Your Highness
Sobekan tiket bioskop tertanggal 13 April 2011 adalah Your Highness. Bukan, bukan karena ada aktor dan aktris peraih nominasi Oscar 2011 Aktor Terbaik dan Aktris Terbaik yang tampil bersama dalam film ini. Bukan pula karena sutradara yang ada di belakang film komedi konyol Pineapple Express yang menyutradari film ini. Tapi hanya karena dia yang membuat gue tidak berpikir panjang untuk menonton film ini; Zooey Deschanel.
Di sebuah kerajaan di dunia fantasi yang penuh dengan makhluk-makhluk aneh dan ilmu sihir, hiduplah seorang pangeran yang iri hati dengan kakaknya yang selalu menumpas makhluk-makhluk keji yang menyerang kerajaan mereka. Thadeous (Danny McBride) yang selalu diremehkan oleh orang-orang sekelilingnya, merasa dibawah bayang-bayang Fabious (James Franco) yang memang jauh lebih macho dan berani daripada adiknya. Ketika Belladonna (Zooey Deschanel) diculik oleh penyihir jahat, Leezar, di hari pernikahannya dengan Fabious, kakak-adik ini pun harus melakukan perjalanan untuk menyelamatkan Belladonna dan membunuh Leezar. Di tengah jalan pun mereka bersekutu dengan pejuang wanita, Isabelle (Natalie Portman) yang juga ingin membunuh Leezar demi membalas dendam atas masa lalunya.
Film ini merupakan reuni kecil-kecilan antara McBride, Franco, dan sutradara David Gordon Green yang pernah berkerja sama dalam film komedi gebleg Pineapple Express. Memang mungkin gue yang tidak cocok dengan Seth Rogen sehingga gue sangat tidak menikmati bergulirnya jalan cerita dalam Pineapple Express. Namun dalam film ini yang ceritanya ditulis (juga) oleh si aktor utama, Danny McBride, gue dibuat tertawa gila-gilaan sekaligus miris jijik (in a good way) di beberapa adegan dalam film ini. Dengan kondisi studio bioskop yang penuh total, setiap adegan kocak dalam film abad pertengahan yang konyol ini pun benar-benar mengundang tawa seluruh penonton.
Kalau Pineapple Express penuh dengan adegan-adegan tidak masuk diakal dan kelewat nyeleneh sehingga (menurut gue) melunturkan sisi komedinya, jalan cerita dalam film ini masih bisa diikuti oleh akal logika orang normal kebanyakan walaupun sama slengeannya. Mungkin gue bisa mengkategorikan film ini sebagai parodi film-film abad pertengahan seperti yang pernah dibawakan oleh Brothers Grimm dan Robin Hood: Men in Tights. Komedi yang dibawakan menurut gue lebih ke arah komedi dewasa, dimana penggunaan f-word yang kocak dan lelucon-lelucon dewasa yang "menjurus" dengan dialog dan grafis (yang terkadang nggilani). Justru komedi dewasa inilah yang menjadi kekuatan utama film ini dan terbukti sangat menghibur setiap penonton, termasuk gue. Gue tidak bisa membayangkan bagaimana kalau film ini masuk bioskop Indonesia yang penuh dengan sensor itu, mungkin bisa-bisa hampir seperempat rol film dipotong kali yah ;p
Setiap cast yang ada benar-benar "bermain-main" dalam setiap perannya dalam film ini. Katanya, bahkan mereka seringkali berimprovisasi dalam setiap dialog dan jarang menggunakan naskah. Portman dan Franco jelas meninggalkan image Oscar mereka untuk sekedar having fun dengan peran mereka dalam film ringan ini. McBride tampil sangat menghibur dengan kepolosan dan f-word-nya, dan tidak terbawa menjadi menyebalkan seperti yang gue rasakan dengan Seth Rogen (maaf ya, gue benar-benar kurang cocok dengan komedian yang satu ini). Zooey Deschanel, oh Tuhan terima kasih telah menciptakan manusia secantik dan semanis dia. Seperti film-film yang pernah dia bintangi, suara merdunya akan diperdendangkan dalam sebuah lagu pendek. Walaupun tampil dengan proporsi sedikit, aura polos dan manisnya cukup mengimbangi aroma macho film ini. Special mention untuk Rasmus Hardiker sebagai Courtney, budak dari Thadeous yang selalu setia mengikuti tuannya kemanapun dia pergi. Komedian asal Inggris yang tidak terlalu terkenal ini (bahkan belum ada profile picture-nya di IMDb) gue ramalkan akan menanjak karirnya setelah film ini. Karakter yang dia bawakan memang kocak dan selalu menjadi korban sial, tapi di beberapa adegan agak-serius, Hardiker mampu tampil baik dan cukup mengambil hati penonton.
