Megamind

Sobekan tiket bioskop tertanggal 11 Desember 2010 adalah Megamind. Film komedi animasi memang selalu sayang untuk dilewatkan untuk di tonton di akhir minggu. Apalagi kalau bukan untuk menghibur diri dan senam muka dengan tertawa. Apalagi setelah membaca beberapa ulasan tentang film ini, yang semuanya setuju bahwa film ini cukup bisa menarik urat tawa cukup konsisten dari awal sampai akhir film. Jadi ya, hayuk!

Dengan masa kecil yang selalu di-bully oleh teman-teman sekelasnya, khususnya si pahlawan kecil Metro Man, Megamind pun berusaha mati-matian untuk menghabisi rival abadinya tersebut. Setelah berhasil membunuh pahlawan kota Metro City, Metro Man, Megamind pun menjadi bosan karena tidak ada pahlawan yang mencoba menghentikannya. Setelah menciptakan pahlawan baru, Titan, ternyata malah berbalik menjadi jahat dan menghancurkan kota. Megamind pun harus mengambil pilihan dan di sisi mana dia akan bertindak.

Seorang penjahat super-jahat, botak, dan harus mengambil pilihan untuk berada di sisi baik atau jahat, rasanya tampak seperti Gru di Despicable Me yah? Heran, jaman sekarang apa cuma Pixar/Disney aja yang bisa menelurkan ide cerita yang original? Tapi lain Gru, lain pula Megamind. Walaupun sama-sama penjahat super yang tidak punya kekuatan super tapi mengandalkan peralatan canggih - dan botak - Megamind memiliki kulit berwarna biru. Ya engga itu juga sih perbedaannya, tapi ditambahkan pula unsur pertikaian antara pahlawan dengan penjahat, dan tentu saja unsur romansa dengan seorang reporter yang dekat dengan si pahlawan dan langganan untuk diculik oleh si penjahat.


Di adegan awal, gue sudah mulai menduga bahwa film animasi superheroes ini adalah parodi dari film-film superheroes yang ada di dunia perfilman. Dugaan gue diperkuat dengan beberapa cerita dan adegan di sepanjang film; superheroes yang bisa terbang bermata laser serta rambut berponi, reporter wanita yang langganan diculik oleh penjahat, dan pahlawan yang akhirnya meninggal. Sudah bisa tebak donk plot cerita ini diparodikan dari film superheroes yang mana? Tapi yang namanya parodi adalah tidak serta merta copy-paste cerita yang ada dari film lain, tapi juga disisipkan humor cerdas yang mengiringi plot cerita tersebut. Dan harus gue akui, Megamind memberikan humor segar dan cerdas di balik setiap parodi yang ada.
gambar diambil dari sini
Selama 95 menit, Megamind dan Minion-nya (nah loh, ada minion pula kan ;p) mampu membuat gue tertawa terbahak-bahak oleh tingkah laku mereka berdua yang memang kocak. Bukan humor slapstick ataupun humor basi, tetapi lebih ke dialog-dialog dengan humor cerdas.

Selain tawa, film ini juga menyiratkan sedikit makna lewat cerita yang dituturkan. Dari awal film kita sudah disuguhkan bahwa, bagaimana image seorang superhero yang telah ditanam oleh industri-industri film yang ada, ternyata tidak selalu sebaik yang kita bayangkan. Lalu bagaimana bisa saja seorang penjahat (dan pahlawan) bukan tercipta dari lahir tapi melalui suatu proses yang ada. Lewat Megamind, kita menjadi belajar bahwa apa yang membuat ia menjadi mati-matian membenci Metro Man adalah karena pengalaman masa kecilnya. Selain itu, baik dan jahat tidak sehitam-putih yang kita bayangkan. Terkadang kita lupa bahwa ada area abu-abu dan suatu waktu kita dapat tercebur, entah ke area hitam atau ke area putih.
gambar diambil dari sini
Film yang sangat menghibur, dengan kualitas visual yang sama sekali tidak mengecewakan di era Pixar/Disney seperti ini, sangat layak untuk ditonton di akhir minggu untuk melepas penat in glorious 2D.

Rating?
7,5 of 10

Komentar