3 Srikandi
"Dengan porsi drama yang pas, prestasi Indonesia yang sempat terlupakan pun berhasil dikenang dengan baik"
Donald Pandiangan dijuluki Robin Hood Indonesia karena telah memecahkan rekor dunia cabang panahan jarak 70 meter. Namun impiannya untuk membawa medali Olimpiade pertama untuk Indonesia di Moskow tahun 1980 harus gugur. Ia pun berang karena negara mencampuradukkan olahraga dengan politik akibat boikot Indonesia terhadap Uni Soviet yang menyerbu Afghanistan di tahun yang sama. Tahun 1988, Indonesia kembali berkesempatan meraih medali Olimpiade di Seoul, kali ini di tangan tiga srikandi Nurfitriyana, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani. Dilatih oleh Donald yang sangat tegas, mereka bertiga tidak hanya harus menyelesaikan masalah pribadi masing-masing, tetapi membawa pulang medali pertama Olimpiade.
Tema yang diangkat oleh rumah produksi MVP Pictures ini jelas sangat menarik, dan kalau bisa dibilang, cukup mulia. Bagaimana tidak, mereka mengangkat prestasi yang nyaris dilupakan oleh bangsa Indonesia - apalagi dalam cabang olahraga yang tidak sepopuler tinju atau bulu tangkis. Meski hanya medali perak, tetapi itu adalah medali pertama yang diraih oleh Indonesia selama keikutsertaannya dalam Olimpiade selama 36 tahun. Tidak hanya tiga atlet, yang dijuluki tiga srikandi Indonesia, yang diangkat dalam film ini tetapi juga kebesaran nama seorang Donald Pandiangan.
Hasilnya adalah sebuah drama olahraga yang sangat nyaman untuk ditonton, tanpa drama tangis-tangisan yang berlebihan. Berdasarkan dari kisah nyata, gue jelas jadi tidak sekedar tahu tetapi juga sedikit paham karakter dari seorang Donald Pandiangan dan ketiga srikandi Indonesia. Tipikal film drama olahraga memang tidak dapat lepas dari masalah keluarga atau romansa dari masing-masing atlet. Tetapi untungnya sutradara dan penulis naskah Iman Brotoseno dengan rapi tidak melebih-lebihkan porsi drama tersebut, dan terbilang pas. Di luar ekspektasi gue, tidak ada deretan adegan tangis dan air mata tanpa henti.
Jangan mudah patah semangat jika melihat trailer-nya. Ternyata 3 Srikandi juga memiliki visual yang bagus. Tidak hanya kualitas gambar dan color grading yang baik, tetapi juga sinematografi yang cantik di beberapa adegan. Tidak ada penempatan lagu atau score yang berlebihan, semua pas dalam porsinya sehingga nyaman untuk dinikmati. Unsur humor yang ada juga sangat menghibur, apalagi melihat chemistry antara ketiga srikandi yang memiliki karakter yang berbeda-beda.
Semua itu berkat penampilan akting yang sangat menyakinkan dari Reza Rahardia, Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan, dan Tara Basro. Mereka berempat tampil merata, tanpa ada yang tenggelam antara yang satu dengan yang lain. Gue pribadi jelas acung jempol untuk Reza yang tidak hanya beraksen Batak yang halus tanpa terkesan dibuat-buat, tetapi juga dengan mudah menghilangkan image karakter Habibie dalam kepala gue. Selain itu, Tara Basro masih saja sangat cocok memerankan karakter - maaf - "ndeso" dengan logat Makassar yang juga sangat melebur.
Jika anda selalu mengeluh film Indonesia "gitu-gitu aja", cobalah berikan kesempatan pada film ini untuk membuka pandangan anda. Durasi 129 menit tidak akan terasa lama dengan jalan cerita yang menarik, serta penampilan setiap aktor dan aktris yang sangat baik. Kita bisa melihat juga hasil produk yang berkualitas berkat riset mendalam yang dilakukan oleh Iman Brotoseno dan tim dalam menggodok naskah. Hasilnya jelas sungguh mulia, untuk membuat prestasi Indonesia tahun 1988 tak lekang oleh waktu.
Indonesia | 2016 | Drama / Sport | 129 menit | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1
Rating?
