Jumbo - Review
Ketika duduk di dalam bioskop, gue langsung dibuat tercengang dan kagum oleh visual animasi yang ada di layar. Benar-benar membuat bangga Indonesia yang akhirnya bisa membuat film animasi sekelas ini. Gambarnya nggak hanya bagus dan mulus, tapi juga penuh dengan tekstur yang detil mulai dari rambut, buku, boneka, hingga baju. Tekstur dalam film animasi ini adalah salah satu teknik yang lumayan sulit, tapi bisa dikerjakan dengan hasil yang luar biasa.
Ceritanya sendiri gue cukup suka dan cenderung sederhana. Don yang dijuluki Jumbo oleh teman-temannya berniat ikut pentas tapi suatu hari dikejutkan oleh datangnya hantu anak wanita yang meminta bantuannya untuk mencari hantu orang tuanya. Jalan ceritanya seakan memberikan satu-dua misi kecil untuk Jumbo dan teman-teman, kemudian ditutup oleh misi terakhir yang paling sulit dan klimaks.
Selain itu, gue suka juga dengan karakterisasi yang ada dalam film ini; protagonis digambarkan tidak selalu baik dan antagonis digambarkan tidak selalu jahat. Hal ini jelas mengajarkan kepada anak-anak bahwa tidak semua karakter utama itu 100% baik, dan karakter antagonis punya latar belakang yang manusiawi yang membuat dia berbuat jahat. Disney sudah memulai ini lebih dulu dengan film-film yang fokus pada karakter antagonis mereka seperti Maleficent. Jadi gue cukup senang menemukan pola cerita ini dalam film nasional.
Oya gue bisa mengidentifikasi ada beberapa nod atau tribute oleh sutradara dan penulis naskah Ryan Adriandhy terhadap beberapa judul film populer. Mulai dari "Avenger Assemble" yang hanya ada dalam takarir bahasa Inggris, sepeda terbang E.T., dan lapangan kosong tempat nongkrong Nobita dan teman-teman.
- sobekan tiket bioskop tanggal 16 Maret 2025 -
----------------------------------------------------------
review film jumbo
review jumbo
jumbo movie review
jumbo film review
resensi film jumbo
resensi jumbo
ulasan jumbo
ulasan film jumbo
sinopsis film jumbo
sinopsis jumbo
cerita jumbo
jalan cerita jumbo
Komentar
Posting Komentar