Squid Game Season 2 - Series Review
Sinopsis
Squid Game Season 2 mempertemukan kembali sang “Pemain 456”, Seong Gi‑hun (Lee Jung-jae), tiga tahun setelah kemenangan besarnya, kini ia tak lagi terpaku pada hadiah 45,6 miliar won, melainkan membawa tekad bulat: menghentikan permainan maut itu sekali dan untuk selamanya. Musim kedua menyorot usaha Gi-hun menjejakan orang-orang di balik game kejam, termasuk sosok misterius The Front Man, dan mempertemukannya kembali dengan personel lama serta wajah-wajah baru yang rela mempertaruhkan segalanya, bukan demi uang, tapi untuk mengakhiri siklus penderitaan. Berbagai tantangan baru, permainan lebih sadis, dan konflik moral yang makin kompleks membuat Season 2 lebih gelap, intens, dan emosional, memperkuat reputasi Squid Game sebagai serial thriller survival distopia paling mendebarkan.
Ulasan
Baru saja menuntaskan Squid Game Season 2, dan tanpa ragu bisa gue bilang: secara personal, gue lebih menikmati S2 dibandingkan S1. Padahal bebannya luar biasa berat. S1 itu bukan sekadar sukses, tapi sudah berubah jadi fenomena global yang nempelin ekspektasi setinggi langit ke season berikutnya. Dan jujur, gue masuk ke S2 dengan perasaan campur aduk—harapannya tinggi, tapi juga siap kecewa. Ternyata hasilnya justru di luar perkiraan gue.
Yang bikin S2 terasa segar bukan cuma karena game-nya berbeda dari S1, tapi juga karena arah cerita dan dramanya terasa lebih berani. S2 seperti sengaja “mengobok-obok” ekspektasi penonton. Kalau hanya mengulang formula lama dengan permainan yang sama persis tapi dikasih sedikit variasi, mungkin masih bisa diterima. Tapi di sini mereka memilih mengambil risiko dengan memperkenalkan banyak permainan baru yang dampaknya jauh lebih brutal dan emosional. Taruhannya bukan cuma fisik, tapi juga psikologis.
Satu hal yang selalu jadi kekuatan utama Squid Game dari awal adalah pendekatannya yang sangat character-driven. Kita tidak cuma disuguhi kematian demi kematian, tapi juga latar belakang, pilihan moral, dan konflik personal tiap pemain. Di S2, variasi karakter terasa makin kuat dan berwarna. Anehnya, justru karakter-karakter di season ini yang lebih “nempel” di gue dibandingkan S1. Setiap pemain punya keunikan, luka, dan motif yang membuat kita, mau tidak mau, ikut terlibat secara emosional.
Highlight terbesar buat gue jelas karakter trans nomor 120. Hampir di setiap episode, dia selalu berhasil mencuri perhatian dan memberikan “gong” emosional. Puncaknya tentu saja di episode terakhir, yang bikin perasaan campur aduk antara ingin tepuk tangan karena keberaniannya, tapi juga ingin memeluk karena tragedi yang harus dia hadapi. Jujur aja, kalau nanti karakternya benar-benar mati, gue yakin bakal sedih beneran, bukan cuma sedih sebagai penonton, tapi sedih karena secara emosional sudah terikat.
Yang cukup disayangkan, karakter trans ini ternyata tidak diperankan oleh aktor trans sungguhan. Alasan di baliknya pun terasa ironis sekaligus menyedihkan: di Korea Selatan hampir tidak ada aktor yang berani mengaku secara terbuka sebagai LGBT. Masyarakatnya masih sangat konservatif dan memandang komunitas LGBT dengan stigma negatif. Dalam banyak hal, situasinya terasa “11–12” dengan kondisi di Indonesia. Di sini, Squid Game bukan cuma bicara soal permainan hidup dan mati, tapi juga tanpa sadar memantulkan realitas sosial yang masih problematis.
Kabar baiknya, Season 3 yang juga akan menjadi season terakhir dijadwalkan rilis tahun ini. Jadi kita tidak perlu menunggu sampai tiga tahun seperti jeda dari S1 ke S2 kemarin. Ini juga jadi keputusan yang menurut gue cukup bijak. Ada kelegaan tersendiri mengetahui bahwa cerita ini memang dirancang selesai di S3, bukan diperas terus-terusan demi angka dan popularitas seperti banyak judul Netflix lainnya.
Kesimpulan
Pada akhirnya, Squid Game Season 2 buat gue berhasil membuktikan bahwa ia bukan sekadar “bayangan” dari kesuksesan S1. Ia berdiri sebagai season dengan identitasnya sendiri, dengan keberanian naratif, karakter yang lebih beragam, dan drama yang terasa lebih menggigit secara emosional. Tidak sempurna, tentu saja. Tapi cukup kuat untuk membuat gue berkata: iya, kali ini gue memang lebih jatuh cinta pada S2.
Skor Sobekan Tiket Bioskop: 3/5
Cocok untuk: penonton setia Squid Game
- ditonton di Netflix -

Komentar
Posting Komentar