada dalam setiap adegan.
deretan aktor dan aktris papan atas yang menghiasi film ini sangat-sangat mendukung jalannya film ini. apalagi masing-masing aktor dan aktris tampil sangat memukau, bahkan Ellen Page yang sukses lewat Juno (2007) yang masih tergolong muda, tidak serta merta tenggelam diantara akting DiCaprio dan kawan-kawan. dipadu dengan sinematografi yang sangat menawan, film ini membuat penonton betah di kursinya selama 148 menit bahkan rasanya akan sayang kalau kita harus keluar sebentar untuk pipis.
salah satu hal yang membuat gue terkagum-kagum adalah, cara Cobb dkk dalam memasuki dunia mimpi Fischer dan menggiring Fischer untuk bertingkah laku seperti yang Cobb dkk inginkan, sangat cerdas dan berkelas! tidak hanya satu, tapi dua sampai tiga teknik psikologi yang mereka gunakan terhadap Fischer, sampai membuat gue senyum-senyum sendiri sambil geleng-geleng kepala.
seperti dalam film-film kriminal lainnya, penonton dibiarkan menjadi penonton saja. dalam arti, penonton tetap dibiarkan tidak tahu alur rencana tahap demi tahap yang akan dilakukan Cobb dkk. ya, seperti pada Ocean's Eleven (2001), penonton dibiarkan bergumam "oooh, ini toh rencananya! brilian!". ya tampaknya memang itu adalah teknik yang paling tepat ketimbang membeberkan cetak biru rencana di awal untuk kemudian dibandingkan dengan praktek di lapangan. rasanya baru kali ini ketika adegan klimaks, tiba-tiba gw benar-benar mengerti keseluruhan rencana Cobb dkk dan gw merasa merinding di sekujur tubuh. cara Nolan tersebut juga memberikan ruang bagi plot cerita untuk berkembang dengan improvisasi-improvisasi yang kemudian muncul.
menurut gue, salah satu hal yang membuat suatu film dikategorikan menjadi film yang matang dan istimewa adalah ketika si pembuat film melakukan riset awal untuk menyempurnakan plot cerita termasuk detil-detil yang membangun plot. rasanya Nolan telah melakukan hal tersebut dengan cerdas dan brilian. setiap fakta maupun hal-hal kecil yang kita rasakan ketika kita bermimpi, dapat diterjemahkan dan divisualisasikan dengan sangat baik, bahkan menjadi peran penting pembangun cerita dalam film ini. bagaimana kondisi alam bawah sadar ketika kita bermimpi, bagaimana situasi dan kondisi di sekitar tubuh kita dapat mempengaruhi alam mimpi, bagaimana kita bisa sampai terbangun dari mimpi, sampai pada layer-layer mimpi yang bisa kita alami selama kita bermimpi.
oya, jangan malas-malas berpikir ketika anda mengikuti pergerakan Cobb dkk dalam misi mereka. perhatikan setiap dialog yang mengalir karena Nolan sedang memberikan aturan-aturan yang berlaku dalam ide ceritanya. jika anda pernah menonton Before Sunset (2004) dan suka serta jatuh hati pada eksekusi ending yang diberikan, bersiaplah dengan eksekusi ending yang diberikan oleh Nolan dan silahkan memberikan interpretasi seluas mungkin. jika anda masih ingat dengan Shutter Island (2010) dan cukup terkesima dan tertantang dengan eksekusi ending yang diberikan oleh Scorsese, maka coba bandingkan dengan opening dari film ini dan ingat kembali "aturan-aturan" yang ada, dan temukan interpretasi alternatif yang lebih "gila".
ya, gue pribadi memang sangat-sangat suka dengan tipe film yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi penonton untuk memberikan interpretasi dalam menentukan ending sesuai dengan keinginan dan interpretasi masing-masing. selain karena merasa tertantang, gue suka jika penonton juga diajak untuk terlibat dalam menentukan interpretasi akhir yang akhirnya akan membawa penonton untuk diskusi lebih lanjut setelah menonton film ini. atau bahkan menjadikan nama film ini terkenang sampai...bertahun-tahun kemudian.
keunggulan Nolan yang lain adalah bagaimana ia sebagai pembuat film mampu melakukan inception di dalam isi kepala setiap penonton yang kemudian mendorong penonton untuk menonton filmnya lagi. dan lagi, dan lagi, dan lagi.
gue ingat betapa gue berbingung-bingung ketika gue menonton The Matrix (1999) untuk pertama kalinya. namun setiap kali gue menonton ulang The Matrix di setiap fase perkembangan gue, gue selalu menemukan sesuatu yang baru yang melengkapi pemahaman gue akan cerita film tersebut, bahkan sampai menyaring makna-makna baru yang tersembunyi di dalamnya. tampaknya gue akan melakukan hal yang sama dengan film mahakarya dari Christopher Nolan yang ini.
rasanya engga berlebihan kalo gue memprediksikan bahwa mahakarya Nolan ini akan mendapat penghargaan tertinggi dalam Academy Awards berikutnya. dan engga berlebihan pula kalau gue memberikan rating tertinggi dalam sejarah blog sobekan tiket bioskop.
