Blade of the Immortal - Review

"Karya ke-100 dari sutradara Takashi Miike ini meski masih menyajikan over-the-top violence, tetapi cukup menahan diri dalam menyemburkan darahnya"

Manji adalah seorang ahli samurai yang dikutuk dengan keabadian. Setelah gagal menyelamatkan adiknya yang dibunuh oleh puluhan pembunuh bayaran, Manji diberikan cacing sakti yang dapat menyembuhkan dirinya oleh seorang biksu misterius. Lima puluh tahun kemudian, Manji menghadapi persoalan yang mirip ketika dia harus melindungi seorang anak perempuan yang kedua orang tuanya dibunuh oleh sekelompok samurai. Isu penebusan, kehidupan serta keabadian pun mencapai puncaknya pada pilihan yang harus dihadapi oleh Manji.

Kalau dilihat secara statistik, di mana Blade of the Immortal adalah film keseratus dari sutradara legendaris Takashi Miike, maka bisa dibilang gue termasuk orang yang tidak familiar dengan film-film beliau. Selain film ini, gue hanya menonton dua film Takashi Miike yang lain; Zatoichi (2003) dan 13 Assassins (2010). Tetapi memang ciri khasnya sudah sangat terlihat; kekerasan yang di atas standar dan sangat dramatis, dipadu dengan kisah kultur Jepang yang sangat kental.



Blade of the Immortal pun masih meresapi ciri khas tersebut, meski menurut gue kali ini Takashi Miike cukup menahan diri dalam menyajikan cipratan darah. Padahal tema yang diangkat sebenarnya mirip-mirip dengan 13 Assassins; duel epik antara ahli pedang yang notabene akan banyak adegan sabet-sabetan dan tusuk-tusukkan. Namun dengan rating dewasa 21 tahun ke atas oleh LSF di Indonesia, entah apakah dipotong sensor atau memang dari kopi film aslinya, gue merasa ada banyak adegan sabet dan tusuk yang dilewatkan. Kalau memang itu adalah kopi aslinya, maka mungkin saja kali ini Takashi Miike menyajikan konsep yang berbeda. Memang tidak ada adegan sadis yang grafis dan visual, tetapi oleh suara dan ekspresi karakter maka visual tersebut seakan masuk dalam imajinasi penonton.

Bagi bukan pembaca manga, perlu diketahui bahwa film ini merupakan adaptasi dari komik legendaris Jepang berjudul sama. Dari 30 volume yang terbentang selama 20 tahun, usaha untuk memadatkannya dalam film berdurasi 140 menit tanpa kehilangan esensinya adalah hal yang luar biasa. Tema tentang redemption dan pilihan antara hidup abadi dan kematian memang menjadi salah dua tema yang dieksplorasi dengan sangat baik dalam film ini. Meski begitu, pay-off di klimaks film terasa kurang menggigit - yang mungkin saja terjadi karena keterbatasan medium dan durasi. Di luar itu, Blade of the Immortal yang bergenre quasi-fantasy ini tetap menyajikan tema baru dan segar bagi film-film Jepang bertemakan sejarah dan kehidupan samurai.





Japan | 2017 | Action | 140 mins | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1

Rating Sobekan Tiket Bioskop:


- sobekan tiket bioskop tanggal 23 November 2017 -
----------------------------------------------------------
  • review film blade of the immortal takashi miike
  • review blade of the immortal takashi miike
  • blade of the immortal takashi miike movie review
  • blade of the immortal takashi miike film review
  • resensi film blade of the immortal takashi miike
  • resensi blade of the immortal takashi miike
  • ulasan blade of the immortal takashi miike
  • ulasan film blade of the immortal takashi miike
  • sinopsis film blade of the immortal takashi miike
  • sinopsis blade of the immortal takashi miike
  • cerita blade of the immortal takashi miike
  • jalan cerita blade of the immortal takashi miike

Komentar

  1. Saya nonton streaming durasinya hampir sekitar 130 menitan.berarti banyak potongan versi bioskopnya ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin juga ya. Pas nonton juga berasa sih ada yang dipotong.

      Hapus
  2. wahh.. kayaknya seru nih secara takashi miike..

    BalasHapus

Posting Komentar