Film komedi ngawur seperti ini memang tidak terlalu mementingkan jalan cerita, karena tidak ada yang baru dalam cerita yang ditawarkan. Formula baku film petualangan-epik pun sangat kental dalam film ini; putri cantik yang diculik, dan harus mendapatkan senjata pamungkas yang tersembunyi untuk membunuh penyihir jahat. Tetapi gue masih cukup menikmati perjalanan para ksatria abad pertengahan ini dalam usaha menumpas kejahatan yang ada di dunia mereka. Tapi gue kurang setuju kalau film ini disebut sebagai stoner movie. Film ini memang fokus pada hubungan dua laki-laki layaknya film-film bromance yang lain dan banyak adegan parodi dari film-film lain, tapi definisi stoner movie kan lebih berat pada proporsi penggunaan ganja/marijuana dalam sebuah film. Adegan penggunaan ganja/marijuana dalam film ini pun jelas jauuuuh lebih sedikit daripada Pineapple Express.
Film ini benar-benar cocok bagi anda yang sedang mencari film ringan dan ingin tertawa ngakak bersama teman-teman.
Rating?
7 dari 10
Di sebuah kerajaan di dunia fantasi yang penuh dengan makhluk-makhluk aneh dan ilmu sihir, hiduplah seorang pangeran yang iri hati dengan kakaknya yang selalu menumpas makhluk-makhluk keji yang menyerang kerajaan mereka. Thadeous (Danny McBride) yang selalu diremehkan oleh orang-orang sekelilingnya, merasa dibawah bayang-bayang Fabious (James Franco) yang memang jauh lebih macho dan berani daripada adiknya. Ketika Belladonna (Zooey Deschanel) diculik oleh penyihir jahat, Leezar, di hari pernikahannya dengan Fabious, kakak-adik ini pun harus melakukan perjalanan untuk menyelamatkan Belladonna dan membunuh Leezar. Di tengah jalan pun mereka bersekutu dengan pejuang wanita, Isabelle (Natalie Portman) yang juga ingin membunuh Leezar demi membalas dendam atas masa lalunya.
Film ini merupakan reuni kecil-kecilan antara McBride, Franco, dan sutradara David Gordon Green yang pernah berkerja sama dalam film komedi gebleg Pineapple Express. Memang mungkin gue yang tidak cocok dengan Seth Rogen sehingga gue sangat tidak menikmati bergulirnya jalan cerita dalam Pineapple Express. Namun dalam film ini yang ceritanya ditulis (juga) oleh si aktor utama, Danny McBride, gue dibuat tertawa gila-gilaan sekaligus miris jijik (in a good way) di beberapa adegan dalam film ini. Dengan kondisi studio bioskop yang penuh total, setiap adegan kocak dalam film abad pertengahan yang konyol ini pun benar-benar mengundang tawa seluruh penonton.
