Source Code
Sobekan tiket bioskop tertanggal 13 April 2011 adalah Source Code. Dari trailernya, gue sudah bisa melihat bahwa ide cerita yang ditawarkan oleh film ini cukp baru, unik, dan orisinil. Belum lagi melihat nama Duncan Jones duduk di kursi sutradara, yang sukses dalam membuat film sci-fi yang bikin geleng-geleng sambil garuk-garuk kepala, Moon (2009).
Colter Stevens (Jake Gyllenhaal) terbangun di sebuah kereta di duduk di seberang Christina (Michelle Monaghan) yang sedang berbicara dengannya. Namun Colter tidak mengenal Christina walaupun tampaknya Christina mengenal Colter dengan baik. Beberapa menit kemudian, kereta yang mereka tumpangi meledak dan Colter terbangun di dalam sebuah pod. Colleen Goodwin (Vera Farmiga) pun muncul di sebuah layar dan menanyakan kesuksesan misi Colter untuk menemukan pengebom kereta tersebut. Ternyata Colter berada di dalam sebuah mesin, Source Code, yang dapat menempatkan seseorang dalam diri orang lain dalam 8 menit terakhir sebelum diri orang lain tersebut meninggal.
Ide cerita yang orisinil ini lumayan membuat gue tercengang dan terus menerus menggunakan otak sepanjang jalan cerita. Ditulis oleh Ben Ripley yang menjadi debutnya dalam menulis naskah untuk layar lebar, fiksi ilmiah yang ditawarkan dalam cerita ini cukup menarik walaupun rasanya belum mungkin dilakukan dengan teknologi dunia masa kini. Alternate-reality yang disuguhkan film ini seakan dicampuradukkan dengan sisi humanis yang menemukan kembali arti dari hidup. Pencinta teori fisika-kuantum dijamin akan menyukai ide yang disuguhkan oleh film ini. Film ini seakan membawa aroma Inception yang dibawakan dalam bentuk Vantage Point yang mengemas makna kehidupan dalam Moon. Jangan dulu bosan dengan adegan 8 menit yang diulang-ulang sepanjang film, karena Duncan Jones mengeksekusinya dengan baik sehingga adegan yang sama tersebut tampak sama menariknya sampai repetisi terakhir. Sulit rasanya untuk menulis ulasan film ini tanpa membocorkan spoiler, jadi akan gue ulas seadanya saja tanpa membeberkan cerita ini lebih lanjut.
Sebuah mesin yang mampu memasukkan seseorang ke dalam orang lain, namun apapun yang dilakukan oleh orang tersebut tidak akan mengubah kenyataan yang telah terjadi. Namun bagaimana jika Colter Stevens ingin menyelamatkan Christina yang ada dalam Source Code walaupun pada kenyataan Christina telah meninggal? Lalu kenyataan mana "yang lebih baik" untuk dijalani, kenyataan dimana Christina telah meninggal dalam kereta yang meledak karena bom, atau kenyataan dimana Christina masih hidup namun hanya bisa dijalani selama 8 menit?
Penampilan yang cukup baik dari Jake Gyllenhaal yang tampil meyakinkan dalam memerankan seorang prajurit yang berusaha keras menemukan pengebom sekaligus menemukan arti hidup. Michelle Monaghan benar-benar cantik dalam film ini! Gue sih senang-senang saja adegan 8 menit tersebut diulang-ulang karena bisa melihat dia berulang kali. Tapi memang penampilan manis Monaghan dapat mengimbangi tampilan macho Gyllenhaal dan seakan mewarnai setiap adegan dimana Monaghan tampil di layar.
Sayang seribu sayang, gue termasuk dalam kategori penonton yang tidak menyukai endingnya. Menurut gue, ending film akan menjadi jauh lebih baik ketika 2 menit terakhir dari rol film dipotong dan end credit dimunculkan tepat setelah adegan tersebut. Karena 2 menit terakhir dari film ini seakan campur tangan Hollywood yang memaksakan cerita untuk berakhir dengan bahagia tetapi malah menghancurkan makna dari film ini yang telah dibawakan dengan baik dalam seperempat film terakhir.
Rating?
