Don't Breathe
"Ketegangan dalam plot sederhananya akan membuat anda sesak nafas"
Rocky, seorang gadis muda yang ingin hidup lebih baik bagi diri dan adiknya, menyetujui untuk terlibat dalam sebuah perampokan rumah. Bersama pacarnya Money dan temannya Alex, mereka bertiga merampok satu rumah milik pensiunan tentara yang tua dan buta. Ketika si pemilik rumah ternyata dapat membela diri secara mematikan, mereka bertiga harus berbalik mencari cara untuk keluar dari rumah sebelum terlambat.
Tidak perlu makhluk dari dunia atau dimensi lain untuk bisa menakuti orang lain. Don't Breathe telah membuktikannya dengan sangat brilian. Dengan premis dan jalan cerita yang sederhana, dalam satu tempat yang sama. Tuna netra jelas bukan satu variabel yang dapat mengurangi tingkat kengerian - malah menambah faktor tersebut! Yak, ini adalah Insidious versi Stephen Lang.
Dalam rumahnya Stephen Lang, atau si Blind Man, gue dibuat claustrophobic dan sesak nafas. Rumahnya yang sempit dan cenderung gelap, ditambah derap langkah yang berat dari Stephen Lang sudah sanggup meningkatkan intensitas ketegangan. Untuk kemudian semuanya tinggal hitungan waktu kapan teriakan kaget akan terdengar. Belum lagi melihat apa yang bisa dia lakukan terhadap para pembobol rumahnya yang sukses membuat gue meringis dibalik lutut. Memang belum masuk kategori slasher atau gore, tetapi tetap mengerikan untuk ditonton.
Sutradara Fede Alvarez memang yang paling tahu bagaimana cara membuat para penontonnya merasa terjebak dalam masa lalu. Maksud saya, terjebak dalam ketegangan. Adegan basement yang ada dalam trailer itu, ternyata masih jauh lebih menegangkan ketimbang yang ada dalam trailer. Adegan tersebut jelas menjadi adegan terbaik dari deretan film horor yang pernah gue tonton, bahkan yang berurusan dengan hantu sekalipun.
Don't Breathe jelas unggul dalam kesederhanaan cerita. Sebuah penyegaran maksimal dalam genre home invasion, yang memaksimalkan setiap sudut rumah yang sempit. Sudah lama sekali rasanya gue menahan nafas selama itu dalam menonton film. Beberapa kali gue menemukan diri gue mengambil nafas panjang ketika diberikan time out oleh Fede Alvarez, meski hanya beberapa detik saja. Kapan lagi anda menonton sebuah film dimana judulnya yang tidak hanya menggambarkan filmnya, tetapi menggambarkan para penontonnya.
USA | Horror / Thriller | 88 mins | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1
Rating?
8 dari 10
- sobekan tiket bioskop tanggal 31 Agustus 2016 -
----------------------------------------------------------
Search Keywords:
Rocky, seorang gadis muda yang ingin hidup lebih baik bagi diri dan adiknya, menyetujui untuk terlibat dalam sebuah perampokan rumah. Bersama pacarnya Money dan temannya Alex, mereka bertiga merampok satu rumah milik pensiunan tentara yang tua dan buta. Ketika si pemilik rumah ternyata dapat membela diri secara mematikan, mereka bertiga harus berbalik mencari cara untuk keluar dari rumah sebelum terlambat.
Tidak perlu makhluk dari dunia atau dimensi lain untuk bisa menakuti orang lain. Don't Breathe telah membuktikannya dengan sangat brilian. Dengan premis dan jalan cerita yang sederhana, dalam satu tempat yang sama. Tuna netra jelas bukan satu variabel yang dapat mengurangi tingkat kengerian - malah menambah faktor tersebut! Yak, ini adalah Insidious versi Stephen Lang.
Dalam rumahnya Stephen Lang, atau si Blind Man, gue dibuat claustrophobic dan sesak nafas. Rumahnya yang sempit dan cenderung gelap, ditambah derap langkah yang berat dari Stephen Lang sudah sanggup meningkatkan intensitas ketegangan. Untuk kemudian semuanya tinggal hitungan waktu kapan teriakan kaget akan terdengar. Belum lagi melihat apa yang bisa dia lakukan terhadap para pembobol rumahnya yang sukses membuat gue meringis dibalik lutut. Memang belum masuk kategori slasher atau gore, tetapi tetap mengerikan untuk ditonton.
Sutradara Fede Alvarez memang yang paling tahu bagaimana cara membuat para penontonnya merasa terjebak dalam masa lalu. Maksud saya, terjebak dalam ketegangan. Adegan basement yang ada dalam trailer itu, ternyata masih jauh lebih menegangkan ketimbang yang ada dalam trailer. Adegan tersebut jelas menjadi adegan terbaik dari deretan film horor yang pernah gue tonton, bahkan yang berurusan dengan hantu sekalipun.
Don't Breathe jelas unggul dalam kesederhanaan cerita. Sebuah penyegaran maksimal dalam genre home invasion, yang memaksimalkan setiap sudut rumah yang sempit. Sudah lama sekali rasanya gue menahan nafas selama itu dalam menonton film. Beberapa kali gue menemukan diri gue mengambil nafas panjang ketika diberikan time out oleh Fede Alvarez, meski hanya beberapa detik saja. Kapan lagi anda menonton sebuah film dimana judulnya yang tidak hanya menggambarkan filmnya, tetapi menggambarkan para penontonnya.
USA | Horror / Thriller | 88 mins | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1
Rating?
8 dari 10
- sobekan tiket bioskop tanggal 31 Agustus 2016 -
----------------------------------------------------------
Search Keywords:
- review film don't breathe
- review don't breathe
- don't breathe review
- resensi film don't breathe
- resensi don't breathe
- ulasan don't breathe
- ulasan film don't breathe
- sinopsis film don't breathe
- sinopsis don't breathe
- cerita don't breathe
- jalan cerita don't breathe
Komentar
Posting Komentar