Friend Zone - Review

"Film yang sangat representatif dan eksploratif dalam isu yang ternyata berskala internasional ini"

Akhirnya ada juga satu film yang fokus membahas permasalahan publik yang diam-diam jadi bahan baper nasional; friend zone! Coba diingat-ingat kembali, apakah sebelum ini ada satu film yang fokus membahas isu ini? GDH pun berani mengangkat isu ini, dan tidak main-main, akan dijual ke seantero Asia Tenggara dengan berlatar belakang Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Hong Kong, dan Indonesia! Belum lagi dengan satu lagu tema yang menggunakan 5 bahasa sekaligus secara bergantian.

Palm dan Gink telah bersahabat selama 10 tahun sejak masa sekolah. Palm pernah menyatakan perasaan kepada Gink, tapi Gink bilang bahwa menjadi TEMAN sudah lebih dari cukup. Semenjak itu, mereka pun berhubungan erat layaknya TEMAN sejati. Palm pun mencoba berpacaran dengan berbagai perempuan tapi tidak pernah bisa melepaskan bayangannya terhadap Gink. Ketika Gink berantem dengan pacarnya, satu-satunya orang yang dia telp untuk bercerita adalah Palm. Sampai pada satu titik mereka berdua tidak dapat membendung perasaannya lagi.

Gue kira isu friend zone ini hanya ada di Indonesia belaka, dan ternyata ini adalah isu yang sangat internasional - atau setidaknya di kawasan Asia. Di mana hubungan antara seorang pria dan wanita "terjebak" dalam zona pertemanan yang tidak bisa lebih dari sekedar teman, tapi juga terlalu dekat untuk disebut sebagai teman saja. Saling nyaman satu sama lain dan terbiasa menjadi tempat curhat, tapi nggak bisa berhubungan lebih (khususnya secara fisik). Atau dalam antrian ketika si lawan hubungan merasa belum siap berkomitmen, entah karena isu hubungan masa lalu hingga pendidikan atau pekerjaan.


GDH benar-benar mengeksplorasi isu ini luar dalam, namun tetap dalam budaya Thailand yang ternyata agak sedikit berbeda dengan Indonesia. Salah satu kebiasaan yang kocak adalah mengambilkan gelas bir di acara kondangan, jadi satu pertanda kocak bahwa cowok-cowok kasihan ini terjebak dalam friend zone dengan menggenggam dua gelas sekaligus. Ceritanya pun dibuat sesederhana mungkin, dengan isu yang sangat sering kita semua jumpai di kehidupan sehari-hari. Jadi akan sangat dengan mudah untuk melihat representasi diri sendiri (atau orang yang kita kenal) di film ini.

Kalau ada hal yang kurang gue nikmatin dari film ini, maka itu adalah unsur komedinya yang kok ya gue nggak kena aja gitu. Ada banyak banget unsur komedi yang dibuat kocak, tapi entah apakah karena build-up-nya yang kurang atau sesederhana nggak masuk ke budaya Indonesia. Meski ada beberapa adegan yang bisa bikin gue ketawa ngakak. Tapi sebagai film romcom yang seharusnya akan bikin baper sekaligus ngakak, gue pribadi kurang terhibur dengan tawaran komedinya.






Thailan | 2019 | Romance / Comedy | 118 mins | Scope Aspect Ratio 2.39 : 1

- sobekan tiket bioskop tanggal 15 Maret 2019 -


Rating Sobekan Tiket Bioskop:

----------------------------------------------------------
review film friend zone
review friend zone
friend zone movie review
friend zone film review
resensi film friend zone
resensi friend zone
ulasan friend zone
ulasan film friend zone
sinopsis film friend zone
sinopsis friend zone
cerita friend zone
jalan cerita friend zone

Komentar