Pengabdi Setan 2: Communion - Review


Kalau boleh jujur, gue mau suka tapi susah banget. Pengabdi Setan 2: Communion memang "lebih" dari film pertamanya. Lebih horor, lebih banyak jump scares, dan lebih luas universe pengabdi setannya Joko Anwar. Tapi segala kelebihan ini jadi terlalu mewah dan sama sekali nggak "down to earth". Jauh lebih kompleks, tapi jadi meninggalkan kesederhanaannya. Emang ngasih level dan potensi horor baru, tapi jadi meninggalkan esensi dari horor itu sendiri.

Oke gue bahasa satu-satu deh ya, mungkin dari yang pertanyaan yang paling sering ditanya; serem gak? Iya serem! Kalau di film pertamanya serem-sereman di satu rumah aja, di film kedua ini seremnya di rumah susun. Mungkin nanti di film ketiga di rumah cluster kali ya. Ada beberapa trik jump scares yang oke banget, tapi ada beberapa juga yang modifikasi elemen lama. Jadi silakan berantisipasi senyaman mungkin, elemen kagetnya tetep maksimal. Keluhan gue soal horor adalah kenapa ibunya sedikit banget ya padahal prominent di marketing promo.


Tapi ya itu, film ini hanya jadi sekumpulan montage adegan jump scares yang dijahit jadi satu. Oke ada elemen konspirasi pengikut sekte sesat yang sayangnya cuma jadi tempelan belaka di tengah pertama film ini. Lebih banyak adegan jump scares yang for the sake buat nakutin penonton aja, sama sekali nggak berhubungan dengan sekte sesat. Jadi setiap build-up nggak ada pay-off yang berarti untuk membuka misteri sekte. Yang akhirnya kita cuma sedikit banget belajar hal baru, dan lagi-lagi harus nunggu untuk sekuel berikutnya.

Trus kenapa sih 80% film ini mesti mati lampu?? I knooooow mati lampu, hujan, dan rusun aneh adalah kombinasi sempurna untuk atmosfer horor maksimal. Tapi ya nggak 80% juga ya, jadinya capek banget. Efeknya, klimaksnya jadi berasa biasa aja padahal secara teknis dan visualisasi itu super banget. Capek pula karena jump scares-nya gaspol nggak dikasih nafas sama sekali, jadinya seakan repetitif dan claustrophobic - in both good and bad way. Jadi pengalaman menonton yang mixed sih buat gue. 


Pengabdi Setan 2: Communion memang naik level, baik naik level dari film pertamanya dan naik level di skena film horor nasional. Cuma Joko Anwar yang bisa masukkin unsur sosial-politik ke dalam film horor. Emang ciri khas beliau yang dipertahankan di setiap filmnya ya. Which is great dan jadi tolok ukur baru di film horor. 

Tapi menurut gue levelnya ketinggian jadi nggak relate ke banyak orang. Istilah kata, film pertama di rumah kampung, film kedua di rumah bilangan Pondok Indah. Kalau belajar dari KKN di Desa Penari sebagai film Indonesia paling laris sepanjang masa (oke meski teknis dan produksinya nggak ada di level Pengabdi Setan 2: Communion) tapi kisahnya sangat dekat dengan masyarakat Indonesia kebanyakan. Bahkan kalau harus dibandingkan, gue malah lebih suka Ivanna ketimbang Pengabdi Setan 2: Communion - for the sake of simplicity and horror. Terkadang hal substansial yang lebih kena ya.






- sobekan tiket bioskop tanggal 30 Juli 2022 -
----------------------------------------------------------
review film pengabdi setan 2 communion
review pengabdi setan 2 communion
pengabdi setan 2 communion movie review
pengabdi setan 2 communion film review
resensi film pengabdi setan 2 communion
resensi pengabdi setan 2 communion
ulasan pengabdi setan 2 communion
ulasan film pengabdi setan 2 communion
sinopsis film pengabdi setan 2 communion
sinopsis pengabdi setan 2 communion
cerita pengabdi setan 2 communion
jalan cerita pengabdi setan 2 communion

Komentar