The American

sobekan tiket bioskop tertanggal 3 Desember 2010 adalah The American. Sebenarnya gue engga terlalu berminat untuk nonton film ini. Tapi nama George Clooney yang menjadi pemeran utama dalam film ini terlalu sayang untuk gue lewatkan. Apalagi dengan latar belakang Italia yang indah akan menghiasi sebagian besar film ini.

Jack (Clooney) adalah seorang pembunuh bayaran profesional. Setelah tugas terakhir di Swedia berakhir tidak sesuai dengan ekspektasi awal, Jack berjanji pada kontaknya, Pavel, bahwa tugas selanjutnya adalah tugas terakhir dia. Bersembunyi di sebuah kota kecil di Italia, Jack menerima tugas terakhir yang bahkan tidak perlu menekan pelatuk senjata - merakit sebuah senapan jitu pesanan khusus Mathilde, seorang pembunuh bayaran lainnya. Selama menyelesaikan pekerjaannya, Jack berteman dengan seorang pastor setempat dan juga menjalin asmara dengan wanita lokal. Apa yang terjadi setelah senapan tersebut selesai, akan membuka tabir masa depan Jack yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Bagi anda yang berharap akan menonton film tentang seorang pembunuh bayaran yang menembakkan senjata dan membunuh para target-targetnya, dimana banyak adegan akan diwarnai oleh suara pistol dan senapan dan ledakan, maka siap-siaplah untuk kecewa. Meskipun film yang diangkat dari novel "A Very Private Gentleman" karya Martin Booth ini berkisah tentang pembunuh bayaran berdarah dingin, film ini lebih menitikberatkan kepada kedalaman karakter Jack yang diperankan secara brilian oleh Clooney.
Yang sangat gue suka dengan film ini adalah, bagaimana cara penyampaian cerita tentang Jack yang dingin dan tidak dapat berteman dengan siapapun karena resiko kehilangan nyawa, baik Jack sendiri maupun orang-orang di sekitarnya, karena pekerjaannya yang berbahaya. Atmosfer film ini pun dibawa sedemikian rupa menyerupai karakter Jack; sunyi dan minim dialog, apalagi dengan latar kota kecil Castel del Monte yang cukup terisolasi dari kota besar. Film ini menambah daftar perbendaharaan film gue dimana untuk menyampaikan sesuatu tidak melulu dengan dialog-dialog panjang. Sepanjang film, Clooney berbicara lewat ekspresi, pandangan mata, dan gerakan tubuhnya, bahkan gerakan minor sekalipun. Saking naturalnya akting Clooney, sampai membuat gue sering kali menerka-nerka apa yang ada di dalam pikirannya dan apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Bahkan para pembuat film sempat beberapa kali bermain dan menggoda "tebakan" gue dengan melakukan editing di beberapa adegan tertentu.
gambar diambil dari sini
Dengan suasana yang sunyi yang dibawa oleh film ini, bukan berarti penonton tidak akan merasakan ketegangan dengan adegan-adegan aksi yang ada. Setiap adegan kejar-kejaran atau tembak-tembakan pun dibawa sesunyi mungkin. Hasilnya malah meningkatkan ketegangan berkali-kali lipat, sampai gue menemukan diri gue menahan napas beberapa kali. Cuma satu film aksi yang gue ingat dengan atmosfer yang mirip seperti ini; No Country for Old Men (2007).

Anton Corbijn, dimana film ini adalah kali keduanya ia duduk di bangku sutradara, cukup sukses menjaga konsistensi atmosfer film dari frame awal hingga frame akhir. Menit-menit awal film saja, gue dibuat kaget dengan sepinya adegan yang ditampilkan. Scoring yang menemani setiap adegan juga dibawakan dengan proporsi yang pas dan Corbijn benar-benar tahu frame mana yang perlu ditemani oleh score dan mana yang tidak.
gambar diambil dari sini
Hal menarik lainnya yang gue temui pada cerita ini adalah, bagaimana karakter dan kehidupan Jack sebagai seorang pembunuh bayaran. Dia tahu konsekuensi dari pekerjaannya itu adalah, dia harus selalu hidup di bawah bayang-bayang dan terlalu menonjol di tengah masyarakat sekitar (bahkan di kota kecil sekalipun) akan membahayakan nyawa dirinya maupun orang-orang di sekitarnya. Untuk itu, Jack selalu diingatkan oleh Pavel untuk tidak menjalin hubungan pertemanan ataupun percintaan dengan orang-orang lokal. Namun dari ekspresinya (walaupun Jack selalu tampil dingin seperti layaknya seorang pembunuh bayaran profesional) yang cukup konsisten ditampilkan sepanjang film ketika Jack bersosialisasi, kita akan mengerti bahwa betapa Jack sangat menginginkan seseorang untuk diajak ngobrol, atau dicintai dan mencintai. Hubungan dia dengan Pastor dan Clara si wanita lokal cukup jelas menggambarkan bahwa sebenarnya seorang manusia adalah makhluk sosial.

Karakter Jack ini pun diimbangi dengan baik oleh Mathilde (yang diperankan dengan tak kalah baiknya oleh Irina Björklund) seorang pembunuh bayaran lainnya yang memesan senapan jitu rakitan kepada Jack. Berbeda dengan Jack yang sudah berumur dan semakin menyadari betapa ia butuh seseorang disampingnya, Mathilde yang lebih muda daripada Jack masih menikmati masa-masa emas dia dalam menjadi seorang pembunuh bayaran profesional. Dibalik kecantikan dan keanggunannya, kita bisa melihat dari sorot matanya bagaimana obsesi dan ambisinya untuk mempertahankan karirnya.
gambar diambil dari sini
Film action yang berbeda dari yang lain, yang lebih berbicara banyak lewat ekspresi dan sorotan mata ketimbang peluru dan darah. Proporsi adegan aksi yang tidak berlebihan dan natural, drama dan dialog bermakna yang menyentuh, dan kisah romansa yang menghanyutkan yang dibungkus dengan cantik di dataran Italia yang indah.

Rating?
8 of 10

Komentar