Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

Haunted Mansion - Review

Gambar
Satu lagi film adaptasi Disney dari wahana Disney Land mereka. Sebenarnya Haunted Mansion ini sudah pernah diadaptasi jadi film di tahun 2003, dengan Eddie Murphy sebagai bintang utamanya. Jadi versi 2023 ini adalah update dari itu, dengan sekelumit kisah dan karakter yang baru. Meski dengan bergerak di koridor yang sama; horor komedi yang aman ditonton oleh anak-anak. Jujur gue ketiduran nonton ini, dna masih bisa mengikuti jalan ceritanya. Gue paham sih ini adalah tipikal horor untuk anak-anak jadi unsur horornya pun diturunkan intensitasnya. Jadinya memang nggak serem sama sekali dan cenderung lucu. Ini juga efek yang diharapkan karena memang masuk dalam genre komedi. Tapi sayangnya gue merasa film ini nggak lucu sama sekali dengan setiap lelucon yang dilempar. Jadilah Haunted Mansion ini sebuah film yang nggak ke mana-mana. Horor banget nggak, komedi banget juga nggak. Datar banget sepanjang film dan gue sama sekali nggak merasakan apa-apa. Ketegangan yang coba dibangun pun gue ngg

Oppenheimer - Review

Gambar
Nggak ada yang lebih menyenangkan di dunia ini ketimbang nonton film terbarunya Christopher Nolan di bioskop, atau lebih tepatnya di IMAX. Apalagi ini kali pertamanya sutradara dan penulis naskah kecintaan para sinefil ini menggarap film biografi. Kali kedua setelah Dunkirk, Nolan menggarap film bertema Perang Dunia Kedunia. Rasanya memang hanya Christopher Nolan yang mampu membuat film biografi berdurasi tiga jam jadi tontonan yang seru dan menegangkan. Benar-benar nggak berasa tiga jam walaupun 95% film isinya hanya dialog. Betul, yang mengharapkan akan ada banyak ledakan karena ini adalah biografi Bapak Bom Atom harus siap-siap kecewa karena porsinya sedikit sekali. Sebelum menonton film ini, gue sama sekali nggak tahu kalau ternyata Oppenheimer itu disangkut-pautkan dengan komunis. Namanya jadi tercemar karena narasi itu padahal pencapaiannya di bidang fisika kuantum sangat fenomenal. Gue nggak menyangka kalau film ini fokus pada pertikaian antara Oppenheimer dangan Kolonel Lewis S

Barbie - Review

Gambar
Setelah kehebohan Barbenheimer di beberapa minggu terakhir, akhirnya tiba juga dua film bertolak belakang ini rilis. Gue memilih nonton Barbie duluan karena simply semua studio IMAX Oppenheimer penuh. Tapi gue nggak menyesal dengan keputusan ini karena ternyata BARBIE BAGUS BANGET GILAK. Jelas film ini sudah mengamankan posisi di Top 10 film terbaik versi gue di tahun 2023 ini. Awalnya mungkin kita semua akan memandang sebelah mata ya begitu lihat poster dan trailer Barbie. Apalagi film adaptasi mainan kebanyakan punya track record buruk, kecuali Lego Movie, ini pun akhir-akhir ini kualitasnya menurun. Ditambah lagi image Barbie yang di era woke ini kurang bagus ya; masih membawa kesan objektifikasi perempuan dan lain sebagainya. Sebuah isu yang sulit dibantah, tapi ternyata bisa di twist sedemikian rupa lewat naskah brilian karya Greta Gerwig dan Noah Baumbach. Setidaknya dua nama ini yang bikin gue percaya bahwa film Barbie ini nggak akan jadi film receh ecek-ecek ala My Little Pony

Mission: Impossible Dead Reckoning Part One - Review

Gambar
Film ketujuh dari franchise berusia 27 tahun ini akhirnya keluar juga untuk menyelamatkan sinema. Tom Cruise memang terkenal idealis ya bikin film yang sinematik alias akan dapat pengalaman maksimal kalau ditonton di bioskop, seperti Top Gun: Maverick (2022). Nah atas nama kapitalisme, seri ketujuh alias Dead Reckoning ini pun dipecah jadi dua film. Nggak tanggung-tanggung, bagian pertamanya saja berdurasi 2 jam 43 menit. Kalau durasi panjang begini rasanya win-win solution, penonton juga bahagia karena beli tiket untuk dapat hiburan maksimal dengan durasi lama. Untuk filmnya sendiri, kok gue rasanya kurang puas ya. Memang sih di segala sisi tampak ditingkatkan berkali lipat mulai dari durasi, adegan aksi, hingga taruhan yang harus dihadapi Ethan Hunt. Di cerita sendiri, gue paham sih mungkin franchise M:I sudah lelah mencari main villain makanya kali ini pivot ke AI yang memang lagi naik daun di dunia nyata. Tapi menurut gue ini bisa jadi lazy writing , kalau ada apa-apa tinggal sala

Insidious the Red Door - Review

Gambar
Insidious The Red Door ini adalah film kelima dari franchise Insidious. Sebenarnya gue suka banget sama film pertamanya Insidious (2011), karena dibuat dengan low budget dan keterbatasan tapi sukses banget bikin gue teriak anjing anjingan di dalam bioskop saking ketakutannya. Tapi sejak film kedua sampai keempat, kualitasnya menurun secara konsisten. Masih ada pula film kelimanya yang entah sampai kapan franchise ini harus diteruskan. Di film kelima ini disutradari sendiri oleh pemeran utamanya, Patrick Wilson, sekaligus jadi debut penyutradaraannya. Hasilnya tetap gue kurang suka. Gue sama sekali nggak ketakutan, meski beberapa kali kaget dengan jump scare yang memang mengagetkan. Masih konsisten dari film keduanya, The Red Door masih fokus dengan kisah drama yang kali ini mengeksplorasi hubungan ayah dan anak. Jadi salah satu daya tariknya adalah aktor Ty Sympkins si anak yang bisa rogo sukmo di film pertamanya balik lagi dan udah gede udah masuk kuliah. Porsi dramanya bisa dibilang

Indiana Jones and the Dial of Destiny - Review

Gambar
Indiana Jones mungkin satu-satunya franchise film yang bertahan selama 4 dekade dan diperankan oleh orang yang sama! Bayangkan saja, Indiana Jones and the Temple of Doom dirilis tahun 1984 dan 39 tahun kemudian kita masih bisa nonton sekuel kelimanya; Indiana Jones and the Dial of Destiny yang masih diperankan oleh Harrison Ford yang saat film ini dibuat sudah berumur 80 tahun. Lebih gila lagi ya, usia yang kalau di Indonesia sudah dipanggil opa atau opung masih main film aksi petualangan yang penuh adegan berantem dan kejar-kejaran. Gue sebagai penyuka film bertema petualangan apalagi mencari harta karun, selalu suka dengan setiap aksi Indy kejar-kejaran mencari harta karun. Meski sempet turn off dengan The Kingdom of the Crystal Skull (2008), tapi ternyata gue cukup suka dengan Dial of Destiny. Berdurasi 2 jam 34 menit tapi sama sekali nggak terasa panjang karena menyenangkan dan seru banget. Tipikal aksinya bervariasi mulai dari adu jotos, adu tembok, adu balap mobil hingga bajaj, s