Minari - Review


Buat gue, nonton Minari itu kaya pulang ke rumah Jogja ketemu saudara yang lama nggak ketemu trus ngeteh dan makan mie godog bareng selagi hujan gerimis. Nyaman, penuh kehangatan, berhati besar, dan nggak mau cepet-cepet pulang ke Jakarta. Bukan tipikal film drama tiga babak kebanyakan, film ini nggak berusaha ngasih solusi. Memang nggak bertujuan untuk ngasih solusi atau pesan makna kehidupan, tapi kayaknya memang hanya menggambarkan dan mengeksplorasi interaksi keluarga imigran yang mencoba bertahan hidup di tanah asing.

Harus gue akui, film ini semi-biografi masa kecil dari sutradara dan penulis naskah Lee Isaac Chung mungkin bukan untuk semua orang dengan gaya bercerita yang sangat lamban dan sunyi. Nggak ada satu tujuan spesifik yang hendak dituju, karena Minari hanya berkisah satu potong kehidupan yang penting bagi satu keluarga yang baru pindah dari kota besar ke daerah terpencil. Sepanjang film hanya menggambarkan keseharian mereka dalam bekerja dan bertani, ditambah interaksi mereka dengan si nenek yang baru datang dari Korea Selatan.


Menurut gue nggak adil membandingkan Minari dengan Parasite hanya gara-gara sama-sama berbahasa Korea Selatan dan disukai semua kritikus dan penonton di seluruh dunia. Buat gue Minari lebih seperti Shoplifters (2018)-nya Hirokazu Kore-eda dengan versi imigran di tanah asing, dan sama-sama bercerita tentang keluarga sederhana yang menjaga keakraban di tengah deretan kemalangan. Tidak ada babak ketiga dan film berakhir tanpa penyelesaian yang final dan pasti. Seperti seakan membuka begitu banyak ruang bagi penonton untuk menentukan sendiri bagaimana kelanjutan keluarga Kim. Tentu saja, ada banyak kemungkinan dan nasib ini yang tidak mau ditentukan secara dangkal oleh Minari.

Sulit untuk nggak jatuh hati dengan karakter David si anak bungsu dengan oma Youn, dan betapa naik-turunnya interaksi mereka sukses bikin gemas dan jatuh cinta. Imutnya Alan S. Kim dalam memerankan David benar-benar jalan bebas hambatan yang efektif untuk cepat menaruh hati pada film ini. Apalagi ketika dia dihadapkan dengan oma Youn yang sangat berkharisma dan memiliki karakter bertolak belakang. Nggak heran oma Youn menang penghargaan sebagai Best Supporting Actress di berbagai acara dengan tatapan mata dan raut muka yang penuh emosi seperti itu di akhir film.






- sobekan tiket bioskop tanggal 16 April 2021 -
----------------------------------------------------------
review film minari
review minari
minari movie review
minari film review
resensi film minari
resensi minari
ulasan minari
ulasan film minari
sinopsis film minari
sinopsis minari
cerita minari
jalan cerita minari

Komentar