Winnie the Pooh

Sobekan tiket bioskop tertanggal 16 April 2011 adalah Winnie the Pooh. Engga perlu menonton trailer, cukup melihat posternya saja sudah membangkitkan minat gue untuk menonton film ini. Siapa sih yang engga kenal beruang pencinta madu ini? Pooh, Christopher Robin, dan kawan-kawan yang lain ini memang selalu abadi semenjak diciptakan oleh novelis Inggris A. A. Milne tahun 1926. Semenjak itu, buku, video game, serial tv, dan film layar lebar pun telah malang melintang. Tahun 2011 ini, Disney kembali mengembalikan kenangan masa kecil kita ke dalam bentuk layar lebar pertama kali dalam 34 tahun terakhir.

Di sebuah hari biasa di Hundred Acre Wood, Winnie the Pooh yang lapar pun segera mencari madu. Namun di tengah perjalanan, Pooh menemukan bahwa Eeyore kehilangan ekornya. Pooh pun mengumpulkan teman-temannya; Tigger, Piglet, Owl, Kanga, Roo, dan Christopher Robin untuk membantu mencari ganti dari ekor Eeyore. Selain itu, mereka meyakinkan diri mereka sendiri bahwa Christopher Robin telah diculik oleh makhluk hutan jahat!

Awww Pooh! Rasanya sulit untuk tidak jatuh cinta dengan beruang gendut yang doyan madu ini. Super polos dan lugu, yang ada di kepalanya hanya madu, namun sangat setia kawan dengan teman-temannya. Jujur ini kali pertama gue menonton Pooh dan kawan-kawan dalam bentuk film. Jadi film ini adalah sebagai bentuk perkenalan gue akan karakter Pooh, Eeyore, Tigger, Piglet, Rabbit, Owl, Kanga, Roo, dan si bocah Inggris Christopher Robin. Hasilnya? Rasanya seperti jatuh cinta pada pandangan pertama.

Cute and lovable! Rasanya itu dua kata yang bisa gue berikan untuk menggambarkan film ini. Dengan cerita yang sangat sederhana, kepolosan dan keluguan mereka benar-benar menghibur dan mewarnai film ini. Apalagi Disney tetap melestarikan animasi tradisional (ya, tanpa CGI tanpa 3D) dengan warna-warna cerah dan dinamis, yang hasilnya malah lebih menghidupkan kisah klasik ini. Gaya penceriteraannya pun sangat menarik, diceritakan dari sebuah buku karangan A. A. Milne yang benar-benar diceriterakan dari buku dengan setiap kata, kalimat, dan paragrafnya (kalau sudah lihat trailernya, pasti mengerti maksud gue). Belum lagi film ini memberikan dan memberi contoh yang baik tentang kesetia-kawanan.
gambar diambil dari sini
Hanya satu yang kurang pada film ini; kurang panjang! Namun hebatnya, hanya dalam 60 menit film ini dapat membuat gue benar-benar seakan dekat sekali dengan setiap karakter yang ada. Mengenalkan sembilan karakter dengan jalan cerita yang sederhana dan durasi yang pendek bukan perkara mudah, apalagi jalan cerita harus tetap berfokus pada Pooh. Namun film ini membuat gue mengenal teman-teman Pooh lebih dekat. Eeyore yang melankolis, selalu sedih dan depresif namun entah kenapa malah membuat gue ingin memeluk dia. Tigger yang sanguin dan selalu bersemangat serta melompat kesana-kemari. Piglet yang phlegmatic cenderung jauh lebih lugu daripada Pooh. Rabbit yang cenderung choleric dan terlihat lebih cerdas dibandinkan teman-temannya. Owl yang suka membaca dan berbicara namun tidak lebih cerdas daripada Rabbit. Kanga dan Roo ibu-anak kanguru yang setia membantu dan mengikuti kemana teman-temannya pergi. Dan Christopher Robin yang dengan logat Inggris kentalnya yang selalu setia membantu dan menemani Pooh.

Layaknya film-film Disney klasik lainnya, film ini pun dibuat musikal dengan setiap karakter yang ada bernyanyi dalam beberapa adegan. Lagu-lagu yang musik dan liriknya dibuat oleh pasangan Robert Lopez dan Kristen Anderson-Lopez ini pun sangat sederhana namun sangat mudah diingat dan ear-catchy. Betapa senangnya gue ketika mendengar suara Zooey Deschanel di beberapa soundtrack dalam film ini. Tidak itu saja, Zooey juga secara khusus membuat satu lagu dan menyanyikannya sebagai ending title untuk film ini; So Long.
gambar diambil dari sini
Dari kesederhanaan karakterisasi, cerita, soundtrack, sampai pada gambar animasi, film ini berhasil merebut hati gue (dan mungkin penonton yang lain) dan mengembalikan kenangan akan masa kecil setiap orang yang menontonnya.

Rating?
8,5 dari 10

Menurut gue, trailernya benar-benar menyentuh. Kombinasi antara Pooh dengan Keane adalah hal yang brilian.



BONUS:
Coba cicip dua soundtrack yang dinyanyikan oleh Zooey Deschanel ini. Winnie the Pooh dan So Long. Simak juga wawancara Zooey tentang lagu yang dia buat untuk film ini disini.

Komentar

  1. Wah, di UK cepet udah rilis 15 April :D

    BalasHapus
  2. timooooooo.. i want to watch it!!!! damn!!! aaaaa,, enaknya yg di glasgow.. sooo damnnn jealous!!! hixxx

    BalasHapus
  3. wooooow! ini "the" winnie the pooh jaman bahola itu?? kyknya bagus banget!

    BalasHapus
  4. eh mo? kok di youtube rilisnya 15 July ya? curang amat lo ud ntn! haha... gue harus ntn nih, ntn trailernya aja ud jatuh cinta gue. haha...

    BalasHapus
  5. iya di imdb dibilang bakal dirilis di AS baru 15 Juli 2011. makanya gue juga bingung, kok disini bisa dirilis 2 bulan sebelum di AS. tapi ya udah lah yaaa ahahaha :D iya trailernya dramatis banget. pasti akan beda feelingnya kalo lagunya bukan Somewhere Only We Know :D

    BalasHapus
  6. Waaaaa, nonton dimana? aku pengen banget nonton film ini. Tapi dalam sejarah film Winnie the Pooh tak pernah masuk bioskop Indonesia :(
    Semua film Pooh selalu aku tonton dari mulai Tigger, Piglet hingga Heffalump. Kebiasaan mereka, durasi selalu pendek. Tak puas. Duh.

    Mari bertukar link :)

    BalasHapus

Posting Komentar