The Conjuring

"Lewat arahan yang cantik dan nyaris sempurna, The Conjuring berhasil mengeksekusi adegan-adegan horor klasik dengan sangat efektif"

Ed dan Lorraine Warren adalah karakter nyata investigator paranormal terkenal di AS, dimana Ed adalah satu-satunya demonologis yang bukan pastor dan Lorraine adalah seorang cenayang. Aksi mereka dikenal publik lewat investigasinya terhadap The Amityville Horror tahun 1975. James Wan, sutradara Saw (2004) dan Insidious (2010), membawa kisah nyata mereka ke layar lebar tentang sebuah kisah yang jauh lebih mengerikan dari The Amityville Horror.

Tahun 1971, Ed dan Lorraine Warren diminta bantuan untuk menyelidika kejadian paranormal di rumah pinggiran kota milik keluarga Perron. Setelah pindah ke rumah tua tersebut karena masalah finansial, suami-istri dan kelima anak perempuan Perron mengalami kejadian paranormal yang makin lama semakin parah. Mulai dari suara-suara ketukan, bau busuk, hingga kaki yang ditarik ketika tidur. Pencarian bukti aktivitas paranormal pun dilakukan dengan alat-alat modern demi mendapat persetujuan Gereja Katolik untuk melakukan pengusiran setan. Terdesak oleh situasi ketika entitas jahat benar-benar menguasai rumah dan keluarga tersebut, Ed dan Lorraine Warren harus melakukan sesuatu yang beresiko terhadap keselamatan mereka dan keluarga mereka pula.



Film horor adalah genre yang sangat subyektif, dimana setiap penonton dapat merasakan hal yang berbeda-beda yang tentunya sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan pengalaman hidup. Film horor yang baik jelas tidak hanya dapat membuat relasi dengan penonton yang memiliki pengalaman yang mirip seperti yang diceritakan dalam filmnya, tetapi juga mampu merangkul penonton dari kelompok lain secara universal. Dalam film yang ditujukan sebagai tribute-to-a-classic-horror ini, rasanya James Wan berhasil membuat film ini dapat diakses oleh berbagai karakteristik penonton seuniversal mungkin. Tampaknya sutradara kelahiran Malaysia ini sadar betul bahwa banyak penonton logis dan skeptis terhadap kejadian paranormal, maka ia pun mengimbangi hal tersebut dengan memberikan hal-hal yang logis dalam The Conjuring. Sisanya, adegan-adegan horor atmosferik dan deretan jump scares siap memuaskan para pecinta film horor.

Dari segi unsur horor, memang tidak ada yang baru dalam The Conjuring. Dalam artian, setiap elemen horrornya sudah pernah dipakai di film-film lain. Tapi arahan tangan emas James Wan, ditunjang dengan camera work dan efek suara yang brilian, membuat adegan-adegan aktivitas paranormal hingga adegan pengusiran setan menjadi berkali-kali lipat mengerikan. Hal-hal predictable jump scare dengan cue score dan arahan kamera berhasil mengelabui penonton yang sudah bersiap-siap untuk menjerit. Sebaliknya, di adegan-adegan yang tidak disangka sama sekali, sukses membuat sebagian penonton wanita menjerit keras.


Acungan jempol untuk semua pemerannya yang tampil sangat baik dan maksimal. Patrick Wilson yang seakan menjadi langganan James Wan di produksi horornya tampil dingin dan sangat masuk pada karakternya sebagai Ed Warren, ditambah dengan kekuatan akting Vera Farmiga sebagai Lorraine Warren. Pujian perlu dilayangkan kepada pemeran keluarga Perron, terutama kelima anak perempuannya yang tampil natural. Lihat saja pada salah satu adegan dimana salah seorang anak yang ketakutan menyadari ada sesuatu di balik pintu, yang berhasil menyeret penonton kepada emosi dan suasana menakutkan.

Memang sulit untuk tidak membandingkan The Conjuring dengan Insidious yang memang bergerak di genre yang sama. Tetapi jika saya mencoba untuk bijak, kedua film tersebut memiliki jiwa yang berbeda. Jika Insidious merupakan horor modern dengan teknik horor atmosferik yang lebih berniat membuat penonton merinding ketakutan lewat adegan-adegan yang membangun kengerian lewat suasana mengerikan, maka The Conjuring adalah horor klasik yang solid membuat penonton melompat dan berteriak sekeras mungkin. Ibarat jenis musik, Insidious adalah jazz dan The Conjuring adalah rock orchestra.


Untuk mendapatkan pengalaman penuh, The Conjuring adalah sebuah film yang wajib ditonton di bioskop, dengan layar lebar dan tata suara yang apik, plus dengan komposisi penonton yang responsif dengan aneka jeritan jelas akan menambah intens ketegangan tersendiri. Pecinta seri Paranormal Activity maupun franchise Exorcism pun akan merasakan cinematic-orgasm melihat bagaimana James Wan memadukan semua elemen tersebut dalam film ini. Ya, jelas ini adalah sebuah pemanasan yang sempurna untuk menyambut Insidious: Chapter 2 yang akan rilis akhir tahun ini.


USA | 2013 | Horror / Thriller | 112 min | 2.35 : 1

Scene After Credits? TIDAK

Scene During Credits? YA (foto-foto asli keluarga Perron dan Warren selama setengah pertama ending credits)

Rating?
8 dari 10

- sobekan tiket bioskop tertanggal 20 Juli 2013 -

Komentar

  1. Terima kasih kerana mengokong filem anak malaysia ( james wan )..

    BalasHapus

Posting Komentar