Keluarga Cemara - Review

"Sebagai film keluarga dan ramah anak, Keluarga Cemara penting untuk ditonton demi menambah kehangatan tali persaudaraan"

Abah ingin bertahan hidup dengan keluarganya setelah harta dan rumahnya disita demi membayar hutang dari bisnis kakak iparnya. Mereka sekeluarga harus pindah ke rumah masa kecil Abah di luar Jakarta, dan harus beradaptasi dari titik nol. Perjalanan hidup mereka tidak mudah dengan proses adaptasi yang demikian sulit. Namun mereka perlahan menemukan makna keluarga yang baru.

Buat gue yang nggak mengikuti serial televisinya - tapi cukup familiar dengan kisah Keluarga Cemara - sangat menikmati kehangatan dari film ini. Di beberapa adegan gue harus menahan laju air mata yang siap menetes, lantaran kisah yang tersaji di layar begitu natural dan meyakinkan. Kisahnya terjalin rapi, dan pengembangan setiap karakter juga sama dalamnya. Jadi setiap anggota keluarga mendapat porsi yang sama rata dalam film keluarga ini.



Satu hal yang gue sangat suka adalah betapa naturalnya dialog yang ada dalam film ini. Bahkan ada beberapa dialog yang saling bertabrakan - sebuah hal yang sangat jarang dalam film mengingat tingkat kesulitan yang tinggi - dan berhasil menambah sisi emosional dalam film. Hal tersebut juga didukung oleh penampilan akting yang luar biasa dari masing-masing pemeran. Rasanya tidak ada yang mendominasi dari empat anggota keluarga kita yang tercinta ini. Tapi mungkin pujian jelas harus ditujukan pada Zara JKT48 yang *ternyata* sangat bisa akting secara effortless.

Pujian khusus jelas harus diarahkan pada sutradara dan penulis naskah Yandy Laurens, di mana film ini adalah debut pertamanya di layar lebar. Sebelumnya, gue sudah suka dengan arahan Yandy dalam webseries-nya, Mengakhiri Cinta dalam 3 Episode dengan beragam shot-nya yang cantik dan kalem dan adegan-adegan minim dialog yang kaya makna. Berbagai ciri khasnya tersebut muncul secara konsisten dalam Keluarga Cemara versi layar lebar, yang sangat membantu dalam meningkatkan emosi.


Membandingkan Keluarga Cemara versi layar lebar dengan versi serial televisi jelas akan berbuah mengecewakan. Menurut istri yang sangat loyal dengan versi serial televisinya, setiap episode membawa tugas dan makna yang spesifik bagi kehidupan kita sehari-hari. Makna dan ajaran hidup itu berkurang signifikan dalam layar lebarnya, yang bahkan menyunat poin penting dalam kisah sampingan tentang pembalut (no spoiler intended).





Indonesia | 2018 | Family | 110 menit | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1

- sobekan tiket bioskop tanggal 3 Januari 2019 -

Rating Sobekan Tiket Bioskop:

----------------------------------------------------------
  • review film keluarga cemara
  • review keluarga cemara
  • keluarga cemara movie review
  • keluarga cemara film review
  • resensi film keluarga cemara
  • resensi keluarga cemara
  • ulasan keluarga cemara
  • ulasan film keluarga cemara
  • sinopsis film keluarga cemara
  • sinopsis keluarga cemara
  • cerita keluarga cemara
  • jalan cerita keluarga cemara

Komentar

  1. Dulu lumayan sering sih nonton serialnya. Kisahnya sederhana banget, tapi emang banyak pelajaran hidup didalamnya. Ga tau deh kalo dilayar lebar, dapet ga ya feel nya :-p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, kalau dibandingkan serialnya sih memang masih kalah jauh. Kalah meaningful. Tapi setidaknya versi layar lebar ini bisa jadi jembatan buat generasi yang sekarang ini.

      Hapus

Posting Komentar