Red Riding Hood

Sobekan tiket bioskop tertanggal 17 April 2011 adalah Red Riding Hood. Satu lagi adaptasi Hollywood akan dongeng klasik, yang kali ini dibintangi oleh aktris cantik berbakat Amanda Seyfried. Dari trailernya yang terlihat artistik dengan latar belakang hutan yang berkabut, glowy sekaligus suram, cukup membuat gue penasaran untuk menonton film ini.

Sebuah desa di abad pertengahan dibuat gempar oleh terbunuhnya seorang perempuan muda oleh serigala. Perempuan tersebut yang tersebut ternyata adalah adik dari Valerie (Seyfried) menjadi korban manusia pertama semenjak puluhan tahun, ketika para penduduk desa selalu mengorbankan binatang untuk sang serigala. Penduduk desa pun memanggil Father Solomon (Gary Oldman) untuk membantu membunuh si serigala. Kedatangan Father Solomon ternyata malah membuat seisi penduduk desa saling curiga satu sama lain, ketika ia memberi tahu bahwa serigala tersebut adalah serigala jadi-jadian yang merupakan salah satu penduduk desa. Valerie yang mencintai Peter namun dijodohkan dengan Henry pun tak pelak dari tuduhan para penduduk desa. Rasa cinta Valerie pada Peter maupun rasa cinta Henry pada Valerie pun teruji dengan kecurigaan serigala jadi-jadian yang muncul di tengah-tengah mereka.

Tidak hanya ketika menonton, dalam menulis sinopsis untuk film ini pun gue sudah dibuat bingung dengan fokus plot cerita. Ini cerita cinta segitiga dengan latar werewolf atau cerita werewolf yang diberi bumbu cinta segitiga? Dengan dialog-dialog yang cheesy dan klise, film ini banyak mengingatkan gue akan film vampir vs werewolf itu. Jelas saja, sutradara film juga menyutradarai Twilight (2008), Catherine Hardwicke. Sebenarnya plot cerita dan naskah yang ditulis oleh David Johnson (yang juga menulis Orphan) cukup menarik, namun sayang eksekusi Hardwicke kurang maksimal dan terkesan hanya ingin fokus pada cinta segitiganya saja. Thriller yang disajikan ketika si serigala besar muncul pun rasanya kurang menggigit dan kurang bertaring. Misteri dan tebak-tebakannya memang seru, terbukti gue mampu digiring menebak orang yang salah dan cukup kaget setelah tahu siapa sebenarnya si serigala jadi-jadian itu. Tapi ya itu dia, plot cinta segitiganya itu yang selalu menganggu dan merusak suasana thriller dengan ke-cheesy-annya.

Penampilan Amanda Seyfried memang baik seperti biasanya, walaupun film ini bukan penampilan terbaik dia setelah Chloe. Namun yang mengganggu adalah datarnya akting kedua pria yang ada di sekitar karakter Valerie, yang bahkan gue engga kenal siapa. Dengan muda datar plus dialog cheesy, makin mengernyitlah dahi  gue. Beruntung penampilan Seyfried dapat mengimbangi kedua pria yang hanya jualan wajah ganteng ini. Gary Oldman juga tampil meyakinkan sebagai Father Solomon yang misterius, berdarah dingin, dan juga aneh. Menurut gue, penampilan Oldman malah jauh lebih mengerikan dibandingkan penampilan si serigala besar dan jahat.
gambar diambil dari sini
Tone warna suram serta setting hutan yang berkabut memang sangat baik dalam menambah suramnya suasana hutan yang menyeramkan dan berbahaya. Sayang score-nya yang terkadang mengganggu kurang bisa menambah atmosfer suram yang ada. Hasilnya, film ini terlalu datar dan dangkal untuk bisa diselami lebih jauh oleh gue. Satu-satunya adegan yang berhasil menempel dengan baik di kepala gue karena dieksekusi dengan cukup baik adalah dialog antara Valerie dengan neneknya yang diadaptasi dari dongeng klasiknya.
"Oh, what big eyes you have, grandmother."
"The better to see you with, my dear."
"Oh, what big ears you have, grandmother."
"The better to hear you with, my dear."
"Oh, what big teeth you have, grandmother."
"The better to eat you with, my dear."
Menurut gue, kekuatan utama film ini hanya pada seorang Amanda Seyfried. Kalau tanpa dia, mungkin gue akan dengan mudah melewatkan film ini.

Rating?
5 dari 10

Komentar

  1. Sama, gw juga salah tebak siapa werewolf yg asli. Tokoh utama yg cowo itu keliatan banget coba dibuat semirip mungkin sama Edward Cullen deh

    BalasHapus
  2. salah tebak karena dari awal, clue untuk ke si werewolf ini sama sekali ga dikasih yah.
    iya, si cowo itu (sapa namanya gue lupa, ga peduli juga sih) mirip abis pucat2 gitu. hiyyy!
    btw salam kenal!

    BalasHapus
  3. Mana baju+rambutnya juga dimirip-miripin
    Yoha, salam kenal juga :D

    BalasHapus

Posting Komentar