Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang - Review


Sekuel dari Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini adalah film keempat dari semestanya, setelah spin-off Story of Kale dan Story of Dinda yang tayang terbatas di platform Bioskop Online. Sebenarnya buku NKCTHI yang diadaptasi jadi beberapa film ini bukan novel naratif dengan cerita, melainkan buku yang berisi gambar dan quotes romantis dan sentimentil. Jadi gue bisa paham penulis dan sutradara Angga Dwimas Sasongko yang punya kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan semesta ini.

Sekuelnya, JYJJLP (susah ya bikin singkatannya, nggak kaya NKCTHI) harus gue akui kalau gue lebih suka yang ini. Bahkan gue berani bilang kalau JYJJLP adalah yang terbaik di semesta NKCTHI. Filmnya indah di mata dan telinga! Keliatan banget kalau produksinya matang, visualnya cantik, scoringnya aduhay enak banget. Penata musik Abel Huray punya potensi dan talenta yang nggak kaleng-kaleng. Aktingnya juga semua sama rata bagusnya. Jelas sudah, masa depan perfilman Indonesia cerah di tangan aktor-aktris muda kaya mereka. 


Tapi kenapa Jerome Kurnia mesti jadi orang Thailand sih?? Jadi karakter Indonesia aja nggak apa-apa loh, gue masih terima dan masih masuk ke jalan ceritanya.

Nah ini masuk ke bagian keluhan gue ya. Dari 4 film NKCTHI, masa iya ada 3 film yang fokus ke hubungan pacaran toksik. Mas mas penulis naskahnya ada trauma apa ya *puk puk*. Tiga dari empat loh. Kalau yang nggak nonton spin-off Kale dan Dinda sih nggak apa-apa kali ya, karena akan dapat cerita yang beda dari NKCTHI ke JYJJLP. Tapi kami-kami ini yang mendukung semesta NKTCHI dengan terus ngikutin semua filmnya kan jadi capek.


Mungkin maksudnya adalah untuk memperluas lagi kisah dan bahayanya toxic relationship, mengingat spin-off Kale dan Dinda hanya rilis terbatas. Oke masuk akal. Mungkin lagi bahwa betapa banyaknya orang-orang yang terjebak di hubungan toksik, bahkan gue pribadi pun pernah terjebak dan berhasil keluar. Oke ini juga bagus. Tapi, ah sudah lah. Setidaknya filmnya indah.

Kembali ke pujian, gue suka romantisasi diaspora yang sentimentil. Nonton ini bikin gue keinget sama Ali & Ratu-ratu Queens yang punya kisah sentimental diaspora yang senada. Sama-sama pula ngasih sudut pandang dari kelas pekerja di kota besar (London di JYJJLP dan New York di ARRQ). Kalau nonton ARRQ gue lebih menyayangkan glorifikasi diaspora, tapi lewat JYJJLP gue jadi bisa lebih memahami motivasi dan latar belakang yang dibawa oleh para diaspora. 

Betapa mereka akhirnya bisa menemukan dan memilih rumah mereka sendiri, sekaligus memilih anggota keluarga mereka sendiri. Mungkin buat mereka Indonesia bukanlah rumah dan tali darah tidaklah sehat - setoksik pacaran dengan setiap karakter Ganindra Bimo di setiap film. Jadi mereka berani memilih keluar dan mencari rumah yang tepat dan nyaman.






- sobekan tiket bioskop tanggal 4 Februari 2023 -
----------------------------------------------------------
review film jalan yang jauh jangan lupa pulang
review jalan yang jauh jangan lupa pulang
jalan yang jauh jangan lupa pulang movie review
jalan yang jauh jangan lupa pulang film review
resensi film jalan yang jauh jangan lupa pulang
resensi jalan yang jauh jangan lupa pulang
ulasan jalan yang jauh jangan lupa pulang
ulasan film jalan yang jauh jangan lupa pulang
sinopsis film jalan yang jauh jangan lupa pulang
sinopsis jalan yang jauh jangan lupa pulang
cerita jalan yang jauh jangan lupa pulang
jalan cerita jalan yang jauh jangan lupa pulang

Komentar