La La Land
"Musikal modern dengan rasa klasik yang gas pol pada idealisme dan passion untuk menceritakan kisahnya yang personal"
Mia, seorang pekerja di kedai kopi yang ingin sekali menjadi aktris, sedang berjuang di berbagai audisi di Hollywood. Sementara itu Sebastian seorang pianis jazz yang idealis, harus bertahan hidup dengan bermain piano untuk penonton populer. Ketika jalan hidup mereka bertemu, mereka tidak hanya saling melengkapi perihal idealisme mereka terhadap passion pekerjaan, tetapi juga percintaan. Namun konflik mulai muncul ketika idealisme tidak dapat berjalan berdampingan dengan realitas, juga antara percintaan dengan pekerjaan.
Gue sama sekali nggak bisa santai ya untuk nulis ulasan film ini. Jadi rasanya akan sangat subjektif sekali, dan sebelumnya gue mohon maaf soal itu. Pertama-tama karena memang musikal adalah genre favorit gue dengan film-film klasik macam West Side Story (1961) dan The Sound of Music (1965) yang menjadi tolok ukur gue. Kalau versi modern rasanya hanya Les Miserables (2013) dan Across the Universe (2007) yang masuk dalam radar gue, meski dua film ini masih belum layak disandingkan dengan dua judul klasik di atas. Tapi, kini akhirnya ada juga satu judul yang mampu masuk ke dalam daftar eksklusif tersebut. Yak, film panjang kedua dan terbaru dari penulis naskah dan sutradara Damien Chazelle yang diperankan oleh dua aktor dan aktris yang paling lovable di layar akhir-akhir ini.
La La Land sudah memenangkan hati gue dengan opening number yang megah dan sempurna! Empat menit pertama film yang tidak ampun-ampun langsung membentuk impresi penonton tentang film apa yang akan mereka lihat dalam dua jam delapan menit ke depan; musikal yang tancap gas dan nggak ngerem! Apalagi sequence ini diambil dalam satu take, continuous take tanpa patah! Film musikal yang tidak hanya bergantung pada melodi dan kekuatan vokal, tetapi juga koreografi yang super cantik dan sinematografi yang brilian. Semua sisinya dipapah dengan sempurna, menjadikan sebuah film audio visual dengan pengalaman sinematik yang tidak terlupakan.
Percayalah, gue sudah menonton sederetan film musikal dengan koreografi yang ciamik hingga yang aneh-aneh. Tetapi koreografi yang ada dalam La La Land seakan membuat gue amnesia bahwa gue pernah menonton satu - satu saja - film musikal sebelumnya. Dikombinasikan dengan variabel lainnya seperti melodi, nyanyian, akting, sinematografi, koreo ini imenjadi hasil adonan yang sempurna dan benar-benar membuat gue tersenyum bahagia sepanjang film. Dansa yang sangat memorable, dan akhirnya mampu menyaingi adegan tap dance Michelle Williams dan nyanyian suara aneh Ryan Gosling di Blue Valentine (2010). Goodbye to that scene, welcome to the ultra-gorgeous "A Lovely Night" scene in La La Land!
Bagi para fans Ryan Gosling, elo semua akan kaget dengan kemampuan tersembunyinya yang ditampilkan effortless dalam film ini - berkat dedikasi dan latihan yang tinggi dari seorang aktor profesional. Buat para fans Emma Stone (yak saya!), juga akan dibuat kaget dengan kemampuan vokal dan dansa yang akan membuat hati para pria dewasa meleleh hingga ke titik cair terakhir. Ketika mereka berdua bersama dalam layar, entah berakting atau menyanyi atau menari bersama, maka menurut gue terciptalah the most lovable and sweetest chemistry on screen. EVER! Gue benar-benar melupakan semua pasangan aktor-aktris yang berakting bersama dalam film-film romansa lainnya, dan Gosling-Stone jelas menjadi tolok ukur baru dalam genre yang sama.
Segi ceritanya sendiri terbilang klasik dan tak lekang oleh waktu. Kisah yang rasanya sangat personal bagi Damien Chazelle ini berbicara tentang mimpi, idealisme, dan passion yang diemban oleh setiap orang - untuk kemudian dibungkus dalam kemasan romansa yang sangat populer dan mudah diakses oleh semua orang. Setiap detil usaha jatuh bangun setiap orang dalam bidang pekerjaannya masing-masing direpresentasikan dengan sangat rapi dalam masing-masing karakter Mia dan Sebastian - yang mungkin juga berbicara banyak tentang masa lalu Damien Chazelle. Terutama kisah romansanya!
