Andor Season 2 - Series Review
Sinopsis
Andor Season 2 adalah penutup dari dwilogi serial spin-off Star Wars yang mengisahkan perjalanan Cassian Andor menuju peristiwa dalam film Rogue One: A Star Wars Story (2016). Berbeda dari kebanyakan kisah Star Wars yang bertumpu pada Jedi, Sith, dan duel lightsaber, Andor memilih jalur thriller espionage politik yang suram, penuh intrik, dan sarat manipulasi kekuasaan. Season 2 melanjutkan kisah perlawanan terhadap Kekaisaran, menyoroti kebangkitan fasisme, obsesi pada kontrol, serta harga moral yang harus dibayar oleh para pejuang Rebel dalam upaya menyatukan pemberontakan yang terpecah belah.
Ulasan
Sebagai pengikut setia Star Wars, gue tanpa ragu menobatkan Andor Season 2 sebagai serial spin-off terbaik di semesta ini. Bahkan kalau digabung dengan Season 1, Andor adalah satu-satunya kisah Star Wars yang benar-benar konsisten memakai pendekatan thriller spionase: lambat, berat dialog, minim aksi spektakuler, tapi justru tegangnya terasa di kepala, bukan di mata.
Gue harus jujur dulu: waktu nonton Andor Season 1, gue nggak terlalu menikmati. Di kepala gue waktu itu, ini cuma kisah “Cassian Andor di masa lalu banget” dan terasa seperti spin-off yang terlalu jauh dari inti Star Wars. Gue nontonnya setengah hati, tanpa ekspektasi besar. Baru ketika masuk ke Season 2, semuanya terasa “klik”. Dan momen paling mind-blowing adalah saat gue sadar bahwa linimasa Andor itu ternyata persis mengarah langsung ke Rogue One 😱.
Di titik itu, semua persepsi gue langsung berubah. Andor bukan sekadar spin-off pengisi waktu, tapi fondasi emosional dan politik yang mengantar kita ke salah satu film Star Wars terbaik menurut gue. Sejak itu, gue malah jadi pengen nonton ulang Andor Season 1 sampai Rogue One, karena sekarang konteksnya terasa jauh lebih dalam dan personal.
Fix, dwilogi Andor ini memberikan latar belakang yang komprehensif tentang bagaimana pemberontakan terbentuk, tumbuh, dan dipelihara—bukan lewat mitos besar soal Takdir dan Force, tapi lewat politik kotor, pengorbanan manusia biasa, dan keputusan-keputusan abu-abu yang tidak pernah benar-benar bersih. Inti konflik Andor bukan soal Jedi vs Sith, tapi soal kebangkitan fasisme, obsesinya terhadap kontrol, dan respons pemberontakan yang juga tidak selalu heroik.
Bahkan, setelah menonton Andor plus Rogue One, duel Jedi vs Sith terasa jadi agak… overrated. Dulu fans menunggu-nunggu momen lightsaber beradu. Sekarang, justru yang bikin tegang adalah adegan rapat Imperial Security Bureau yang penuh intrik dan saling sikut 🤣. Ketegangan di sini lahir dari kata-kata, bukan dari pedang cahaya.
Salah satu pelajaran paling pahit dari Andor Season 2 adalah bagaimana fasisme bekerja dengan sangat keji dan sistematis. Lewat tragedi di planet Ghorman, serial ini menunjukkan bahwa gerakan pemberontakan bisa saja disulut secara sengaja oleh penguasa sebagai legitimasi untuk menumpas mereka habis-habisan. Sebuah skenario fiksi yang, kalau kita jujur, sudah berulang kali terjadi dalam sejarah dunia nyata. Di sinilah Andor terasa bukan lagi sekadar Star Wars, tapi komentar politik yang sangat telanjang.
Di sisi lain, Andor juga tidak mengglorifikasi Rebel sebagai pihak yang sepenuhnya bersih. Season 2 dengan berani memperlihatkan bahwa tim pemberontak pun melakukan cara-cara yang tidak elok demi menyatukan gerakan yang terpecah belah. Fakta bahwa pembantaian di Ghorman disulut oleh Imperial dan “dibiarkan” oleh Rebel demi tujuan yang lebih besar adalah salah satu momen paling menghantam di serial ini 😱😢. Di titik ini, klaim moral kedua belah pihak benar-benar runtuh.
Benar rasanya ungkapan: revolution is a dirty business. Dan yang membuat Andor begitu kuat adalah keberaniannya menunjukkan bahwa kekotoran itu berlaku di kedua sisi—baik di pihak penguasa maupun di pihak pejuang revolusi. Tidak ada tangan yang benar-benar bersih ketika perubahan besar ingin dipaksakan.
Di tengah semua itu, perjuangan Luthen Rael menjadi salah satu elemen paling tragis sekaligus paling ikonis di Season 2. Kalimatnya yang legendaris itu benar-benar menghantam:
“I burned my life to make a sunrise that I know I’ll never see.” 🔥
Ia adalah personifikasi dari pengorbanan anonim—seseorang yang sadar bahwa ia berjuang bukan untuk menikmati kemenangan, tapi demi kemenangan orang lain di masa depan.
Kesimpulan
Pada akhirnya, Andor Season 2 bukan hanya menutup kisah Cassian Andor dengan sangat kuat, tapi juga mengubah cara gue memandang Star Wars secara keseluruhan. Ini bukan lagi sekadar saga tentang kebaikan vs kejahatan dalam kerangka mitologi, tapi tentang manusia, kekuasaan, manipulasi, dan harga yang harus dibayar untuk sebuah harapan. Terima kasih Andor. Sekarang gue resmi punya trilogi favorit baru di semesta Star Wars: Andor Season 1 – Andor Season 2 – Rogue One.
Skor Sobekan Tiket Bioskop: 5/5
Cocok untuk: pengikut setia Star Wars, penonton kisah political thriller
- ditonton di Disney+ -

Komentar
Posting Komentar