Simone Biles Rising - Netflix Review


Pas banget gue nonton Docuseries Simone Biles Rising di Netflix, bertepatan dengan kemarin Simone Biles bawa pulang 3 medali emas dan 1 perak dari Olimpiade Paris 2024. Yes, setelah dia keluar di tengah kompetisi di Olimpiade Tokyo 2020 karena alasan kesehatan mental.

Buat yang nggak kenal siapa itu Simone Biles, dia ini atlet gymnastic asal AS yang digadang-gadang sebagai GOAT (Greatest of All Time). Selain menang di setiap kompetisi, sampai saat ini sudah ada 5 gerakan baru gymnastic yang dinamai pakai nama dia.

Gerakan-gerakan itu:
1. The Biles (Floor), 2013 World Championships
2. The Biles (Vault), 2018 World Championships
3. The Biles II (Floor), 2019 World Championships
4. The Biles (Beam), 2019 World Championships
5. The Biles II (Vault), 2023 World Championships


Sampai hari ini, baru ada 1 orang yang bisa menampilkan 1 dari 5 gerakan baru dari Simone Biles itu. Oya di dunia gymnastic, gerakan dikasih nama atletnya yang menyelesaikan gerakan tersebut dengan sempurna di kompetisi internasional dan dengan tingkat kesulitan tertentu. Nggak seperti yang kebanyakan orang kira, gymnastic itu termasuk extreme sport. Lah kok gitu? Karena setiap gerakannya itu berbahaya dan punya risiko cedera yang sangat tinggi - bahkan bisa berujung kematian.

Jadi udah kebayang ya betapa hebatnya Simone Biles ini. Di umur 24 tahun di Olimpiade Tokyo 2020, dia pun membawa beban yang sangat berat. Semua orang punya ekspektasi yang sama; bukan lagi "akankah dia dapat emas?" tapi "berapa emas yang bisa dia bawa?" Apalagi di Olimpiade Rio 2016, umur 19 tahun, Simone Biles borong semua 4 medali emas di semua cabang gymnastic. Jadi pastinya ekspektasi untung sapu bersih juga semakin berat di Olimpiade Tokyo 2020.


Sayangnya, Olimpiade Tokyo 2020 yang diadakan di tahun 2021 harus dilaksanakan tanpa penonton karena masih era pandemi. Tanpa support system seperti keluarganya, Simone Biles harus tampil sendirian. Ditambah beban ekspektasi yang begitu besar itu. Setelah beberapa gerakan nggak mulus di ronde kualifikasi, pas ronde final di gerakan Vault, Simone Biles lagi-lagi nggak sempurna gerakannya. Saat itu juga, dia langsung memutuskan untuk menarik diri dan keluar - padahal kompetisi belum selesai!

Ini penggalan pernyataan Simone Biles setelah memutuskan berhenti bertanding di Olimpiade Tokyo 2020, 

"After the performance I did, I just didn't want to go on. I have to focus on my mental health. I just think mental health is more prevalent in sports right now."

Jadi Simone Biles pada waktu itu sedang mengalami kondisi yang disebut kalangan atlet gymnastic sebagai "twisties". Kondisi mental block di mana antara otak dan badan nggak sinkron. Pada intinya kondisi mental nggak optimal, jadi berefek ke kondisi fisik. Keputusan berhenti ini banyak yang kritik dan hujat. Apalagi mereka yang mengglorifikasi "never give up" dan akan jadi contoh yang buruk untuk atlet masa depan. Tapi apa masa iya? Apa kita nggak boleh bilang stop dan berhenti?


Kalau menurut Annie Duke dalam bukunya QUIT: The Power of Knowing When to Walk Away, justru keputusan berhenti jadi keputusan yang berani dan kuat. Keputusan berhenti bisa jadi keputusan yang strategis, karena bisa identifikasi berbagai dampak kalau tetap (ngotot) lanjut. Buku itu membahas beberapa konsep penting dalam bilang stop atau berhenti. 

Yang pertama, Reframing Quitting. Berhenti bukan berarti kita gagal, tapi lebih ke keputusan strategis. Prioritas Simone Biles ke kesehatan mental ketimbang ekspektasi untuk menang apalagi medali emas.

Yang kedua, Opportunity Cost. Dengan berhenti, Simone Biles ngasih kesempatan buat dia fokus ke kesehatan mentalnya. Selain itu juga membuka peluang buat teman-teman timnya bersinar. Malah bisa menghindari cedera dan runtuhnya karir kalau dia maksa tetap lanjut.

Yang ketiga, Cognitive Bias. Jadi dalam psikologi ada istilah sunk cost fallacy. Intinya kita akan berasa rugi kalau berhenti krn udah kasih (investasi) bnyk di awal. Buat yg kejebak judol, bisa jadi menderita ini. "udah terlanjur kalah nih, bisa lah depo lagi siapa tahu menang"


Nah apalagi kalau atlet, udah latihan dari kecil. Benar-benar seumur hidup dihabiskan buat latihan dan laser focus ke sana. Udah sampai olimpiade pula, mimpi setiap atlet. Tapi ketika mental nggak siap, apa iya mesti lanjut dengan berbagai risiko itu? Jadi keputusan Simone Biles untuk berhenti di tengah kompetisi itu bisa dibilang sebagai keputusan terbaik, cerdas, dan sangat strategis. Dia bisa sadar akan berbagai risiko, dan dia menempatkan kesehatan mental sebagai prioritas utama - ketimbang medali emas dan mulut netizen.

Nah kalau berhenti, lalu mau balik lagi gimana? Gue belajar dari Simon Biles, dia bilang "back to basic". Kalau kata mas/mbak pom bensin "dimulai dari nol ya". Simone balik lagi latihan, tapi awal-awal cuma lompat-lompat di trampolin. Lama-lama ditingkatkan intensitasnya. Selama dua tahun dia break dari semua kompetisi. Selama itu juga dia sesekali datang ke tempat latihan, dan latihan dasar. Tapi fokus dia selama periode break adalah kesehatan mental. Dia rutin datang ke terapis untuk konseling. Ini dia kuncinya.


Simone baru balik ke kompetisi di World Championship 2023 di Belgia. Hasilnya? Sapu bersih medali emas. Olimpiade Paris 2024? Kemarin dia bawa pulang 3 emas dan 1 perak. Kemungkinan besar ini olimpiade terakhir dia. Ditutup dengan sempurna! Simone Biles jelas bukan hanya jadi role model olah fisik, tapi juga olah mental. Keputusannya berhenti bertanding di Olimpiade Tokyo 2020 di panggung dunia jelas membawa kesadaran kesehatan mental ke tingkat yang lebih tinggi. Bahwa nggak apa-apa untuk berhenti rehat sejenak.

Jadi untuk menutup tulisan yang panjang ini, dari Simone Biles kita bisa belajar:

1. Kesehatan mental no. 1
2. Berhenti bisa jadi keputusan strategis dan berani
3. Kembali terjun dimulai dari nol
4. Mulut netizen sangat-sangat nggak penting

Terima kasih sudah membaca!






- ditonton di Netflix -
----------------------------------------------------------
review film simone biles rising
review simone biles rising
simone biles rising movie review
simone biles rising film review
resensi film simone biles rising
resensi simone biles rising
ulasan simone biles rising
ulasan film simone biles rising
sinopsis film simone biles rising
sinopsis simone biles rising
cerita simone biles rising
jalan cerita simone biles rising

Komentar