Bagi elo yang membaca ulasan film ini sebelum menontonnya, nikmatilah film ini yang akan menaikkan standar kebahagiaan diri sedemikian rupa - khususnya mereka yang memang menggemari genre musikal. Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan musikal di mana dialog dinyanyikan dan jalan cerita digerakkan oleh lagu dan melodi, beranilah untuk mencoba menonton film modern klasik yang telah diasah menjadi sedikit populer ini. Memang La La Land jauh lebih idealis pol tanpa rem seakan tidak peduli pada unsur komersial jika dibandingkan dengan Whiplash (2014). Apalagi dengan banyaknya visual yang tergolong absurd, seakan imajinasi tak terkendali dari Damien Chazelle ketika sedang fokus pada satu hal. Hal ini bisa menaruh La La Land pada kategori yang hanya cocok untuk kalangan tertentu. Tetapi rasanya kehadiran Ryan Gosling dan Emma Stone sedikit banyak membuat banyak kalangan bisa menikmati film ini.
--- MILD SPOILER AHEAD ---
Nikmatilah dua jam pertama film ini, dan bersiap-siap dengan delapan menit terakhirnya. La La Land akan membawa elo untuk terbang dan berdansa di antara bintang-bintang di awalnya, untuk kemudian #hening. Setelah itu, silahkan luapkan emosi ketika ending credits bergulir pada film yang cenderung lebih bangsat ketimbang 500 Days of Summer (2009) ini. For all the fools who dream, enjoy!
USA | 2016 | Romance / Musical | 128 mins | Scope Aspect Ratio 2.55 : 1
Rating?
10 dari 10
- sobekan tiket bioskop tanggal 7 Januari 2017 -
Won for Best Motion Picture - Musical or Comedy, Best Actor (Ryan Gosling), Best Actress (Emma Stone), Best Director (Damien Chazelle), Best Screenplay (Damien Chazelle), Best Original Song (Justin Hurwitz, "City of Stars"), Best Original Score (Justin Hurwitz), Golden Globes, 2017
----------------------------------------------------------
Search Keywords:
Mia, seorang pekerja di kedai kopi yang ingin sekali menjadi aktris, sedang berjuang di berbagai audisi di Hollywood. Sementara itu Sebastian seorang pianis jazz yang idealis, harus bertahan hidup dengan bermain piano untuk penonton populer. Ketika jalan hidup mereka bertemu, mereka tidak hanya saling melengkapi perihal idealisme mereka terhadap passion pekerjaan, tetapi juga percintaan. Namun konflik mulai muncul ketika idealisme tidak dapat berjalan berdampingan dengan realitas, juga antara percintaan dengan pekerjaan.
Gue sama sekali nggak bisa santai ya untuk nulis ulasan film ini. Jadi rasanya akan sangat subjektif sekali, dan sebelumnya gue mohon maaf soal itu. Pertama-tama karena memang musikal adalah genre favorit gue dengan film-film klasik macam West Side Story (1961) dan The Sound of Music (1965) yang menjadi tolok ukur gue. Kalau versi modern rasanya hanya Les Miserables (2013) dan Across the Universe (2007) yang masuk dalam radar gue, meski dua film ini masih belum layak disandingkan dengan dua judul klasik di atas. Tapi, kini akhirnya ada juga satu judul yang mampu masuk ke dalam daftar eksklusif tersebut. Yak, film panjang kedua dan terbaru dari penulis naskah dan sutradara Damien Chazelle yang diperankan oleh dua aktor dan aktris yang paling lovable di layar akhir-akhir ini.
La La Land sudah memenangkan hati gue dengan opening number yang megah dan sempurna! Empat menit pertama film yang tidak ampun-ampun langsung membentuk impresi penonton tentang film apa yang akan mereka lihat dalam dua jam delapan menit ke depan; musikal yang tancap gas dan nggak ngerem! Apalagi sequence ini diambil dalam satu take, continuous take tanpa patah! Film musikal yang tidak hanya bergantung pada melodi dan kekuatan vokal, tetapi juga koreografi yang super cantik dan sinematografi yang brilian. Semua sisinya dipapah dengan sempurna, menjadikan sebuah film audio visual dengan pengalaman sinematik yang tidak terlupakan.
Percayalah, gue sudah menonton sederetan film musikal dengan koreografi yang ciamik hingga yang aneh-aneh. Tetapi koreografi yang ada dalam La La Land seakan membuat gue amnesia bahwa gue pernah menonton satu - satu saja - film musikal sebelumnya. Dikombinasikan dengan variabel lainnya seperti melodi, nyanyian, akting, sinematografi, koreo ini imenjadi hasil adonan yang sempurna dan benar-benar membuat gue tersenyum bahagia sepanjang film. Dansa yang sangat memorable, dan akhirnya mampu menyaingi adegan tap dance Michelle Williams dan nyanyian suara aneh Ryan Gosling di Blue Valentine (2010). Goodbye to that scene, welcome to the ultra-gorgeous "A Lovely Night" scene in La La Land!