BRAVO CHRISTOPHER NOLAN!
rating?
10 of 10
NB: gue mau share link-link yang berhubungan dengan film ini.
ada artikel yang membahas berbagai kemungkinan interpretasi dari film ini, dapat dibaca disini. heavy spoiler alert tentunya.
ada prekuel yang dibuat oleh Nolan dalam bentuk komik dengan judul The Cobol Job, dapat dibaca disini.
cerita dimulai ketika Cobb (Leonardo DiCaprio) dan Arthur (Joseph Gordon-Levitt) yang sedang berusaha untuk mencuri ide (extraction) dalam mimpi Saito (Ken Watanabe) lewat teknologi berbagi mimpi. kemudian muncul mantan istri Cobb, Mal (Marion Cotillard) yang mengacaukan misi Cobb dan Arthur. Saito yang terbangun pun menyadari bahwa Cobb ada di balik proses extraction dan malah menawari Cobb sebuah pekerjaan baru; menanam ide (inception) di dalam mimpi saingan beratnya, Fischer (Cillian Murphy), agar ia tidak meneruskan usaha ayahnya. Saito memberikan iming-iming berupa Cobb dapat kembali kepada anak-anaknya. Cobb dan Arthur pun membentuk tim baru untuk melakukan proses yang cukup rumit untuk dilakukan, menanam ide di kepala orang lain di dalam mimpinya.
dari plot cerita dengan misi Cobb untuk menanam ide di kepala Fischer, tampak cukup mudah dan sederhana. namun ternyata pelaksanaannya tidak semudah yang kita kira. untuk menanam ide tersebut, agar tinggi kemungkinan ide tersebut bertahan lama dan berpengaruh pada pikiran Fischer, maka ide tersebut harus ditanam cukup dalam dan datang dari insight Fischer sendiri. nah di bagian inilah yang menarik untuk disimak dan diikuti.
memang ini bukan kali pertama sebuah film yang membahas mengenai alam mimpi, dimana Jennifer Lopez pernah mengubek-ngubek alam mimpi seorang kriminal dalam The Cell (2000). ini juga bukan kali pertama sebuah film membahas pula mengenai abu-abunya batas antara imajinasi dengan kenyataan. Wachowski Brothers sukses menjadi perintis ide setipe dalam trilogi The Matrix. belakangan, Dr. Parnassus juga berhasil memberikan imajinasi yang liar ke dalam pikiran para pengunjung yang ikut dalam teater kelilingnya. tapi Nolan menggabungkan itu semua dan membuat sebuah cerita mimpi yang lebih "realis" sekaligus cerdas dan lebih menitikberatkan kepada sisi psikologis yang ada.
kita ingat dalam Memento (2000), Nolan tidak memberikan persiapan khusus melainkan langsung menggulirkan cerita yang berpindah-pindah waktu secara cepat dan "kejam" tanpa memberikan waktu kepada penonton untuk bernafas. tampaknya teknik yang sama juga digunakan dalam film kali ini. namun entah bagaimana, yang menurut gue ini adalah salah satu keunggulan Nolan sebagai sutradara, ia mampu membuat cerita menjadi tetap nyaman untuk diikuti dan teknik tersebut malah menarik penonton untuk berdiri di atas sepatu Cobb dkk. ditambah dengan score karya Hanz Zimmer yang menggebrak dan menyayat, menambah ketegangan yang ada dalam setiap adegan.
deretan aktor dan aktris papan atas yang menghiasi film ini sangat-sangat mendukung jalannya film ini. apalagi masing-masing aktor dan aktris tampil sangat memukau, bahkan Ellen Page yang sukses lewat Juno (2007) yang masih tergolong muda, tidak serta merta tenggelam diantara akting DiCaprio dan kawan-kawan. dipadu dengan sinematografi yang sangat menawan, film ini membuat penonton betah di kursinya selama 148 menit bahkan rasanya akan sayang kalau kita harus keluar sebentar untuk pipis.
salah satu hal yang membuat gue terkagum-kagum adalah, cara Cobb dkk dalam memasuki dunia mimpi Fischer dan menggiring Fischer untuk bertingkah laku seperti yang Cobb dkk inginkan, sangat cerdas dan berkelas! tidak hanya satu, tapi dua sampai tiga teknik psikologi yang mereka gunakan terhadap Fischer, sampai membuat gue senyum-senyum sendiri sambil geleng-geleng kepala.
