Partikelir - Review
"Komedi aksi dengan kisah yang menyegarkan yang menjadi perintis di Indonesia dengan tema buddy-cop"
Adrian dan Jaka adalah sahabat semasa SMA yang sama-sama terobsesi menjadi detektif. Ketika sudah bekerja mereka berpisah ke jalan masing-masing; Jaka merintis karir pengacara di sebuah lembaga hukum, sementara Adrian mengejar mimpinya menjadi detektif partikelir, istilah dari detektif swasta. Satu kasus yang melibatkan pembunuhan membuat Adrian terpaksa meminta bantuan Jaka, yang kini lebih memilih berada di zona nyaman. Dua sahabat dengan kepribadian yang jauh berbeda ini pun harus saling bekerja sama demi memecahkan kasus pelik tersebut.
Partikelir menandai film pertama bagi Pandji Pragiwaksono sebagai sutradara sekaligus penulis naskah. Di luar isu politis, sebenarnya gue cukup mengagumi berbagai karya Pandji yang memang terbilang cerdas dan mendidik. Mulai dari tulisan blognya (sekali lagi, di luar isu politis), konten stand up comedy, hingga karya lagunya. Konten cerdas dan mendidik jelas masuk ekspektasi dalam karya film pertamanya, dan ekspektasi itu memang terjawab. Sayangnya beberapa kekurangan masih tampak, yang (mungkin) bisa dimaklumi mengingat ini adalah kali pertama.
Hal positifnya adalah ini merupakan film buddy-cop pertama di Indonesia, yang notabene menjadi ide cerita yang segar dan menarik. Film-film seperti 21 Jump Street (2012) dan Bad Boys (1995) menjadi referensi yang signifikan, sampai beberapa shot ikonik turut digunakan dalam Partikelir. Bungkusan aksi-komedi membuat kisah detektif ini menjadi jauh lebih ringan, dan tidak mendistraksi film menjadi seakan komedi hanya sebagai tempelan belaka.
Namun di bawah naungan rumah produksi Starvision, sepertinya Pandji harus mengalah pada kebiasaan rumah produksi ini untuk menyuguhkan deretan cameo yang tidak ada habisnya - cameo yang langganan juga tampil dalam film-film di rumah produksi yang sama. Seakan-akan ini adalah formula yang menjanjikan sebuah film akan laris ditonton berbagai kalangan penonton yang mengidolakan satu-dua dari cameo yang ditampilkan. Padahal kan tidak menjadi jaminan, ditambah lagi formula cameo ini sudah saking seringnya digunakan malah sudah menjadi getir.
Indonesia | 2018 | Action / Comedy | 90 mins | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1
- sobekan tiket bioskop tanggal 28 Maret 2018 -
----------------------------------------------------------
Adrian dan Jaka adalah sahabat semasa SMA yang sama-sama terobsesi menjadi detektif. Ketika sudah bekerja mereka berpisah ke jalan masing-masing; Jaka merintis karir pengacara di sebuah lembaga hukum, sementara Adrian mengejar mimpinya menjadi detektif partikelir, istilah dari detektif swasta. Satu kasus yang melibatkan pembunuhan membuat Adrian terpaksa meminta bantuan Jaka, yang kini lebih memilih berada di zona nyaman. Dua sahabat dengan kepribadian yang jauh berbeda ini pun harus saling bekerja sama demi memecahkan kasus pelik tersebut.
Partikelir menandai film pertama bagi Pandji Pragiwaksono sebagai sutradara sekaligus penulis naskah. Di luar isu politis, sebenarnya gue cukup mengagumi berbagai karya Pandji yang memang terbilang cerdas dan mendidik. Mulai dari tulisan blognya (sekali lagi, di luar isu politis), konten stand up comedy, hingga karya lagunya. Konten cerdas dan mendidik jelas masuk ekspektasi dalam karya film pertamanya, dan ekspektasi itu memang terjawab. Sayangnya beberapa kekurangan masih tampak, yang (mungkin) bisa dimaklumi mengingat ini adalah kali pertama.
Hal positifnya adalah ini merupakan film buddy-cop pertama di Indonesia, yang notabene menjadi ide cerita yang segar dan menarik. Film-film seperti 21 Jump Street (2012) dan Bad Boys (1995) menjadi referensi yang signifikan, sampai beberapa shot ikonik turut digunakan dalam Partikelir. Bungkusan aksi-komedi membuat kisah detektif ini menjadi jauh lebih ringan, dan tidak mendistraksi film menjadi seakan komedi hanya sebagai tempelan belaka.
Namun di bawah naungan rumah produksi Starvision, sepertinya Pandji harus mengalah pada kebiasaan rumah produksi ini untuk menyuguhkan deretan cameo yang tidak ada habisnya - cameo yang langganan juga tampil dalam film-film di rumah produksi yang sama. Seakan-akan ini adalah formula yang menjanjikan sebuah film akan laris ditonton berbagai kalangan penonton yang mengidolakan satu-dua dari cameo yang ditampilkan. Padahal kan tidak menjadi jaminan, ditambah lagi formula cameo ini sudah saking seringnya digunakan malah sudah menjadi getir.
Indonesia | 2018 | Action / Comedy | 90 mins | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1
Rating Sobekan Tiket Bioskop:
- sobekan tiket bioskop tanggal 28 Maret 2018 -
----------------------------------------------------------
- review film partikelir pandji pragiwaksono
- review partikelir pandji pragiwaksono
- partikelir pandji pragiwaksono movie review
- partikelir pandji pragiwaksono film review
- resensi film partikelir pandji pragiwaksono
- resensi partikelir pandji pragiwaksono
- ulasan partikelir pandji pragiwaksono
- ulasan film partikelir pandji pragiwaksono
- sinopsis film partikelir pandji pragiwaksono
- sinopsis partikelir pandji pragiwaksono
- cerita partikelir pandji pragiwaksono
- jalan cerita partikelir pandji pragiwaksono
Komentar
Posting Komentar