8 dari 10
- sobekan tiket bioskop tanggal 4 Agustus 2016 -
Silahkan baca artikel-artikel berikut yang menceritakan kisah tentang Donald Pandiangan dan tiga srikandi Indonesia:
----------------------------------------------------------
Search Keywords:
Donald Pandiangan dijuluki Robin Hood Indonesia karena telah memecahkan rekor dunia cabang panahan jarak 70 meter. Namun impiannya untuk membawa medali Olimpiade pertama untuk Indonesia di Moskow tahun 1980 harus gugur. Ia pun berang karena negara mencampuradukkan olahraga dengan politik akibat boikot Indonesia terhadap Uni Soviet yang menyerbu Afghanistan di tahun yang sama. Tahun 1988, Indonesia kembali berkesempatan meraih medali Olimpiade di Seoul, kali ini di tangan tiga srikandi Nurfitriyana, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani. Dilatih oleh Donald yang sangat tegas, mereka bertiga tidak hanya harus menyelesaikan masalah pribadi masing-masing, tetapi membawa pulang medali pertama Olimpiade.
Tema yang diangkat oleh rumah produksi MVP Pictures ini jelas sangat menarik, dan kalau bisa dibilang, cukup mulia. Bagaimana tidak, mereka mengangkat prestasi yang nyaris dilupakan oleh bangsa Indonesia - apalagi dalam cabang olahraga yang tidak sepopuler tinju atau bulu tangkis. Meski hanya medali perak, tetapi itu adalah medali pertama yang diraih oleh Indonesia selama keikutsertaannya dalam Olimpiade selama 36 tahun. Tidak hanya tiga atlet, yang dijuluki tiga srikandi Indonesia, yang diangkat dalam film ini tetapi juga kebesaran nama seorang Donald Pandiangan.
Hasilnya adalah sebuah drama olahraga yang sangat nyaman untuk ditonton, tanpa drama tangis-tangisan yang berlebihan. Berdasarkan dari kisah nyata, gue jelas jadi tidak sekedar tahu tetapi juga sedikit paham karakter dari seorang Donald Pandiangan dan ketiga srikandi Indonesia. Tipikal film drama olahraga memang tidak dapat lepas dari masalah keluarga atau romansa dari masing-masing atlet. Tetapi untungnya sutradara dan penulis naskah Iman Brotoseno dengan rapi tidak melebih-lebihkan porsi drama tersebut, dan terbilang pas. Di luar ekspektasi gue, tidak ada deretan adegan tangis dan air mata tanpa henti.
Jangan mudah patah semangat jika melihat trailer-nya. Ternyata 3 Srikandi juga memiliki visual yang bagus. Tidak hanya kualitas gambar dan color grading yang baik, tetapi juga sinematografi yang cantik di beberapa adegan. Tidak ada penempatan lagu atau score yang berlebihan, semua pas dalam porsinya sehingga nyaman untuk dinikmati. Unsur humor yang ada juga sangat menghibur, apalagi melihat chemistry antara ketiga srikandi yang memiliki karakter yang berbeda-beda.
Tiga srikandi Indonesia yang sebenarnya |
Jika anda selalu mengeluh film Indonesia "gitu-gitu aja", cobalah berikan kesempatan pada film ini untuk membuka pandangan anda. Durasi 129 menit tidak akan terasa lama dengan jalan cerita yang menarik, serta penampilan setiap aktor dan aktris yang sangat baik. Kita bisa melihat juga hasil produk yang berkualitas berkat riset mendalam yang dilakukan oleh Iman Brotoseno dan tim dalam menggodok naskah. Hasilnya jelas sungguh mulia, untuk membuat prestasi Indonesia tahun 1988 tak lekang oleh waktu.
Indonesia | 2016 | Drama / Sport | 129 menit | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1
Rating?
8 dari 10
- sobekan tiket bioskop tanggal 4 Agustus 2016 -
Silahkan baca artikel-artikel berikut yang menceritakan kisah tentang Donald Pandiangan dan tiga srikandi Indonesia:
----------------------------------------------------------
Search Keywords:
- review film 3 srikandi
- review 3 srikandi
- 3 srikandi review
- resensi film 3 srikandi
- resensi 3 srikandi
- ulasan 3 srikandi
- ulasan film 3 srikandi
- sinopsis film 3 srikandi
- sinopsis 3 srikandi
- cerita 3 srikandi
- jalan cerita 3 srikandi
:) Cantik2 pemainnya (k)
BalasHapus