seperti dalam film-film kriminal lainnya, penonton dibiarkan menjadi penonton saja. dalam arti, penonton tetap dibiarkan tidak tahu alur rencana tahap demi tahap yang akan dilakukan Cobb dkk. ya, seperti pada Ocean's Eleven (2001), penonton dibiarkan bergumam "oooh, ini toh rencananya! brilian!". ya tampaknya memang itu adalah teknik yang paling tepat ketimbang membeberkan cetak biru rencana di awal untuk kemudian dibandingkan dengan praktek di lapangan. rasanya baru kali ini ketika adegan klimaks, tiba-tiba gw benar-benar mengerti keseluruhan rencana Cobb dkk dan gw merasa merinding di sekujur tubuh. cara Nolan tersebut juga memberikan ruang bagi plot cerita untuk berkembang dengan improvisasi-improvisasi yang kemudian muncul.
menurut gue, salah satu hal yang membuat suatu film dikategorikan menjadi film yang matang dan istimewa adalah ketika si pembuat film melakukan riset awal untuk menyempurnakan plot cerita termasuk detil-detil yang membangun plot. rasanya Nolan telah melakukan hal tersebut dengan cerdas dan brilian. setiap fakta maupun hal-hal kecil yang kita rasakan ketika kita bermimpi, dapat diterjemahkan dan divisualisasikan dengan sangat baik, bahkan menjadi peran penting pembangun cerita dalam film ini. bagaimana kondisi alam bawah sadar ketika kita bermimpi, bagaimana situasi dan kondisi di sekitar tubuh kita dapat mempengaruhi alam mimpi, bagaimana kita bisa sampai terbangun dari mimpi, sampai pada layer-layer mimpi yang bisa kita alami selama kita bermimpi.
oya, jangan malas-malas berpikir ketika anda mengikuti pergerakan Cobb dkk dalam misi mereka. perhatikan setiap dialog yang mengalir karena Nolan sedang memberikan aturan-aturan yang berlaku dalam ide ceritanya. jika anda pernah menonton Before Sunset (2004) dan suka serta jatuh hati pada eksekusi ending yang diberikan, bersiaplah dengan eksekusi ending yang diberikan oleh Nolan dan silahkan memberikan interpretasi seluas mungkin. jika anda masih ingat dengan Shutter Island (2010) dan cukup terkesima dan tertantang dengan eksekusi ending yang diberikan oleh Scorsese, maka coba bandingkan dengan opening dari film ini dan ingat kembali "aturan-aturan" yang ada, dan temukan interpretasi alternatif yang lebih "gila".
ya, gue pribadi memang sangat-sangat suka dengan tipe film yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi penonton untuk memberikan interpretasi dalam menentukan ending sesuai dengan keinginan dan interpretasi masing-masing. selain karena merasa tertantang, gue suka jika penonton juga diajak untuk terlibat dalam menentukan interpretasi akhir yang akhirnya akan membawa penonton untuk diskusi lebih lanjut setelah menonton film ini. atau bahkan menjadikan nama film ini terkenang sampai...bertahun-tahun kemudian.
keunggulan Nolan yang lain adalah bagaimana ia sebagai pembuat film mampu melakukan inception di dalam isi kepala setiap penonton yang kemudian mendorong penonton untuk menonton filmnya lagi. dan lagi, dan lagi, dan lagi.
gue ingat betapa gue berbingung-bingung ketika gue menonton The Matrix (1999) untuk pertama kalinya. namun setiap kali gue menonton ulang The Matrix di setiap fase perkembangan gue, gue selalu menemukan sesuatu yang baru yang melengkapi pemahaman gue akan cerita film tersebut, bahkan sampai menyaring makna-makna baru yang tersembunyi di dalamnya. tampaknya gue akan melakukan hal yang sama dengan film mahakarya dari Christopher Nolan yang ini.
rasanya engga berlebihan kalo gue memprediksikan bahwa mahakarya Nolan ini akan mendapat penghargaan tertinggi dalam Academy Awards berikutnya. dan engga berlebihan pula kalau gue memberikan rating tertinggi dalam sejarah blog sobekan tiket bioskop.
BRAVO CHRISTOPHER NOLAN!
rating?
10 of 10
NB: gue mau share link-link yang berhubungan dengan film ini.
ada artikel yang membahas berbagai kemungkinan interpretasi dari film ini, dapat dibaca disini. heavy spoiler alert tentunya.
ada prekuel yang dibuat oleh Nolan dalam bentuk komik dengan judul The Cobol Job, dapat dibaca disini.
Ga kebanyang Sanjunganlu thdp Si nolan... gw melihat setiap paragraf tersirat atau tersurat pujian yg sangat besar banget... hihihi... sampe segitunya sob... kayanya baru kali ini ada film yg bikin sampe segitunya...
BalasHapusgue setuju sama lo,mo..Nolan emang orang sableng di perfilman saat ini.
BalasHapussetuju Mo! ga menyanggah gw sama nilai 10 yg lo berikan! memang pantas!
BalasHapus@aart, gue memang fans berat Nolan. dari film pertama dia sampai sekarang. memang jenius sih dia.
BalasHapus@alexander, iya sableng doank sih banyak. tapi kalo sableng campur jenius itu yang jarang ;p
@kehen, kalo gue nilainya 10 juga ga? ;p
Nolan memang jenius, tapi kok filmnya ga terlalu istimewa menurut gua.
BalasHapus