Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Avengers: Endgame - Review

Gambar
" Penutup yang epik dan spektakuler dari 11 tahun perjalanan Marvel Cinematic Universe " Gue nggak pernah nangis kalau nonton film superheroes yang biasanya "hanya" menghibur mata dan hati. Tapi gue bener-bener nggak sangka kalo ternyata air mata gue akhirnya netes juga di tengah dan akhir dari Avengers: Endgame . Tenang, gue nggak akan spoiler di review ini, jadi lo bisa lanjut baca kok. Ini artinya, betapa Endgame bisa menyentuh hati gue sebegitu dalamnya. We grow old with these people anyway . Dan melihat mereka ada dalam bahaya - untuk kesekian kalinya - itu yang bikin nonton Endgame jadi deg-degan sepanjang film. Tiga jam! Yang luar biasa, Endgame adalah benar-benar jadi penutup yang sempurna dan epik dari perjalanan Marvel Cinematic Universe dalam 11 tahun terakhir, lewat 21 filmnya - yang dibuka dengan  Iron Man tahun 2008. Berbahagialah mereka yang menyempatkan waktu buat marathon ulang film-film itu, karena ternyata Endgame memberikan tribute dan ca

Delhi Crime - Series Review

Gambar
Serial ini bikin gue kagum banget, karena jadi serial kriminal yang penuh dengan keterbatasan di negara berkembang. Alih-alih metode keren dan teknologi maju seperti di serial kriminal Barat, di sini bahkan nggak ada sarung tangan buat polisi olah TKP! Tapi dengan keterbatasan itu, kita bisa ngeliat gimana gigih dan kerja dari hati mereka semua untuk menyelesaikan kasus yang ada. Gue suka banget dengan semua karakter yang ada di serial ini. Setiap mukanya tuh muka orang biasa banget. Nggak ada yang ganteng atau cantik kelewatan gitu kaya di film atau serial India kebanyakan. Jadi ya gue jadi tambah percaya dengan mereka dan cerita yang ada. Meski perkembangan karakternya nggak sempurna, tapi ternyata ada cara lain untuk investasi emosi dan perasaan kita terhadap karakter. Yaitu dengan ngasih liat kerja keras dan hal-hal yang sudah mereka korbankan demi pekerjaan mereka. Season 1 ini berdasarkan kisah nyata dari kasus Delhi Gang Rape di tahun 2012. Ternyata yang digambarkan ini cukup de

Ave Maryam - Review

Gambar
Filmnya cantik! Visialnya ciamik, lagu-lagunya asyik! Ini tipikal film hening, minim dialog, dan lamban. Jadi ya untuk mengerti dan memahami apa yang sedang terjadi di layar, mesti detil memperhatikan ekspreksi muka dan pandangan mata. Yang bagusnya sudah difasilitasi dengan sangat apik oleh akting dari semua aktor-aktrisnya. Ceritanya sendiri memang tentang forbidden love story; seorang pastor dan suster yang sedianya hidup selibat tidak menikah tetapi saling jatuh cinta. Ini bukan penistaan agama (Katolik) ya, tapi gue melihatnya sebagai eksplorasi jujur (dan vulgar) terhadap dua manusia biasa yang pasti punya rasa. Adegan endingnya sih gong banget, dan sukses bikin hati meleleh. Kali pertama gue nonton Ave Maryam itu April 2019 di bioskop. Setelah nonton kali kedua di Netflix, gue jadi lebih memahami beberapa hal. Nah gue mau membagikan interpretasi gue akan simbol yang dipakai di film ini, terutama berkenaan dengan air. Ini interpretasi subyektif gue ya, kalau berbeda atau nggak lo

Pet Sematary - Review

Gambar
"Tidak seseram yang gue bayangkan, tapi masih ampuh membuat bulu kuduk berdiri" Dr. Louis Creed bersama keluarganya pindah dari kota ke pedesaan untuk meluangkan banyak waktu terhadap anak-anaknya. Tidak lama, anaknya menemukan ada kuburan untuk hewan-hewan di halaman belakang rumahnya. Ternyata jauh di belakang pekuburan tersebut, ada tempat yang dapat menghidupkan kembali hewan peliharaan. Tetapi yang hidup kembali ternyata tidak sama seperti sebelumnya. Begitu juga dengan manusia. Novel yang ditulis oleh Stephen King ini sebelumnya sudah pernah diadaptasi dalam bentuk film layar lebar tahun 1989. Adaptasi terbaru ini sedikit banyak mengubah jalan cerita, baik film orisinilnya maupun novelnya - sebuah perubahan yang direstui sendiri oleh Stephen King yang mengakui bahwa versi 2019 ini jauh lebih mengerikan. Menurut gue sendiri, film ini memang tidak semenakutkan yang gue kira tapi tetap menyenangkan untuk ditonton.

Arctic - Review

Gambar
"Film terfavorit gue di tahun 2019!" Seorang pria terdampar di Arktik, dan harus bertahan hidup sebelum bantuan datang. Namun seorang rekannya yang terluka harus berlomba dengan waktu sebelum masanya tiba. Mereka pun terjebak dalam dilema apakah harus diam di tempat, atau terus bergerak di tengah cuaca musim dingin yang ekstrim. Arctic dengan mudah menjadi film favorit gue tahun ini, setidaknya sejauh ini. Kesederhanaannya benar-benar membuat gue jatuh hati. Meski minim dialog dan minim karakter dengan hanya dua orang saja di sepanjang film, tapi masih mampu memberikan ketegangan yang berarti lewat adegan-adegan yang ada. Pemandangan Islandia pun benar-benar mengagumkan meski cenderung ekstrim. Semua itu dibungkus dengan scoring karya Joseph Trapanese yang asyik banget dan seakan menyatu dengan film. Film ini juga membuka mata gue bahwa survival di daerah dingin ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Kita sudah pernah diberi gambaran dengan film-film survival mulai

Mantan Manten - Review

Gambar
"Sebuah kisah segar tentang dukun pengantin adat Jawa, yang mencontohkan pentingnya kepasrahan hati" Yasnina adalah seorang manajer investasi yang sukses dan punya segalanya, tapi dalam sekejap segala yang dimilikinya harus hilang karena dirinya dijebak dan dikhianati oleh atasannya. Pertunangannya dengan Surya pun berada di ujung tanduk. Satu-satunya harta yang dimilikinya adalah sebuah vila di Tawangmangu yang sudah dibelinya, tapi belum balik nama. Di Tawangmangu, Yasnina memakai kesempatan dan waktu untuk perlahan bangkit kembali, bersama Marjanti yang mengajarinya bagaimana menjadi seorang dukun manten. Gue sangat suka bagaimana rumah produksi Visinema menjaga konsistensinya dalam melahirkan film-film berkualitas. Tidak disangka, judul dan trailer Mantan Manten ini sungguh menipu meski gue paham bahwa ini adalah bungkusan marketing agar filmnya bisa dijual ke khalayak ramai. Filmnya sendiri lebih fokus pada Paes, atau dukun manten adat Jawa yang biasanya membantu