Ali & Ratu Ratu Queens - Review


Ali & Ratu Ratu Queens jadi film Indonesia yang gue tunggu-tunggu di tahun ini. Gagal masuk bioskop dan keburu dibeli Netflix untuk didistribusikan secara global, rasanya kita harus berbangga pada Palari sebagai PH dibalik film ini. Setelah Posesif (2017) dan Aruna dan Lidahnya (2018), sudah terlihat lah ya konsistensi kualitas yang dijaga oleh Palari. 

Fokusnya nggak hanya pada aktor aktris yang tenar sekaligus berbakat, tapi juga orang-orang di belakang kamera yang nggak main-main. Ali & Ratu Ratu Queens ini disutradarai oleh Lucky Kuswandi (Madame X, Selamat Pagi Malam, Galih dan Ratna) dan ditulis naskahnya oleh Gina S. Noer (Posesif, Dua Garis Biru, Keluarga Cemara).

Rasanya ekspektasi gue yang terlalu tinggi jadi efek setelah selesai nonton agak mixed feelings sih. Pertama-tama it's a well made film. Sebuah standar baru yang cukup tinggi di perfilman nasional di berbagai segi. Aktingnya luar biasa ga ada obat, semua yang tampil di sini sama rata ciamiknya. Yang bilang Iqbaal menang ganteng doang ga bisa akting yuk ribut dulu sini. Marissa Anita juga bersinar banget di sini meski range emosinya terbatas sebagai ibu-ibu sosialita New York.


Segi produksi rapi jali minim cacat yang menjadikan pengalaman menonton yang asyik. Cukup kaget sih gue mereka bisa pakai Honne dan Billie Eilish sebagai soundtrack film ini, pantes product placement-nya banyak ya hahaha. Yang gue suka adalah gimana Lucky mengabadikan New York yang sebenarnya bagi imigran asal Indonesia; bukan hingar bingar tangga The Met tapi ngantri makanan di halal cart di pinggir jalan Queens.

Selain itu yang gue suka adalah sentuhan khas naskah karya Gina S. Noer yang lagi-lagi berkisah tentang seorang ibu yang memilih mengejar mimpi hidupnya - ketimbang merawat anaknya. Yup mirip-mirip dengan Dara di Dua Garis Biru yang lebih memilih ke Korea untuk kuliah ketimbang merawat Adam. Ini sepertinya sebuah isu yang cukup penting untuk dipikirkan bagi tidak hanya perempuan tapi juga laki-laki. Apakah menjadi seorang ibu harus melupakan mimpi hidupnya? Atau demi apapun anak dan keluarga adalah tujuan hidup baru?


Nah yang membuat gue kurang sreg dengan film ini adalah romantisasi dan overglorifikasi terhadap New York - atau kota-kota metropolitan lain di muka bumi ini termasuk Jakarta. Jelas terpampang di film ini bahwa banyak orang yang mengadu nasib mencari "sukses" dan "bahagia" dengan hidup di New York dan mengorbankan banyak hal. Ini direpresentasikan dengan nyata dan realistis oleh ratu-ratu Queens yang menjadi tempat peristirahatan karakter Ali. Apa iya itu adalah jalan satu-satunya untuk sukses dan bahagia?

Iya memang Jakarta, New York, Tokyo adalah pusat bisnis yang notabene banyak kesempatan untuk mendapatkan uang dengan kerja apa saja. Yang kemudian setiap usaha jerih payah tersebut dijustifikasi dengan rekan-rekan seperjuangan yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri - padahal ada tali darah yang asli di tanah air dan di kampung beta. Ya mungkin perjalanan hidup setiap orang berbeda, dan spesifik karakter Ali yang merasa keluarganya di Indonesia sangat tidak mendukung jadi membuat dia untuk mulai dari nol dan mencari keluarganya sendiri. 






- ditonton di Netflix -
----------------------------------------------------------
review film ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan
review ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan
ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan movie review
ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan film review
resensi film ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan
resensi ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan
ulasan ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan
ulasan film ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan
sinopsis film ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan
sinopsis ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan
cerita ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan
jalan cerita ali dan ratu ratu queens iqbaal ramadhan

Komentar

  1. Wah justru kebalik, aku ber-ekspektasi rendah makanya jadi suka.
    Review ku dan beberapa teman ada di link ini, boleh ditengok yaa:
    https://retinareview.id/movie-review/review-film-ali-ratu-ratu-queens/

    makasih :))

    BalasHapus

Posting Komentar