Toy Story 4 - Review

"Siapa yang sangka pelajaran hidup paling menyentuh hati datang dari film animasi, di sekuel keempat pula!"

Gue yakin kalau gue bukan satu-satunya penonton yang mewek sampai air mata netes pas nonton Toy Story 4 kemarin. Siapa yang nyangka kalau ternyata di franchise Toy Story, ada adegan yang jauh lebih sedih daripada adegan Woody dan teman-temannya yang gandengan menghadapi kobaran api di trash compactor di Toy Story 3 (2010)? Apapun itu, kalau sudah sejauh itu larut dalam emosi terhadap kisah yang ada di layar, artinya storytelling telah dilakukan dengan sukses. Ya mungkin juga investasi emosi itu sudah terjalin bertahun-tahun; jarak 11 tahun antara rilis TS2 dan TS3, dan jarak 9 tahun antara rilis TS3 dan TS4. Ini juga menegaskan bahwa setiap sekuel dari Toy Story selalu jauh lebih bagus daripada sebelumnya.

Cerita Toy Story 4 memang paralel dengan Toy Story (1995); Woody meyakinkan sebuah mainan baru yang yakin dirinya bukan mainan (Buzz - dan kemudian Forky). Namun bedanya, kali ini Woody telah jauh lebih dewasa melewati setiap halang rintang yang ada - setidaknya tidak seegois ketika Buzz pertama kali hadir di tengah mereka. Sebaliknya, Woody malah menjadi sosok mengayomi bagi Forky yang yakin bahwa dirinya bukan mainan - tapi sampah. Di titik ini gue mau memuji selera humor Pixar yang kelewat cerdas, bahwa ada seribu satu cara lain untuk membuat orang-orang (dan anak-anak) tertawa ngakak selain humor slapstick. Deretan humor cerdas ini sih sukses banget bikin gue ngakak sampai kehabisan nafas, asli kocaknya nggak ada obat dan nggak habis-habis!

Setelah TS4, gue yakin penjualan mainan Bo Peep akan meningkat drastis! Siapa yang nggak akan jatuh cinta dengan karakter ini, apalagi anak-anak perempuan. Karakter yang "hilang" di TS3, kali ini kembali dengan kepribadian yang gagah dan jagoan - berkebalikan dengan kostumnya sebagai penggembala domba yang biasanya submisif. Yes, Disney ketambahan satu karakter feminin heroine lagi dalam line up mereka.



Yang gue sangat suka dari setiap sekuel Toy Story adalah pengembangan karakter yang konsisten dari satu sekuel ke sekuel lainnya, untuk kemudian menjadikan pembelajaran baru itu sebagai pondasi utama cerita. Kalau di TS3 Woody dan teman-temannya belajar untuk pasrah dan rela meninggalkan Andy pemiliknya, di TS4 ini pembelajaran semakin sulit tentang bagaimana kalau pemilik atau ada anak yang tidak mau memiliki mainan seperti mereka? Tema ini diulang secara konsisten, dan direpresentasikan dengan sudut pandang yang berbeda dari beberapa karakter. Yang kemudian memuncak dengan pilihan sulit Woody di akhir film. Sebuah pilihan ending yang sangat emosional bagi siapapun, apalagi mengingat 24 tahun perjalanan Toy Story yang pertama kali rilis tahun 1995.

Sulit dipercaya, tapi ada banyak sekali pelajaran hidup dari satu kisah TS4 ini. Salah satunya yang gue sangat suka adalah pembelajaran dari karakter Woody yang seumur hidup mainannya sibuk mengurusi dan membahagiakan mainan lain - dan pemiliknya juga. Tapi dia lupa satu hal; apakah diri sendiri juga bahagia? Apa yang sebenarnya diinginkan oleh Woody tapi selama ini dipendam demi memenuhi kebutuhan orang banyak? Apalagi ketika dirinya sudah kelewat usang dan tidak diinginkan oleh pemilik atau anak lain. Padahal sepanjang hidupnya Woody selalu teguh pada prinsipnya untuk pantang menyerah; never give up - no toys left behind. Pada akhirnya, Woody - sebuah mainan - harus mengalami pelajaran hidup yang paling sulit; "let go". 






USA | 2019 | Animation | 100 mins | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1

- sobekan tiket bioskop tanggal 19 Juni 2019 -

Rating Sobekan Tiket Bioskop:

----------------------------------------------------------
review film toy story 4
review toy story 4
toy story 4 movie review
toy story 4 film review
resensi film toy story 4
resensi toy story 4
ulasan toy story 4
ulasan film toy story 4
sinopsis film toy story 4
sinopsis toy story 4
cerita toy story 4
jalan cerita toy story 4

Komentar

  1. Thanks, gw suka yg ke 4 tpi paling bagus tetap yg ke 3, kalo gw

    BalasHapus

Posting Komentar