Triangle of Sadness - Review


Mungkin ini adalah salah satu film terbaik buat gue di tahun ini. Gue ngakak total nontonnya! Gokil! Salah satu pengalaman menonton terbaik, meski gue nonton cuma di laptop, dengan koneksi internet rumah sakit yang cupu, alhasil gambar jadi nggak tajam.

Film ini jadi perjumpaan pertama gue dengan sutradara dan penulis naskah Ruben Ostlund, yang ternyata udah dua kali menang Palme d'Or di Cannes ya. Yang pertama lewat The Square (2017) dan jadi penasaran mau nonton. 


Tapi siapa yang sangka sih Triangle of Sadness jadi film yang ngasih jari tengah buat kapitalisme dan komersialisme. Nonton ini mengingatkan gue banyak hal ke The Menu (2022), meski The Menu fokus ke industri kuliner. Nah Triangle of Sadness rasanya lebih luas lagi, dan mengeksplorasi banyak hal mulai dari jurang antar kelas sosial sampai cantik dan tampan yang jadi nilai tukar.

Kayaknya itu ya arti dari pemilihan judul Triangle of Sadness, sebuah istilah dunia fashion di area antara alis dan hidung bagian atas. Sebuah area yang menurut gue sih nggak ketara dan nggak efek banget ke kehidupan normal. Sebuah area yang diada-adain atas nama seni dan komersil. Hal yang nggak penting dan absurd, se-absurd orang super kaya mesen helikopter buat bawain Nutella. 


Film yang dibagi jadi tiga bagian juga menurut gue cerdas banget sih. Bagian pertama seakan ngasih pondasi bahwa film ini tentang uang dan pengaruhnya pada peran manusia dalam masyarakat. Bagian dua adalah gambaran kapitalis di mana yang punya uang bebas bisa ngapain aja, sedangkan yang nggak punya uang biasanya nggak punya banyak pilihan - selain nurut dan nggak bisa bilang "tidak".

Bagian ketiga memutarbalikkan itu semua, bahwa pada akhirnya uang, kuasa, dan penampilan (dan triangle of sadness sekeren apapun) nggak bisa jadi nilai tukar di hadapan alam dan kehidupan pragmatis. Bagian ketiga ini yang gue terhibur banget sih. Ngakak puas dan kayaknya langsung menempatkan gue pada satu kelompok; yang membenci mereka yang punya uang dan kuasa dan seenak udelnya! Coba, pada ngeh nggak si Abigail di bagian kedua? Gue sih nggak, dan menjustifikasi bahwa biasanya orang-orang seperti dia cenderung nggak keliatan.

Ditonton di Klik Film.






- ditonton di Klik Film -
----------------------------------------------------------
review film triangle of sadness
review triangle of sadness
triangle of sadness movie review
triangle of sadness film review
resensi film triangle of sadness
resensi triangle of sadness
ulasan triangle of sadness
ulasan film triangle of sadness
sinopsis film triangle of sadness
sinopsis triangle of sadness
cerita triangle of sadness
jalan cerita triangle of sadness

Komentar