The Secret Life of Walter Mitty

"Drama petualangan tentang seseorang yang memiliki kebiasaan melamun dan berimajinasi hal-hal heroik ini tidak hanya memanjakan mata dan telinga, tetapi juga menghangatkan hati"

Walter Mitty adalah seorang pria baya yang biasa saja, dengan pekerjaan yang biasa, dan terbilang tidak pernah pergi kemana-mana selama hidupnya. Dengan hidupnya yang datar, ia memiliki kebiasaan untuk "kabur" sejenak dari realita yang ada dengan melamun dan membayangkan dirinya berada di situasi yang heroik atau romantis. Ketika pekerjaannya di sebuah majalah terancam, Walter harus melakukan hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Imajinasi tentang berbagai petualangan dan aksi heroik pun menjadi kenyataan ketika Walter berkelana mulai dari Islandia, Greenland, hingga pegunungan Himalaya.

Karakter dari Walter Mitty mungkin akan kena ke sebagian besar penontonnya. Memiliki hidup yang lurus dan biasa saja. Rutinitas pekerjaan yang membosankan. Kekakuan dalam romansa, bahkan sesederhana menyapa selamat pagi kepada lawan jenis. Belum lagi kebiasaan melamun yang jelas isi imajinasi jauh lebih seru dan menantang ketimbang realita hidup yang datar dan biasa saja.

Dibawah arahan sutradara Ben Stiller, yang juga membintangi film ini, potret karakter tipikal ini dengan berani di eksplorasi lebih jauh. Eksplorasi ini bergerak secara dinamis, dibumbui dengan petualangan nyata dari Walter Mitty, dan tak luput dari interaksi sosial sederhana antara Walter dengan orang-orang di sekitarnya.



Seakan tidak mau kalah dari majalah fotografi Life, sinematografi dalam film ini pun dibuat seartistik mungkin dengan pengambilan gambar dari berbagai sudut yang sangat indah dan mengagumkan. Sudut kota atau ruangan kantor yang membosankan, menjadi sebuah shot yang sangat mencengangkan oleh Stuart Dryburgh sebagai Director of Photography. Belum lagi ketika setting berada di lokasi yang penuh dengan pemandangan alam yang ajaib, Stuart pun tidak menyia-nyiakan potensi besar tersebut untuk menyajikan gambar-gambar yang rupawan dalam film berdurasi 114 menit ini.

Film ini jelas merupakan sebuah film petualangan. Tidak hanya berupa petualangan seseorang mengunjungi berbagai lokasi eksotis di berbagai belahan dunia, tetapi juga menceritakan petualangan seorang individu dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Mulai dari dinamika interaksi dengan rekan kerja yang disukai, hubungannya dengan atasan yang tidak disenangi, hingga hubungan keluarga yang personal. Dibungkus dengan soundtrack yang memiliki rasa indie, menikmati film tentang kehidupan ini jelas menjadi suatu kesempurnaan tersendiri.


Gue pribadi suka bagaimana cara Ben Stiller mengarahkan filmnya. Ben seakan memberikan atmosfer yang quirky, yang sinkron dengan karakter dan kehidupan yang dijalani oleh Walter Mitty. Perpindahan adegan, angle pengambilan gambar, hingga awkward silent panjang dalam satu shot menjadikan film ini sangat unik sekaligus nyaman untuk dinikmati. Belum lagi permainan typography mengagumkan yang melebur dalam pergerakan visual dalam film ini.

Lewat berbagai lapisan makna yang diusung, menjadikan film semakin dekat dengan penonton. Tidak hanya memanjakan mata lewat berbagai pemandangan indah, tidak hanya memanjakan telinga dengan pilihan soundtrack yang asik, film ini juga mampu menghangatkan hati mulai dari detik-detik awal film ini dimulai. Dengan lugas dan tak ragu-ragu, film ini dengan jelas menyentuh setiap hati penontonnya dan berkata untuk menikmati hidup dengan cara berani untuk keluar dari zona nyaman.

Jelas sebuah film yang sempurna untuk mengawali tahun 2014 gue.

Selain itu, rasanya tidak sedikit yang terinspirasi oleh motto dari perusahaan majalah, yang menjadi quote utama dalam film ini.

To see the world, things dangerous to come to, to see behind walls, draw closer, to find each other, and to feel.That is the purpose of life.



USA | 2013 | Adventure / Comedy / Drama / Fantasy | 114 min | Aspect Ratio 2.35 : 1

Rating?
9 dari 10

- sobekan tiket bioskop tanggal 9 Januari 2014 -

Komentar