You Season 5 - Series Review


Sinopsis

You Season 5 menjadi penutup resmi perjalanan panjang Joe Goldberg dalam serial thriller psikologis Netflix yang diadaptasi dari novel karya Caroline Kepnes. Musim terakhir ini kembali mengikuti Joe yang harus menghadapi konsekuensi dari semua hubungan obsesif, manipulasi, dan kekerasan yang ia lakukan sejak Season 1. Jika Season 4 sempat dianggap melenceng jauh dari akar ceritanya, Season 5 hadir sebagai upaya untuk “menutup lingkaran” kisah Joe—menghubungkan masa lalunya dengan masa kini, serta menyerahkan penghakiman terakhir sepenuhnya kepada penonton.

Ulasan

Akhirnya, serial psikopat You benar-benar tamat juga di Season 5. Dan jujur, gue bilang: thank God ditutup dengan layak. Season ini terasa jauh lebih bagus dibandingkan S4 yang menurut gue busuk dan aneh ke mana-mana. S5 bener-bener terasa seperti penutupan lingkaran dari petualangan sekaligus kegilaan Joe Goldberg yang sejak awal memang sudah kebablasan parah.

Sedikit mundur ke belakang, You diangkat dari seri novel karya Caroline Kepnes: You, Hidden Bodies, You Love Me, dan For You and Only You. Adaptasi serialnya sendiri sebenarnya hanya benar-benar setia di Season 1. S2 mulai sedikit menyimpang, S3 semakin bebas, dan S4 sudah benar-benar “ngalor ngidul”. Karena novel aslinya memang hanya sampai empat buku, maka S5 ini jelas berdiri sebagai ide orisinil sepenuhnya untuk menutup cerita Joe.

Secara pribadi, gue masih bisa menikmati S1 sampai S3. Dinamikanya masih terasa segar, kelam, dan relevan secara psikologis. Tapi S4? Maaf, bagi gue itu fase paling aneh dalam sejarah serial ini—sampai rasanya pengen menganggapnya “nggak ada”. Untungnya, S5 berhasil menebus banyak kekecewaan itu. Bahkan salah satu kekuatan terbesarnya adalah keberaniannya untuk mengangkat kembali masa lalu Joe, terutama jejak-jejak dari S1, termasuk kemunculan beberapa karakter lama yang memberi rasa “pulang” pada akar ceritanya.

Gue juga suka karena tema S5 kembali mengerucut ke isu yang sejak awal menjadi jantung You: tentang laki-laki toksik dengan seluruh jurus mautnya—manipulasi, gaslighting, hingga kekerasan verbal, fisik, dan seksual. Di sini Joe kembali dipotret bukan sebagai “anti-hero romantis”, tapi sebagai sosok berbahaya yang merusak setiap relasi yang ia sentuh. Narasinya terasa lebih jujur, lebih kejam, dan tidak lagi membungkus kebusukan itu dengan justifikasi yang terlalu “stylish”.

Yang menarik, S5 juga dengan gamblang menunjukkan bahwa dalam relasi toksik, bukan hanya pelaku yang perlu disorot, tapi juga pihak yang secara sadar atau tidak sadar mau menerima kekerasan itu sendiri. Ada perempuan-perempuan yang tetap memilih bertahan, memaklumi, atau bahkan memvalidasi perilaku Joe. Di titik ini, serial ini terasa ingin mengatakan sesuatu yang pahit tapi nyata: relasi toksik sering kali bertahan bukan hanya karena pelaku yang manipulatif, tapi juga karena dinamika kebutuhan emosional yang saling mengunci.

Kalau kata orang, “you get the love you deserve”, rasanya itu benar-benar hidup di Season 5 ini. Karakter yang toksik akan cenderung menarik love interest yang sama-sama membawa luka, kecenderungan destruktif, dan pola relasi yang tidak sehat. You tidak lagi bicara soal cinta sebagai sesuatu yang romantis, tapi sebagai cermin dari kondisi psikologis masing-masing pihak.

Pada akhirnya, Season 5 menutup seluruh perjalanan You dengan cara yang cukup berani: tidak sepenuhnya menggurui, tidak juga memberi pengampunan mutlak. Banyak hal dikembalikan ke tangan penonton—tentang bagaimana kita menilai Joe, tentang batas simpati, tentang apakah seorang monster bisa “dilahirkan kembali” menjadi manusia biasa. Penutup yang menurut gue tidak sempurna, tapi cukup jujur dengan dunia gelap yang sejak awal dibangun oleh serial ini.




Kesimpulan

Sebagai sebuah rangkaian utuh, You mungkin naik-turun kualitasnya, tapi S5 setidaknya berhasil mengembalikan marwahnya sebagai thriller psikologis tentang obsesi, kekerasan, dan cinta yang salah arah. Dan untuk serial sepanjang ini, itu sudah merupakan penutupan yang pantas.

Skor Sobekan Tiket Bioskop: 3/5
Cocok untuk: pecinta drama kriminal





- ditonton di Netflix -

Komentar