Ketika Berhenti di Sini - Review


Setelah sukses dengan film pertamanya Kukira Kau Rumah (2021), sutradara dan penulis naskah Umay Shahab kembali dengan film keduanya; Ketika Berhenti di Sini. Umay yang memang ternyata berbakat di belakang kamera, nggak berhenti untuk mengeksplorasi topik sulit di setiap filmnya. Setelah isu kesehatan mental di Kukira Kau Rumah, sekarang lewat film terbarunya mengupas isu berduka, kehilangan, dan denial yang kompleks dan penuh hati.

Ketika Berhenti di Sini jelas punya kualitas yang jauh lebih tinggi ketimbang Kukira Kau Rumah. Gaya berceritanya lancar dan efektif mengaduk emosi, ditambah dengan iringan lagu yang siap menyayat hati. Kisahnya bisa dibilang sangat dekat dengan banyak penonton. Tawaran teknologinya pun masih bisa diterima oleh akal sehat, dengan banyak justifikasi yang diberikan di naskah dan adegan.


Topik sensitif dan kompleks seperti ini jelas sangat bergantung pada pemerannya yang harus bisa memainkan range emosi yang luas. Beruntung Indonesia punya talenta berbakat Prilly Latuconsina yang bisa memainkan peran ini dengan nyaris sempurna. Sayangnya, gue kok kurang cocok sama penampilan Bryan Dormani yang berusaha keras untuk tampil dingin. Beruntung ada Refal Hady yang tampil jauh lebih natural dan berhasil mengimbangi akting Prilly.






- sobekan tiket bioskop tanggal 7 Agustus 2023 -
----------------------------------------------------------
review film ketika berhenti di sini umay shahab
review ketika berhenti di sini umay shahab
ketika berhenti di sini umay shahab movie review
ketika berhenti di sini umay shahab film review
resensi film ketika berhenti di sini umay shahab
resensi ketika berhenti di sini umay shahab
ulasan ketika berhenti di sini umay shahab
ulasan film ketika berhenti di sini umay shahab
sinopsis film ketika berhenti di sini umay shahab
sinopsis ketika berhenti di sini umay shahab
cerita ketika berhenti di sini umay shahab
jalan cerita ketika berhenti di sini umay shahab

Komentar