Bagi para fans Ryan Gosling, elo semua akan kaget dengan kemampuan tersembunyinya yang ditampilkan effortless dalam film ini - berkat dedikasi dan latihan yang tinggi dari seorang aktor profesional. Buat para fans Emma Stone (yak saya!), juga akan dibuat kaget dengan kemampuan vokal dan dansa yang akan membuat hati para pria dewasa meleleh hingga ke titik cair terakhir. Ketika mereka berdua bersama dalam layar, entah berakting atau menyanyi atau menari bersama, maka menurut gue terciptalah the most lovable and sweetest chemistry on screen. EVER! Gue benar-benar melupakan semua pasangan aktor-aktris yang berakting bersama dalam film-film romansa lainnya, dan Gosling-Stone jelas menjadi tolok ukur baru dalam genre yang sama.
Segi ceritanya sendiri terbilang klasik dan tak lekang oleh waktu. Kisah yang rasanya sangat personal bagi Damien Chazelle ini berbicara tentang mimpi, idealisme, dan passion yang diemban oleh setiap orang - untuk kemudian dibungkus dalam kemasan romansa yang sangat populer dan mudah diakses oleh semua orang. Setiap detil usaha jatuh bangun setiap orang dalam bidang pekerjaannya masing-masing direpresentasikan dengan sangat rapi dalam masing-masing karakter Mia dan Sebastian - yang mungkin juga berbicara banyak tentang masa lalu Damien Chazelle. Terutama kisah romansanya!
Bagi elo yang membaca ulasan film ini sebelum menontonnya, nikmatilah film ini yang akan menaikkan standar kebahagiaan diri sedemikian rupa - khususnya mereka yang memang menggemari genre musikal. Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan musikal di mana dialog dinyanyikan dan jalan cerita digerakkan oleh lagu dan melodi, beranilah untuk mencoba menonton film modern klasik yang telah diasah menjadi sedikit populer ini. Memang La La Land jauh lebih idealis pol tanpa rem seakan tidak peduli pada unsur komersial jika dibandingkan dengan Whiplash (2014). Apalagi dengan banyaknya visual yang tergolong absurd, seakan imajinasi tak terkendali dari Damien Chazelle ketika sedang fokus pada satu hal. Hal ini bisa menaruh La La Land pada kategori yang hanya cocok untuk kalangan tertentu. Tetapi rasanya kehadiran Ryan Gosling dan Emma Stone sedikit banyak membuat banyak kalangan bisa menikmati film ini.
--- MILD SPOILER AHEAD ---
Nikmatilah dua jam pertama film ini, dan bersiap-siap dengan delapan menit terakhirnya. La La Land akan membawa elo untuk terbang dan berdansa di antara bintang-bintang di awalnya, untuk kemudian #hening. Setelah itu, silahkan luapkan emosi ketika ending credits bergulir pada film yang cenderung lebih bangsat ketimbang 500 Days of Summer (2009) ini. For all the fools who dream, enjoy!
USA | 2016 | Romance / Musical | 128 mins | Scope Aspect Ratio 2.55 : 1
Rating?
10 dari 10
- sobekan tiket bioskop tanggal 7 Januari 2017 -
Won for Best Motion Picture - Musical or Comedy, Best Actor (Ryan Gosling), Best Actress (Emma Stone), Best Director (Damien Chazelle), Best Screenplay (Damien Chazelle), Best Original Song (Justin Hurwitz, "City of Stars"), Best Original Score (Justin Hurwitz), Golden Globes, 2017
----------------------------------------------------------
- review film la la land ryan gosling emma stone damien chazelle
- review la la land ryan gosling emma stone damien chazelle
- la la land ryan gosling emma stone damien chazelle review
- resensi film la la land ryan gosling emma stone damien chazelle
- resensi la la land ryan gosling emma stone damien chazelle
- ulasan la la land ryan gosling emma stone damien chazelle
- ulasan film la la land ryan gosling emma stone damien chazelle
- sinopsis film la la land ryan gosling emma stone damien chazelle
- sinopsis la la land ryan gosling emma stone damien chazelle
- cerita la la land ryan gosling emma stone damien chazelle
- jalan cerita la la land ryan gosling emma stone damien chazelle
Komentar
Posting Komentar