Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Mission: Impossible The Final Reckoning - Review

Gambar
Film ke-8 (dan semoga) jadi film penutup franchise Mission: Impossible yang berumur 29 tahun sejak film pertamanya tahun 1996. Untuk film penutupaja harus dibagi 2 ya, dimulai dari Mission: Impossible Dead Reckoning tahun 2023 yang judulnya ada embel-embel "Part One". Pada akhirnya "Part Two" ditanggalkan, dan jadi "The Final Reckoning" aja. Ya jauh lebih simpel juga sih nggak kepanjangan. Sebelum nonton The Final Reckoning, selama seminggu terakhir gue udah nonton ulang dari film pertama sampai film ketujuh. Ternyata nggak butuh nonton 7 film sekaligus sebagai persiapan The Final Reckoning. Menurut gue, cukup nonton film pertama, ketiga, dan ketujuh biar bisa paham jalan cerita yang ada. Kalau belum nonton atau lupa juga nggak masalah sih karena ada adegan flashback di The Final Reckoning ini jadi nggak akan roaming banget. Untungnya The Final Reckoning jauh lebih bagus dan menghibur ketimbang Dead Reckoning. Jalan ceritanya lebih sederhana, meski masala...

Final Destination: Bloodlines - Review

Gambar
Pertama-tama, gue bukan fans dan pengikut setia franchise Final Destination. Rasanya gue hanya menonton film pertama dan keduanya saja, sementara Final Destination Bloodlines ini adalah film keenam. Setelah baca-baca ternyata memang film keenam ini lumayan berdiri sendiri dari 5 film sebelumnya, jadi nonton ini nggak akan roaming. Mungkin pengikut setianya akan sedikit bersorak dengan kemunculan beberapa karakter dari film-film sebelumnya. Sekarang gue tahu dan sadar bahwa gue memang nggak cocok dengan franchis gore yang satu ini. Jalan ceritanya yang membuat gue kurang bisa percaya dan berinvestasi secara emosi dengan kisah ini. Lalu franchise ini kan jualan adegan gore yang penuh darah dan daging ya. Tapi sayangnya Final Destination Bloodlines memilih menggunakan CGI ketimbang efek praktis untuk menampilkan deretan adegan gore ini. Hasilnya adalah gambaran adegan yang kurang membuat gue ngilu, meski efek CGI-nya lumayan mulus. Yang juga cukup mengganggu buat gue adalah penulisan kara...

Warfare - Review

Gambar
Setelah Civil War (2024), rumah produksi independen A24 kembali memproduksi film perang yang kali ini bernuansa modern dan berdasarkan kisah nyata, Warfare. Disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Alex Garland dan Ray Mendoza, film ini menceritakan pasukan Navy SEAL yang terjebak di sebuah rumah di Irak. Dengan beberapa anggota tim yang terluka parah, mereka harus bertahan hidup menunggu tim evakuasi datang. Sebenarnya kalau mengharapkan ini adalah film aksi penuh dengan tembak-tembakan maka harus siap-siap kecewa. Sebagai film perang dengan materi promo penuh dengan letusan senjata dan ledakan, ternyata Warfare lebih banyak porsi drama dan dialog. Sebagai film perang, ternyata Warfare lebih banyak fokus pada kondisi psikologis para prajurit ini. Jelas ini adalah cara unik sebuah film perang yang biasanya menggambarkan maskulinitas dan adu kekuatan. Sebaliknya, Warfare memperlihatkan penonton kondisi prajurit di titik terlemahnya di tengah medan perang yang sedang bergejolak. Satu hal ...

Thunderbolts* - Review

Gambar
Thunderbolts* adalah film ke-36 dan film terakhir dari fase ke-5 dalam Marvel Cinematic Universe. Gue sama sekali nggak menyangka Thunderbolts akan sebagus dan punya kisah sedalam ini! Rasanya nggak berlebihan kalau gue bilang Thunderbolts adalah titik balik MCU dari era superhero-fatigue.  Baru kali ini ada film pahlawan super yang membahas tema depresi, kesepian, dan kesehatan mental. Apalagi tema-tema ini bukan tempelan semata, melainkan jadi nyawa dari film ini yang konsisten muncul dari awal hingga akhir. Bahkan tokoh antagonis utama pun jadi analogi paling mematikan dari tema tersebut. Thunderbolts memang bukan film pertama yang menyatukan karakter-karakter penjahat ke dalam satu tim untuk kemudian berbuat baik. Sebelumnya sudah ada Guardians of the Galaxy meski fokus mereka ada di pertempuran antar planet dan galaksi. Nah Thunderbolts bisa dibilang band of misfits yang fokus menjaga planet bumi dari ancaman penjahat (super). Tim sableng ini dipimpin oleh Yelena Belova, adik...

Perang Kota - Ulasan

Gambar
Film ke-5 dari sutradara dan penulis naskah Mouly Surya ini memang sangat gue tunggu-tunggu. Gue memang belum baca buku yang jadi sumber adaptasi film ini; Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis yang diterbitkan tahun 1952. Tapi jelas Perang Kota menambah daftar pendek film-film Indonesia di masa kemerdekaan. Tahun 1946 setelah Indonesia mengumandangkan kemerdekaan, tentara Belanda menyamar sebagai tentara Inggris mencoba merebut kembali tanah air. Dibantu pula oleh tentara India jajahan Inggris, menambah berat para pejuang kemerdekaan. Isa seorang guru biola harus menyelesaikan misi untuk membunuh salah satu perwira tinggi Belanda dibantu dengan muridnya, Hazil. Ternyata Fatimah, istri Isa, berselingkuh dengan Hazil yang menderita impotensi setelah pulang dari perang. Pertama-tama, Perang Kota adalah film yang sangat cantik bagi mata dan telinga. Penggunaan CGI rapi, detil properti, dan kostum yang sangat akurat dengan latar tahun 1946. Ini memang tantangan besar terutama di segi bud...