Avengers: Endgame - Review

"Penutup yang epik dan spektakuler dari 11 tahun perjalanan Marvel Cinematic Universe"

Gue nggak pernah nangis kalau nonton film superheroes yang biasanya "hanya" menghibur mata dan hati. Tapi gue bener-bener nggak sangka kalo ternyata air mata gue akhirnya netes juga di tengah dan akhir dari Avengers: Endgame. Tenang, gue nggak akan spoiler di review ini, jadi lo bisa lanjut baca kok. Ini artinya, betapa Endgame bisa menyentuh hati gue sebegitu dalamnya. We grow old with these people anyway. Dan melihat mereka ada dalam bahaya - untuk kesekian kalinya - itu yang bikin nonton Endgame jadi deg-degan sepanjang film. Tiga jam!

Yang luar biasa, Endgame adalah benar-benar jadi penutup yang sempurna dan epik dari perjalanan Marvel Cinematic Universe dalam 11 tahun terakhir, lewat 21 filmnya - yang dibuka dengan  Iron Man tahun 2008. Berbahagialah mereka yang menyempatkan waktu buat marathon ulang film-film itu, karena ternyata Endgame memberikan tribute dan callback sebesar-besarnya terhadap 21 film tersebut. Nggak heran kenapa trailer terakhir mereka kebanyakan flashback. Ini jelas cara yang paling jenius untuk jualan - nggak cuma jualan judul Endgame aja, tapi juga jualan 21 film mereka sebelumnya. Jualan mata dan telinga, check! You'll love Marvel even more after Endgame!


Satu hal yang sangat gue suka dalam Endgame adalah momen closure-nya tidak hanya dalam tataran film tetapi juga sampai ke tataran karakter. Gue pernah nulis soal character arc yang rapi di Avengers: Infinity War, yang ternyata semua perkembangan karakter itu ditutup dengan sangat manis - dan pedih - di Endgame. Terutama karakter-karakter utama para Avenger perintis lah ya mulai dari Tony Star, Steve Rogers, Thor, Clint Barton, dan Natasha Romanoff. Setiap karakter ini dikasih screen time yang cukup buat klimaks untuk isu personal masing-masing. Nggak heran durasinya 3 jam, tapi sama sekali nggak berasa. It is a superheroes film with a big heart. Jualan hati, check!



Selain itu yang penting untuk jadi catatan khusus adalah, betapa Endgame ini sangat memberikan tempat buat kaum perempuan. Yes, semangat feminis yang dibawa oleh Captain Marvel (2019) ternyata nggak pudar di Endgame yang kebanyakan cowok ini. Apalagi di satu momen megah yang sangat perempuan sekali. Bahkan sampai ke tataran karakter, yang kelihatan banget di akhir film bahwa perempuan bisa berdiri dengan kaki sendiri. Feminism, check!

Akhir kata, meski susah, ya kita harus move on lah. Infinity Saga telah usai. Jaman udah berubah, isinya juga harus berubah. Kalau kata seseorang, "part of thr journey is the end." Jadi ya nikmatin aja film Endgame ini semaksimal mungkin. Ga perlu gengsi atau malu, kalo keren ya tepuk tangan. Kalau sedih ya, nangis aja. Ke depannya jadi asyik buat bahan cerita. Thank you, Marvel!







USA | 2019 | Action / Superheroes | 181 mins | Scope Aspect Ratio 2.39 : 1 / IMAX Aspect Ratio 1.90 : 1

- sobekan tiket bioskop tanggal 23 April 2019 -

Rating Sobekan Tiket Bioskop:

----------------------------------------------------------
review film avengers endgame
review avengers endgame
avengers endgame movie review
avengers endgame film review
resensi film avengers endgame
resensi avengers endgame
ulasan avengers endgame
ulasan film avengers endgame
sinopsis film avengers endgame
sinopsis avengers endgame
cerita avengers endgame
jalan cerita avengers endgame

Komentar

  1. Jadi gak sabar pingin segera nonton. Dapet tiket nonton besok huhuhuhu.. Jum'at cepatlah berlalu~

    BalasHapus
  2. Kalau nurut gue film ini lebih ke pendekatan hati ketimbang manjain mata telinga lauaknya film2 super hero lainya.

    BalasHapus

Posting Komentar