Kalau Pineapple Express penuh dengan adegan-adegan tidak masuk diakal dan kelewat nyeleneh sehingga (menurut gue) melunturkan sisi komedinya, jalan cerita dalam film ini masih bisa diikuti oleh akal logika orang normal kebanyakan walaupun sama slengeannya. Mungkin gue bisa mengkategorikan film ini sebagai parodi film-film abad pertengahan seperti yang pernah dibawakan oleh Brothers Grimm dan Robin Hood: Men in Tights. Komedi yang dibawakan menurut gue lebih ke arah komedi dewasa, dimana penggunaan f-word yang kocak dan lelucon-lelucon dewasa yang "menjurus" dengan dialog dan grafis (yang terkadang nggilani). Justru komedi dewasa inilah yang menjadi kekuatan utama film ini dan terbukti sangat menghibur setiap penonton, termasuk gue. Gue tidak bisa membayangkan bagaimana kalau film ini masuk bioskop Indonesia yang penuh dengan sensor itu, mungkin bisa-bisa hampir seperempat rol film dipotong kali yah ;p
Setiap cast yang ada benar-benar "bermain-main" dalam setiap perannya dalam film ini. Katanya, bahkan mereka seringkali berimprovisasi dalam setiap dialog dan jarang menggunakan naskah. Portman dan Franco jelas meninggalkan image Oscar mereka untuk sekedar having fun dengan peran mereka dalam film ringan ini. McBride tampil sangat menghibur dengan kepolosan dan f-word-nya, dan tidak terbawa menjadi menyebalkan seperti yang gue rasakan dengan Seth Rogen (maaf ya, gue benar-benar kurang cocok dengan komedian yang satu ini). Zooey Deschanel, oh Tuhan terima kasih telah menciptakan manusia secantik dan semanis dia. Seperti film-film yang pernah dia bintangi, suara merdunya akan diperdendangkan dalam sebuah lagu pendek. Walaupun tampil dengan proporsi sedikit, aura polos dan manisnya cukup mengimbangi aroma macho film ini. Special mention untuk Rasmus Hardiker sebagai Courtney, budak dari Thadeous yang selalu setia mengikuti tuannya kemanapun dia pergi. Komedian asal Inggris yang tidak terlalu terkenal ini (bahkan belum ada profile picture-nya di IMDb) gue ramalkan akan menanjak karirnya setelah film ini. Karakter yang dia bawakan memang kocak dan selalu menjadi korban sial, tapi di beberapa adegan agak-serius, Hardiker mampu tampil baik dan cukup mengambil hati penonton.
Film komedi ngawur seperti ini memang tidak terlalu mementingkan jalan cerita, karena tidak ada yang baru dalam cerita yang ditawarkan. Formula baku film petualangan-epik pun sangat kental dalam film ini; putri cantik yang diculik, dan harus mendapatkan senjata pamungkas yang tersembunyi untuk membunuh penyihir jahat. Tetapi gue masih cukup menikmati perjalanan para ksatria abad pertengahan ini dalam usaha menumpas kejahatan yang ada di dunia mereka. Tapi gue kurang setuju kalau film ini disebut sebagai stoner movie. Film ini memang fokus pada hubungan dua laki-laki layaknya film-film bromance yang lain dan banyak adegan parodi dari film-film lain, tapi definisi stoner movie kan lebih berat pada proporsi penggunaan ganja/marijuana dalam sebuah film. Adegan penggunaan ganja/marijuana dalam film ini pun jelas jauuuuh lebih sedikit daripada Pineapple Express.
Film ini benar-benar cocok bagi anda yang sedang mencari film ringan dan ingin tertawa ngakak bersama teman-teman.
Rating?
7 dari 10
Wah, gw malah kebalikannya nonton ini. Humornya kerasa dry semuanya.
BalasHapusApalagi pas muncul kalung “ajaib”nya si McBride, sumpah hampir mw walk-out itu.
Justru dr smw pemainnya yg emang lucu cuma si Courtney sama si Theroux.