Ad Astra - Review

I love Ad Astra for its life lessons about passion, obsession, loneliness, and mental health awareness. 
Gue selalu punya hati tersendiri sama film-film luar angkasa. Terlebih lagi karena Hollywood selalu memperlakukan film luar angkasa sebagai film yang melankolis dan sentimentil. Eksplorasi ke luar angkasa yang jauh sekedar metafora terhadap eksplorasi yang sebenarnya; pencarian jati diri. Coba perhatiin mulai dari Sunshine, Gravity,  Moon, sampai Interstellar. Nggak ketinggalan Ad Astra, yang dijual dengan hubungan anak-ayah, tapi ternyata malah menyasar ke isu kesehatan mental, passion dalam pekerjaan, dan kesendirian. Nanti di bawah gue bahas lebih dalam ya. 

Di kulit luarnya, harus gue akui Ad Astra cukup sulit untuk dinikmati - apalagi buat mereka yang nyari hiburan semata. Filmnya lamban dan sunyi. Iya jauh lebih lamban dan First Man dan jauh lebih sunyi dari Gravity. Adegan serunya cuma di setengah pertama, untuk kemudian setengah kedua lebih ke drama pol. Sunyinya mencekam, sampe suara orang batuk di bioskop aja jadi ngeganggu. Iya semencekam sunyi di luar angkasa beneran, dan jadi metafora yang cantik tentang (pilihan) kesendirian yang menghinggapi manusia modern.


Visualnya sih cantik, tapi kayaknya nggak lebih bikin nganga kaya First Man sih. Gedenya layar IMAX 2D sih ngefek banget buat setiap adegan luar angkasa, tapi ya nggak ada yang spesial karena nggak ada adegan aspect ratio IMAX. Yang keren sih jelas visualnya Neptunus yang kebiruan, dan kaya gue baru pertama kali ini ngeliat visualisasi Neptunus ini yang melankolis.

Nah yang mau gue puji setinggi langit adalah gimana Ad Astra menekankan pentingnya kesehatan mental! (atau setidaknya ini yang gue tangkep sih, jadi tergantung interpretasi masing-masing ya) Caranya pun simpel dan sangat logis; adegan psychological evaluation yang diulang secara konsisten sepanjang film, bahkan jadi adegan pembuka dan penutup.

Alasannya? Karena di dunianya Ad Astra, penting banget untuk sehat mental secara psikis sebelum melakukan perjalanan ke luar angkasa yang bisa memakan waktu berbulan-bulan di ruangan tertutup bersama orang-orang itu-itu aja. Kesehatan mental ini jadi tema besarnya karena jalan cerita bergerak dari titik ini. Mulai dari karakter utama, bahkan ketemu dengan primata ngamuk, sampai ke karakter bapaknya - semuanya berhubungan dengan sangat jelas betapa (kesadaran terhadap) kesehatan mental itu sangat penting. Ya nggak cuma penting buat astronot aja tapi juga sebagai individu yang menjalani peran sebagai anggota keluarga atau pekerja.

Di sepanjang film pun juga dikasih liat berbagai konsekuensi kalau nggak sehat mental, yang direpresentasikan dengan beberapa karakter yang ditemui sepanjang perjalanan. Karakter utama kita memang kaya jadi role model yang ideal - sampai tiba pertanyaan gue; sampai sejauh apa? Apa nggak sekalian jadi robot aja?

Nah nggak gue sangka, ternyata tema passion dan obsession ini juga jadi bahan eksplorasi yang dominan. Menurut gue tema ini justru yang paling bisa menampar orang-orang kerja di kota besar macam gue. Passionate dan fokus terus dengan pekerjaan lo karena to-do-list yang infinite? Silakan kerja terus sampe Neptunus! Adalah segala macam yang terlalu berlebih itu tetap nggak baik lah ya.

Hal lain yang gue tangkap adalah isu loneliness, yang rasanya jadi makin menjamur di era modern dengan teknologi di genggaman tangan. Jadi banyak orang, dengan sengaja atau tidak, (memilih) hidup sendiri dan (merasa) cukup berinteraksi dengan orang lain lewat layar. Ya kurang lebih kaya profesi astronot ini, yang begitu menikmati kesendiriannya selama berbulan-bulan. Tapi ya Ad Astra ngasih kontemplasi dengan caranya sendiri; mau sampai sejauh mana? Kemudian digambarkan ke gimana jadinya kalau sudah berlebihan, dan gimana yang akhirnya bisa menyeimbangkan. 


Ad Astra yang merupakan bahasa Latin dari to the stars ini memang bukan tentang eksplorasi luar angkasa, melainkan pencarian jati diri manusia modern di tengah derasnya hujan notifikasi dan things-to-do. Perjalanan astronot ganteng kita Roy McBride dari bumi - bulan - Mars - Neptunus itu kaya representasi dari pencarian tiada henti tentang hal apa yang paling penting dan fundamental buat kita. Sutradara dan penulis naskah James Gray berhasil banget bikin perenungan yang sentimental tentang hal apa yang membuat kita benar-benar menjadi manusia.


- sobekan tiket bioskop tanggal 19 September 2019 -
----------------------------------------------------------
review film ad astra
review ad astra
ad astra movie review
ad astra film review
resensi film ad astra
resensi ad astra
ulasan ad astra
ulasan film ad astra
sinopsis film ad astra
sinopsis ad astra
cerita ad astra
jalan cerita ad astra

Komentar