Trap - Review


Sutradara dan penulis naskah M. Night Shyamalan ini memang naik turun ya dalam berkarya. Hanya satu yang konsisten; ide yang unik dan cenderung gila. Di antara film-film beliau yang lain, menurut gue Trap ini jadi yang paling biasa saja. Premis yang diangkat berupa "bagaimana jika Hannibal Lecter datang ke konser Taylor Swift". Nah film ini pun mengambil sudut pandang dari sisi antagonis yang berusaha untuk keluar dari jebakan polisi dan FBI untuk menangkapnya.

Mengambil sudut pandang antagonis ini selalu membuat para penonton bingung harus mendukung siapa. Secara nggak sadar, kita selalu terbiasa mendukung si karakter utama agar tidak kena malapetaka. Tapi ketika karakter utamanya adalah penjahat sadis, maka akan butuh waktu itu mengganti pola pikir tersebut dan ingin agar dia tertangkap. Apalagi dia digambarkan sebagai seorang ayah yang baik, dan bersedia melakukan apa saja demi memenuhi permintaan anak remaja perempuannya. Tapi sampai batasan mana?


Meski menonton Trap menyajikan pengalaman menonton yang unik, tapi idenya sendiri menurut gue cukup sulit untuk dieksekusi. Ada banyak plot hole dalam setiap lekukan dan belokan ceritanya. Yang ketika dilihat secara keseluruhan, ada banyak keberuntungan yang dialami oleh si karakter utama. Ini yang membuat gue lama-lama berhenti untuk protes dalam hati dan pasrah saja ke mana M. Night Shyamalan membawa cerita ini.

Film ini juga jadi panggung bagi Saleka Night Shyamalan, yes anaknya yang sedang membangun karir sebagai musisi. Ini dia satu lagi tindakan seorang ayah yang bersedia melakukan apapun untuk anak remaja perempuannya. Debut aktingnya juga masih jauh dari kata memuaskan, meski memang suaranya oke juga. 






- sobekan tiket bioskop tanggal 11 Agustus 2024 -
----------------------------------------------------------
review film trap
review trap
trap movie review
trap film review
resensi film trap
resensi trap
ulasan trap
ulasan film trap
sinopsis film trap
sinopsis trap
cerita trap
jalan cerita trap

Komentar