The Reader

sobekan tiket bioskop tertanggal 5 Juni 2009 adalah The Reader. ini adalah salah satu film yang gue tunggu-tunggu di tahun 2009 ini. karena memang gue mengincar kelima film nominasi Best Motion Picture of the Year Academy Awards 2009. selain itu, Kate Winslet juga meraih piala Oscar lewat Best Actress in a Leading Role pada film ini. ditambah lagi karena film ini sedikit bercerita tentang Nazi dan pasca Perang Dunia II.

Pasca Perang Dunia II, pemuda Michael Berg (David Kross) jatuh sakit dan ia dirawat oleh Hanna (Kate Winslet), wanita tak dikenalnya yang berusia dua kali dari dirinya. Setelah sembuh, Michael ingin menemui Hannah untuk berterima kasih. Hubungan keduanya makin akrab.
Michael mengetahui bahwa Hannah suka dibacakan buku dan hubungan mereka secara fisik pun semakin dalam. Hannah menghilang secara misterius dan Michael hidup dalam kebingungan dan patah hati. Delapan tahun kemudian, saat Michael kuliah hokum dan mengobservasi pengadilan penjahat Nazi, Hannah kembali dalam hidupnya – kali ini sebagai terdakwa. Masa lalu Hannah terungkap dan Michael mengetahui sebuah rahasia yang mempengaruhi kehidupan mereka berdua.

wowh, film yang brilian. udah lama gue engga nonton film dimana setiap adegan, dialog, dan ekspresi dari karakter tidak memberikan penjelasan utuh kepada penonton mengenai apa yang mereka pikirkan dan rasakan. gue menemukan diri gue cukup bertanya-tanya, hal apa yang mendasari kedua karakter utama melakukan suatu dan lain hal? dan karena inilah, setelah keluar dari bioskop, gue menjadi bertanya-tanya dan sedikit menemukan jawabannya. cerita dari film ini sangat berhasil untuk memadukan unsur cinta dan moral yang terkadang bisa berseberangan.

kesuksesan film ini juga engga lepas dari kehebatan para pemain di dalamnya. Ralph Fienes, sebagai Michael Berg tua, sukses menggambarkan seorang yang teringat akan masa lalunya, terlalu takut untuk membuka rahasia dirinya, dan akhirnya dapat memutuskan apa yang harus dia lakukan. Kate Winslet, sukses menceritakan seorang bekas penjaga kamp konsentrasi Nazi yang dingin dan dengan mood yang berubah-ubah. karakternya sangat kuat, bahkan dimana dia menyembunyikan suatu rahasia dirinya karena malu. David Kros juga bermain sangat baik sebagai Michael Berg muda dan mampu mengimbangi lawan mainnya, sebagai seorang pemuda yang jatuh cinta pada wanita yang 20 tahun lebih tua dari umurnya.

film ini juga sukses memberikan suasana emosional yang cukup berbeda. penonton diajak untuk memanen rasa benci kepada para bekas penjaga kamp konsentrasi Nazi yang terang-terang membunuh ribuan kaum Yahudi. tetapi ternyata tidak semudah itu, karena itu terjadi dua puluh tahun lalu dan sekarang hidup mereka telah berubah. sampai titik ini, konflik emosional pun muncul, antara rasa benci atau kasihan. jadi ingat dengan pemberitaan di koran beberapa minggu yang lalu tentang seorang bekas penjaga kamp konsentrasi yang dikenal dengan julukan The Terrible Ivan yang ditangkap di AS dan di deportasi ke Jerman.

moral dari cerita di film ini juga seakan diserahkan kembali kepada interpretasi penonton masing-masing. sikap apa yang harus diambil ketika mengetahui bahwa para bekas penjaga kamp konsentrasi Nazi itu terbukti melakukan kejahatan kemanusiaan. sikap apa yang harus diambil ketika mengetahui bahwa mereka juga manusia, yang punya rasa cinta, kepatuhan, dan punya rahasia yang memalukan dirinya. mungkin apa yang dirasakan penonton, kurang lebih sama dengan apa yang dirasakan oleh karakter Michael Berg muda yang tampak cukup bingung dan terpukul menghadapi kenyataan hidupnya, mencintai seorang wanita yang ternyata bekas penjaga kamp konsentrasi Nazi yang membunuh ribuan warga Yahudi.

well, it's a worth to watch.

rating?

8,8 of 10

Komentar

  1. gimana mo.. banyak disensor gaaa ni film d beskop?? wahahhaa yg di apartemen Hannah pasti bnyak deh yg di cut.. ;D

    BalasHapus

Posting Komentar