7 dari 10
Colter Stevens (Jake Gyllenhaal) terbangun di sebuah kereta di duduk di seberang Christina (Michelle Monaghan) yang sedang berbicara dengannya. Namun Colter tidak mengenal Christina walaupun tampaknya Christina mengenal Colter dengan baik. Beberapa menit kemudian, kereta yang mereka tumpangi meledak dan Colter terbangun di dalam sebuah pod. Colleen Goodwin (Vera Farmiga) pun muncul di sebuah layar dan menanyakan kesuksesan misi Colter untuk menemukan pengebom kereta tersebut. Ternyata Colter berada di dalam sebuah mesin, Source Code, yang dapat menempatkan seseorang dalam diri orang lain dalam 8 menit terakhir sebelum diri orang lain tersebut meninggal.
Ide cerita yang orisinil ini lumayan membuat gue tercengang dan terus menerus menggunakan otak sepanjang jalan cerita. Ditulis oleh Ben Ripley yang menjadi debutnya dalam menulis naskah untuk layar lebar, fiksi ilmiah yang ditawarkan dalam cerita ini cukup menarik walaupun rasanya belum mungkin dilakukan dengan teknologi dunia masa kini. Alternate-reality yang disuguhkan film ini seakan dicampuradukkan dengan sisi humanis yang menemukan kembali arti dari hidup. Pencinta teori fisika-kuantum dijamin akan menyukai ide yang disuguhkan oleh film ini. Film ini seakan membawa aroma Inception yang dibawakan dalam bentuk Vantage Point yang mengemas makna kehidupan dalam Moon. Jangan dulu bosan dengan adegan 8 menit yang diulang-ulang sepanjang film, karena Duncan Jones mengeksekusinya dengan baik sehingga adegan yang sama tersebut tampak sama menariknya sampai repetisi terakhir. Sulit rasanya untuk menulis ulasan film ini tanpa membocorkan spoiler, jadi akan gue ulas seadanya saja tanpa membeberkan cerita ini lebih lanjut.
Sebuah mesin yang mampu memasukkan seseorang ke dalam orang lain, namun apapun yang dilakukan oleh orang tersebut tidak akan mengubah kenyataan yang telah terjadi. Namun bagaimana jika Colter Stevens ingin menyelamatkan Christina yang ada dalam Source Code walaupun pada kenyataan Christina telah meninggal? Lalu kenyataan mana "yang lebih baik" untuk dijalani, kenyataan dimana Christina telah meninggal dalam kereta yang meledak karena bom, atau kenyataan dimana Christina masih hidup namun hanya bisa dijalani selama 8 menit?
Penampilan yang cukup baik dari Jake Gyllenhaal yang tampil meyakinkan dalam memerankan seorang prajurit yang berusaha keras menemukan pengebom sekaligus menemukan arti hidup. Michelle Monaghan benar-benar cantik dalam film ini! Gue sih senang-senang saja adegan 8 menit tersebut diulang-ulang karena bisa melihat dia berulang kali. Tapi memang penampilan manis Monaghan dapat mengimbangi tampilan macho Gyllenhaal dan seakan mewarnai setiap adegan dimana Monaghan tampil di layar.
Sayang seribu sayang, gue termasuk dalam kategori penonton yang tidak menyukai endingnya. Menurut gue, ending film akan menjadi jauh lebih baik ketika 2 menit terakhir dari rol film dipotong dan end credit dimunculkan tepat setelah adegan tersebut. Karena 2 menit terakhir dari film ini seakan campur tangan Hollywood yang memaksakan cerita untuk berakhir dengan bahagia tetapi malah menghancurkan makna dari film ini yang telah dibawakan dengan baik dalam seperempat film terakhir.
Rating?
7 dari 10
gue uda liat nih trailernya, kyknya super keren deh. haha...
BalasHapusHigh five, setuju banget sama endingnya yg ga perlu. Sebenenarnya endingnya digantung pas mereka freeze aja lebih mending, jd penonton dibiarkan punya tafsiran sendiri.
BalasHapusGreat review!
@kehen: ga sampe super-keren sih. keren aja kok :D
BalasHapus@Mikhael: setuju sekali! pas adegan freeze itu, gue udah dapet banget tuh feelingnya. tapi setelah ternyata masih ada frame film, malah menurunkan feeling dan menghancurkan meaning film itu. sayang seribu sayang.