One Battle After Another - Review
Sinopsis
One Battle After Another (2025) adalah film kriminal politik garapan Paul Thomas Anderson yang mengisahkan Bob Ferguson (Leonardo DiCaprio), mantan revolusioner yang hidup membayangi bayang‑bayang masa lalu demi membesarkan putrinya, Willa (Chase Infiniti). Setelah seorang musuh lama kembali muncul setelah 16 tahun, Bob harus menyatukan kekuatan dengan kawan lama untuk menyelamatkan Willa dari cengkeraman korupsi dan kekuasaan militer jahat. Dengan paduan ketegangan, satir sosial, dan karakter emosional, film ini mengeksplorasi tema kekuasaan, pengorbanan, serta hubungan ayah-anak dalam latar konflik ideologis modern.
Ulasan
Ini dia satu lagi sutradara dan penulis naskah berbakat yang membuat film dengan jarak 4-5 tahun sekalli. Terakhir lewat Licorice Pizza (2021) yang ringan tentang kisah cinta remaja, kini PTA kembali ke topik yang berat dan membahas dilema moral perjuangan demi memberontak dari sistem. Di atas kertas, One Battle After Another adalah sebuah kisah seorang ayah yang menyelamatkan anak perempuannya. Tapi di balik itu, film ini punya deretan lapisan yang penuh makna dan komentar sosial yang pedas.
Dengan gamblang, PTA mengkritik kebencian antar ras yang masih saja terjadi di era modern di AS. Lewat lapisan SARA ini, kisahnya menumbukkan dua kelompok dengan kutub yang bertolak belakang. Tapi seperti kisah klasik tragedi Yunani, ada satu-dua orang yang terjebak di antara dua kubu ini, dengan menjadi tokoh sentral sekaligus korban yang paling tragis.
Di lapisan lain, film ini juga ingin mengangkat perjuangan melawan sistem yang seringkali kehilangan arah dan bergeser menjadi anarki. One Battle After Another adalah kritik keras terhadap romantisme revolusi, ketika perjuangan jadi tujuan itu sendiri dan para pelakunya kehilangan arah. Pemberontakan yang alih-alih ingin mengubah sistem yang cacat dan korup, tapi malah jadi coli iego tanpa henti untuk jadi pahlawan. Pada akhirnya film ini mengaburkan moral dan karakter; pemerintah tidak sepenuhnya jahat, kelompok revolusioner tidak sepenuhnya mulia, dan masyarakat tidak sepenuhnya pasif atau apatis.
Di antara karakter Leo dan Sean Penn, gue malah menaruh simpati terbesar pada karakter Benicio Del Toro yang digambarkan sebagai warga biasa. Tapi lewat ketenangan, banyak akal serta banyak koneksi, justru karakter ini jadi yang paling berjasa dan punya landasan moral yang paling kuat. Mungkin ini yang jadi pesan tersembunyi untuk penonton, terutama mereka yang terjebak di antara dua kubu yang saling berperang, untuk tetap punya landasan moral yang baik dan tahu kapan saatnya untuk beraksi.
Kesimpulan
One Battle After Another adalah film yang nggak hanya padat narasi tapi juga padat makna, tipikal karya PTA yang nggak bisa ditelan mentah-mentah dalam sekali duduk. Film ini menolak jadi hitam-putih, dan justru memaksa penonton untuk menimbang-nimbang posisi moral setiap karakternya di tengah kekacauan sosial-politik. Buat gue pribadi, ini salah satu film paling relevan dan reflektif di tengah zaman yang serba bising dan penuh kubu. Sebuah pengingat bahwa dalam dunia yang saling menyalahkan, mungkin yang paling berharga adalah tetap waras dan tahu batas.
Skor Sobekan Tiket Bioskop: 5/5
Cocok untuk: pecinta film kriminal, dan pengikut setia sutradara dan penulis naskah Paul Thomas Anderson
Genre: Crime
Asal: Amerika Serikat
Durasi: 2 jam 41 menit
Sutradara: Paul Thomas Anderson
Penulis Naskah: Paul Thomas Anderson, Thomas Pynchon
Pemain: Leonardo DiCaprio, Sean Penn, Benicio Del Toro
- sobekan tiket bioskop tanggal 28 September 2025 -
Penulis Naskah: Paul Thomas Anderson, Thomas Pynchon
Pemain: Leonardo DiCaprio, Sean Penn, Benicio Del Toro
- sobekan tiket bioskop tanggal 28 September 2025 -


Komentar
Posting Komentar