Hichki - Review

"Drama yang menghangatkan hati dan membasahkan mata lewat kisah inspirasional dan karakter yang mudah untuk dicintai"

Naina Mathur adalah seorang penderita sindrom Tourette, sindrom kejutan saraf otak yang mengakibatkan seseorang mengeluarkan gerakan tak terkendali atau suara yang tak diinginkan secara berulang-ulang. Diluar kemampuan spesialnya, Naina sangat menginginkan menjadi seorang guru. Setelah ditolak dari belasan sekolah karena penyakitnya, akhirnya Naina mendapatkan kesempatan di salah satu sekolah elit. Namun kelas yang diajar adalah kelas urutan bontot dengan reputasi buruk. Sama-sama menjadi orang-orang yang terpinggirkan, Naina dan anak-anak kelas 9F harus mengatasi berbagai kekurangan untuk meraih potensi maksimal.

Film ini adalah adaptasi dari buku autobiografi Brad Cohen berjudul Front of the Class, yang pernah diadaptasi ke film televisi berjudul sama tahun 2008. Hal baik dari film Hichki adalah adanya adaptasi kisah menghangatkan hati ke ini ranah budaya Timur atau budaya Asia, yang notabene sangat dekat dengan keseharian kita. Kalau Front of the Class (2008) menggambarkan serangkaian permasalahan yang memang sama nyatanya, tetapi dengan kultur, kebiasaan, dan karakter negara maju, maka Hichki menggambarkan sekolah dengan ruang kelas dengan kipas angin, anak kelas A dan guru kelas yang kompetitif, serta anak-anak dari daerah kumuh dengan orang tua yang berprofesi dagang sayur atau nelayan.



Kedekatan ini menjadi sangat mudah untuk menarik hati serta emosi penonton, ya setidaknya gue sendiri yang pernah membantu mengajar di rumah singgah anak-anak jalanan. Anak-anak dari kelas sosial dan ekonomi rendah ini memang tercatat di atas kertas memiliki nilai rendah, tetapi sebenarnya mereka memiliki potensi yang sama dengan anak-anak dari kelas sosial dan ekonomi yang lebih tinggi. Permasalahannya adalah mereka harus dibuat percaya dengan kemampuannya sendiri - dan membuat orang lain juga percaya dengan kemampuan mereka. Tetapi dalam film ini, tugas ini diemban oleh seseorang yang juga memiliki "kekurangan" yang mencolok dengan sindrom Tourette itu.

Tidak ada tari-menari dan nyanyi-menyanyi meski pemeran utama artis senior Rani Mukerji meroket namanya lewat Kuch Kuch Hota Hai (1998). Memang ada beberapa bagian kisah yang too good to be true, tipikal cerita yang akan ditatap sinis oleh mereka yang bekerja di dunia pendidikan (kenyataan tidak seindah film India, bro!). Tetapi kisah inspirasional ini tetap sangat segar untuk ditonton, serta sudah jaminan mutu akan meneteskan air mata. Setiap karakternya sangat mudah untuk dicintai, terutama anak-anak kelas 9F yang tampak menyebalkan tetapi memiliki segudang talenta yang menunggu untuk diungkap.






 India | 2018 | Drama | 116 mins | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1

Rating Sobekan Tiket Bioskop:


- sobekan tiket bioskop tanggal 30 Maret 2018 -

----------------------------------------------------------
  • review film hichki front of the class
  • review hichki front of the class
  • hichki front of the class movie review
  • hichki front of the class film review
  • resensi film hichki front of the class
  • resensi hichki front of the class
  • ulasan hichki front of the class
  • ulasan film hichki front of the class
  • sinopsis film hichki front of the class
  • sinopsis hichki front of the class
  • cerita hichki front of the class
  • jalan cerita hichki front of the class

Komentar